Menceritakan kisah seorang pemuda yang mempunyai rasa trauma di masa kecilnya. Dan rasa trauma itu disebabkan oleh keluarganya sendiri yang sangat membenci kehadiran dirinya. Saga, di usir dari rumah karena telah dituduh menyakiti adik lain ibu dari ayahnya, Saga juga sering di hina dan di caci maki oleh ayah serta kakak kandungnya sendiri. Sampai akhirnya Saga keluar dari rumah yang seperti neraka dan hidup di dunia luar. Banyak kejadian menyakitkan yang Saga alami, tapi semua itu telah menjadi pecut untuk dirinya agar bisa menjadi lebih kuat dan juga tahan banting. Sampai akhirnya Saga bergabung dengan kelompok Gengster, dan bertarung melawan banyak Gengster yang menjadi musuhnya? Dan beberapa tahun kemudian, Saga bertemu dengan adik tirinya itu, yang ternyata merupakan musuh bebuyutan dari kelompok mafia miliknya. Di saat itulah pembalasan dendam akan dia mulai. Sagara berjanji akan menghabisi seluruh orang yang telah membuat hidup nya menjadi menderita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ilham risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Yang Mendebarkan
Pak Budi yang sudah berjanji akan membantu Saga langsung mengantarkan Saga dan juga Joe untuk masuk ke dalam rumah tuan Abimanyu dengan cara menyamar sebagai tukang servis AC.
Kebetulan beberapa hari yang lalu, ibu Marisa memang pernah menghubungi pak Budi agar memanggil tukang servis AC, untuk menservis AC di ruangan keluarganya yang sudah mati. Dan di saat pak Budi mengingat permintaan tersebut, dia mengambil kesempatan bagus ini untuk membantu Saga masuk ke dalam rumah tuan Abimanyu, guna untuk menyelamatkan tuan Abimanyu serta abangnya Saga yang bernama Bima, dari cengkraman wanita ular itu.
Dan sebelum masuk ke dalam rumah Tuan Abimanyu, para anak buah Ronald terlebih dahulu memeriksa kedua tukang servis yang berdiri di hadapan mereka. Saga dan Joe yang berpenampilan persis seperti tukang Servis langsung mengangkat kedua tangannya di hadapan para penjaga itu.
"Bagaimana?" tanya salah satu penjaga kepada rekannya.
"Aman. Mereka tidak membawa senjata tajam ataupun barang yang membahayakan." jawab salah satu dari penjaga tersebut.
"Kalau begitu kalian boleh masuk. Nanti kalian tunggu dulu di ruangan tamu, karena saya akan memanggil nyonya besar di rumah ini."
"Baik bang. Kami akan menuruti perintah dari Abang." jawab Saga menunduk hormat.
Sedangkan pak Budi juga ikut bersama mereka, sambil melangkah masuk ke dalam rumah, kedua mata Saga tiba tiba saja langsung berubah berkaca kaca.
Dahulu rumah itu terlihat sangat nyaman untuk dia dan juga abangnya Bima, tapi semenjak wanita ular tersebut mulai menguasai rumah, mereka berdua selalu mendapatkan ketidakadilan di rumah tersebut.
"Ibu! Aku janji akan menyelamatkan ayah dan juga kak Bima dari cengkraman jahat wanita ular itu. Dan aku akan membalaskan kematian mu kepada wanita ular dengan cara yang begitu keji." rutuk Saga di dalam hatinya.
Sebenarnya secara diam diam Saga tengah mencari tahu kematian tentang ibunya belasan tahun lalu. Entah mengapa dia sangat yakin kalau Marisa lah yang sudah menghabisi nyawa ibunya itu.
Tapi dengan akal licik yang wanita itu mainkan, dia malah menuduh dirinya yang menjadi penyebab kematian ibunya sendiri. Saga masih ingat betul kebencian yang dilayangkan ayahnya untuk dia. Ayahnya selalu saja menuduh dia sebagai dalang di balik kematian ibunya, tapi mulai saat ini Saga akan membuktikan siapa sebenarnya penjahat yang sebenarnya.
"Aku tidak akan pernah melepaskan kau Marisa!" gumam Saga yang menampilkan wajah penuh dendam.
Dan tak lama kemudian, mereka bertiga sudah tiba di ruangan tamu rumah tuan Abimanyu. Saga yang baru saja masuk ke dalam rumah langsung duduk di sofa yang ada di sana.
Lalu dia mengedarkan pandangannya ke setiap ruangan, terlihat ada beberapa dekorasi yang mulai berubah, terutama foto ayah dan juga abangnya yang sudah tidak ada di dinding lagi.
"Sepertinya dia sengaja mau membuang ayahku dan juga kakakku dari rumah ini. Dasar wanita licik." rutuk Saga kembali sambil meremat kedua tangannya.
Lalu Saga mengeluarkan sebuah benda kecil yang dia berikan kepada Joe. Benda itu sengaja dia selipkan di dalam kaos kaki yang dia kenakan, sehingga tidak bisa terlacak oleh penjaga yang menjaga didepan gerbang.
