NovelToon NovelToon
Luka Yang Di Rayakan

Luka Yang Di Rayakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Action / Romantis / Crazy Rich/Konglomerat / Fantasi
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"Jangan lagi kau mencintaiku,cinta mu tidak pantas untuk hatiku yang rusak"

Devan,mengatakannya kepada istrinya Nadira... tepat di hari anniversary mereka yang ke tiga

bagaimana reaksi Nadira? dan alasan apa yang membuat Devan berkata seperti itu?

simak cerita lengkapnya,di sini. Sebuah novel yang menceritakan sepasang suami istri yang tadinya hangat menjadi dingin hingga tak tersentuh
Jangan lupa subscribe dan like kalo kamu suka alur ceritanya🤍
Salam hangat dari penulis💕
ig:FahZa
tikt*k:Catatan FahZa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Protected

Henry memperlambat langkah mereka, seolah hanya menyesuaikan jalan Nadira yang sedang hamil. Padahal, matanya tak pernah lepas dari bayangan gelap itu.Sosok yang terus bersembunyi di balik pilar.

Nadira merasakan perubahan kecil pada genggaman Henry.“Kenapa?” bisiknya.

“Stay close,” jawab Henry lirih, suaranya begitu tenang sampai-sampai sulit ditebak bahwa ia sedang bersiap menghadapi bahaya.

Pria bertopi itu bergeser sedikit, tubuhnya condong ke depan.Kakinya melangkah pelan, tapi arah pandangnya jelas tertuju pada Nadira.

Henry menarik Nadira ke sisi satunya,menempatkan tubuhnya sebagai tameng di depan Nadira.Wajahnya tak lagi ramah,rahangnya mengeras, mata gelapnya menjadi setajam bilah logam.

Pria itu terhenti ketika jaraknya tinggal beberapa meter.Hening terasa menekan. Hanya suara mesin mobil jauh di belakang yang terdengar.

“Henry…” Nadira memanggil pelan, napasnya mulai memendek karena gugup.

“Tidak apa-apa. I’ve got you,” ucap Henry, masih dengan nada rendah tapi penuh keyakinan.

Pria bertopi itu merogoh sesuatu dari balik jaketnya.

Henry segera bergerak setengah langkah maju, tubuhnya membentuk barikade penuh di depan Nadira. Tangannya yang bebas secara refleks meraih ponselnya,siaga menghubungi bantuan.

Belum sempat Henry menekan tombol power pada ponselnya, para pria berjas hitam mendekat dari empat penjuru, langkah mereka rapi dan senyap, membentuk lingkaran perlindungan yang solid di sekitar Henry dan Nadira. Gerakan mereka cepat tapi terukur, seolah formasi itu sudah mereka latih ratusan kali.

Lampu-lampu parkiran memantul di permukaan mobil hitam mewah yang berhenti persis di depan mereka. Pintu depan terbuka.

Luca turun. Jas hitamnya jatuh sempurna mengikuti garis tubuh, wajahnya serius melangkah mendekat.

Lalu membuka pintu belakang mobil.

“Tuan Henry, Nona Nadira… silakan.” ucapnya tegas, matanya cepat menilai sekeliling, memastikan setiap sudut aman.

Henry tidak langsung masuk. Ia menatap sekilas ke arah pria bertopi gelap yang tadi bersembunyi di antara pilar.Pria itu sudah tidak ada.

Henry mempererat genggaman tangan Nadira.

“Masuk dulu,” bisiknya, mengandung proteksi penuh.

Nadira mengikuti, meski jantungnya berdebar tidak karuan, langkahnya sedikit gemetar. Begitu ia duduk, Henry menutup pintu dengan tenang, lalu beralih ke Luca.

“Pastikan dia tidak bisa kabur dari lantai ini. Temukan dia. Diamkan,korek semua informasi darinya!.” Nada Henry rendah, tapi tajam seperti kaca.

Luca mengangguk sekali, memberi aba-aba cepat dengan tangan pada pasukannya.Beberapa pria langsung bergerak menyisir area parkir.

Henry memutar pegangan pintu, masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Nadira.Pintu tertutup, suara di luar meredam, menyisakan ruang yang penuh ketegangan.

Nadira menoleh, suaranya pelan, “Henry… siapa mereka tadi?”

Henry menarik napas dalam, “Seseorang yang tidak seharusnya berada di dekatmu.”

“Tenang, Dira,” bisik Henry sambil menyentuh punggung tangannya, “aku tidak akan biarkan apa pun menyentuhmu.”

Kalimat itu menenangkan untuk Nadira,sebuah nafas panjang penuh kelegaan muncul di dirinya.Ia beranikan menatap sekeliling,seiring jalannya mobil yang mereka tumpangi.

***

Apartemen mewah milik Henry menyisakan atmosfer yang tenang dan aman.Berada di dalamnya,Nadira merasa seperti berada di suatu tempat yang benar-benar mampu melindunginya dari apapun.

"Aku akan buat teh hangat,kau duduklah dulu beristirahat". Henry sambil meletakkan kantong-kantong belanja dari supermarket tadi di meja makan.

"Tidak,aku tidak terlalu lelah.Aku akan menaruh barang-barang tadi ke kamarku".

"Hem...baiklah,tapi setelah itu kau harus beristirahat"

"Iya,setelah itu aku akan duduk di balkon.Kita minum teh di sana."

Henry tersenyum tipis,lalu berlalu menuju dapur.

***

Henry sudah di balkon dengan cangkir Mug berisi teh hangat di tangannya. Di atas meja dua buah irisan roti gandum dan croissant tersaji di piring kecil.

Matanya menatap jauh ke arah city view di depannya.

'Kota ini menyimpan penuh ambisi,dan Alfonso adalah salah satunya,tidak ku sangka sudah sejauh ini aku masuk ke dalam kehidupan Nadira. Wanita yang sampai saat ini selalu memenuhi rongga jiwaku.' Gumamnya dalam hati,sambil sesekali menyeruput teh hangat di tangannya.

"Kau menunggu ku lama?"

"Waktu tidak pernah lama,jika menunggumu".

"Sepertinya,kau menikmati waktu menunggumu ya?"

"Tentu saja,apa kau lupa aku sedang menunggu nilai A+ dari mu".

Nadira tertawa kecil,"Kau serius ternyata,aku kira..."

"Tidak ada yang tidak serius,apapun yang aku kerjakan.Terlebih lagi jika bersinggungan denganmu".

"Aku tidak tahu,apa kau sedang memujiku atau sedang pamer kemampuanmu padaku."

"Dua-duanya,agar terasa lengkap."

Nadira tersenyum mendengar itu,gerakannya hati-hati duduk di sofa panjang berwarna putih tulang itu. Tangannya pelan meraih cangkir Mug yang sudah di sediakan Henry,lalu menghirupnya seolah mencari ketenangan di sana.

"Oh iya,kau bilang...kau sedang mengerjakan proyek dari Albert Samuel?"

"Iya,karna dia menangani kasusmu aku berencana untuk menemuinya".

"Boleh aku ikut?"

"Apa kau tidak sebaiknya istirahat dulu? Aku takut kau kelelahan".

"Rasanya bayiku ini mengerti situasi Momy nya.Aku sama sekali tidak merasa lelah".

"Hem,baiklah.Aku akan mengajakmu bersamaku".

Dering ponsel milik Henry terdengar.Ia langsung menerima telpon itu.Terdengar suara Luca terhubung.

"Iya Luca?"

"Tetap awasi dia,aku sebentar lagi ke sana."

Sebentar saja telepon itu terputus.

Nadira menatap Henry dengan tanda tanya,"Ada apa?"

*

*

*

~Siapa yang di maksud Henry untuk di awasi?

~Makin penasaran? ikutin terus ya!

~Jangan lupa like,koment,dan Subscribe

~Salam hangat dari Penulis🤍

1
miu@
ngga bisa brenti baca
miu@
sepertinya akan ada cinta segitiga
miu@
aduh kasian Dira
miu@
Devan emang suami top
miu@
Bagus banget sumpah,alur ceritanya bikin ketagihan baca. Semangat ya thor
miu@
ken perhatian banget sama bosnya
miu@
orangtua nggak ada yang ngertiin anaknya
miu@
semangat sembuh
miu@
cowo sejati
miu@
jangan sedih terus
miu@
Dira kesenangan
miu@
sekretaris ken tolong cariin dokter buat Devan
miu@
sakitnya bikin emosi nggak stabil
miu@
Devan ngomong aja sih sama istrinya
Cicih Sophiana
asal jgn sampe melepuh pasti gapapa Ra...
Cicih Sophiana
kasih Devan kesembuhan thor... cinta mereka luar biasa
Cicih Sophiana
semoga ya thor...
Cicih Sophiana
teruslah kuat Devan... semoga ada keajaiban yg bisa menyembuhkan penyakit mu...
Cicih Sophiana
semangat dong Devan... bahagiakan dirimu dan istri mu selagi kamu sempat... terus terapi dan jujur sama istri itu lebih baik...
Cicih Sophiana
kanker otak kah...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!