"Rekatkan di bawah meja ini."
"Baik bos."
Pak Budi yang melihat gerakan Joe hanya diam tanpa mau bertanya kepada pria tersebut. Dia tahu kalau Saga pasti akan melakukan sesuatu untuk membongkar kejahatan yang dilakukan oleh Marisa dan putranya Vero.
Sedangkan di dalam kamar milik Vero, ketegangan masih terjadi di dalam sana. Marisa maupun Ronald menatap terkejut ke wajah putra mereka setelah Vero mengucapkan nama seseorang yang selama ini di cari oleh mereka berdua.
Lalu Marisa duduk di samping Vero, sambil mengelus wajah pemuda itu yang terlihat lebam dan penuh luka yang lumayan parah.
"Vero! Apa kau tidak salah melihat? Tidak mungkin kalau orang yang memukulmu adalah Saga?" tanya Marisa dengan nada penasaran.
"Tidak ma. Aku memang tidak salah mengira ma. Aku sangat yakin kalau pria itu adalah Saga. Aku sangat ingat dengan tatapan matanya ma. Tatapan mata Saga terlihat begitu tajam dan penuh dendam. Sejak dulu dia selalu menatapku seperti itu ma." jawab Vero menjelaskan kepada mamanya.
Marisa dan Ronald yang mendengar hal itu langsung memasang wajah panik. Sebenarnya di mana pria itu berada? Kenapa dia bisa bergerak tanpa tercium oleh mereka berdua.
"Sial! Sepertinya aku harus lebih gencar lagi untuk menemukan pemuda sialan tersebut. Diam diam dia sudah berani bermain main denganku." omel Ronald sambil meninju dinding yang ada di hadapannya.
Hingga tak lama kemudian, mereka bertiga dikejutkan dengan suara ketukan pintu yang berasal dari luar kamar. Lalu dengan cepat Marisa pun langsung membuka pintu tersebut untuk melihat siapa yang sudah mengganggu mereka bertiga.
Tok.... Tok....
"Sebentar."
Cklekkk....
Saat pintu kamar terbuka, Marisa langsung menatap seorang pria yang berdiri di hadapannya, lalu dia pun langsung bertanya kepada pria tersebut.
"Ada apa? Kenapa kau mencariku?"
"Maaf nyonya. Tapi di ruang tamu ada dua orang Tukang service AC yang mau memperbaiki AC di rumah ini. Mereka berdua di bawa oleh satpam di komplek ini nyonya." jawab pria itu menjelaskan kepada Marisa.
"Oh iya, kenapa aku bisa lupa. Sayang! Tolong jaga Vero, aku akan menemui tukang servis AC sebentar." ucap Marisa kepada kekasihnya Ronald.
Ronald yang merasa curiga terhadap dua orang tukang servis tersebut langsung mengikuti langkah kaki Marisa. Entah mengapa dia tidak bisa percaya kepada siapapun setelah putranya diserang habis habisan oleh pria misterius yang dicurigai adalah Saga.
"Sayang, aku ikut denganmu."
"Tapi bagaimana dengan Vero?"
"Biarkan saja dia beristirahat. Aku ingin memastikan kalau kedua tukang servis itu bukan orang suruhan dari musuh kita." jawab Ronald membuat Marisa mengangguk mengerti.
Lalu mereka bertiga mulai berjalan menuruni anak tangga. Sedangkan di ruangan tamu, Joe baru saja selesai melakukan perintah yang diberikan oleh Saga.
Saga tahu betul di mana saja letak CCTV yang ada di dalam ruangan itu, sehingga Saga menyuruh Pak Budi untuk menutupi apa yang tengah Joe lakukan di bawah meja.
Dan setelah semuanya selesai, Saga dan Joe kembali duduk dengan begitu rapi, dia tahu kalau sebentar lagi orang yang dia tunggu pasti akan segera tiba. Dan tak lama kemudian, apa yang Saga tunggu sudah muncul juga.
Seorang wanita yang dia benci tengah berjalan mendekat ke arah dirinya, di temani oleh pria bertubuh tegap dan kekar yang terlihat begitu sangat menyeramkan.
Kedua mata Saga membulat sempurna saat melihat sosok dari pria tersebut, apa jangan jangan pria itu merupakan selingkuhan Marisa?"
"Dia? Siapa pria paruh baya ini?" tanya Saga di dalam hatinya.
Sedangkan Ronald yang menatap kedua tukang servis di depannya menjadi semakin penasaran. Lalu dia segera melangkahkan kakinya mendekati mereka berdua hingga membuat Saga dan Joe menjadi sedikit tegang.
"Kalian!"
Deghhh....
Jantung Saga dan Joe berdebar begitu kencang, sama seperti pak Budi yang mengeluarkan keringat dingin di balik seragam satpam yang dia kenakan.
"Apa mereka sudah ketahuan"?