NovelToon NovelToon
SIMPANAN KAPTEN

SIMPANAN KAPTEN

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara / Pernikahan rahasia / Poligami / Teen Angst / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Penapianoh

Azura Claire Morea, seorang dokter muda yang terpaksa membuat suatu kesepakatan bersama seseorang yang masih berstatus pria beristri.

Ya, dia Regan Adiaksa Putro, seorang kapten TNI AD. demi kesembuhan dan pengobatan sang ibu Azura terpaksa menerima tawaran sang kapten sebagai istri simpanan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Penapianoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SIMPANAN KAPTEN 31

Ayah tiri azura yang tersentak kaget dengan kehadiran seseorang yang tidak pernah Ia bayangkan akan berada disana, berusaha tenang dan tidak terlihat panik di depan wanita yang sudah dikhianatinya itu.

Sedangkan sang istri barunya, kelimpungan mencari selimut atau apapun yang bisa Ia gunakan untuk menutupi tubuhnya, sebab di atas ranjang itu cuma ada mereka berdua.

Baju berserakan di lantai, selimut terletak di bawah ranjang, menunjukkan betapa mereka lupa diri karena kenikmatan yang pada akhirnya belum tercapai, karena kehadiran Marni.

Ayah tiri azura berusaha meraih pakaiannya, dan memakainya perlahan. sedangkan wanitanya, hanya membungkus dirinya dengan selimut, tanpa bisa melakukan apa-apa lagi. Ia takut, saat berusaha mengenakan pakaian, justru ada yang datang ke sana, dan dirinya semakin malu.

Marni yang ditegur suaminya tadi, hanya berdiri terdiam, tanpa ingin melakukan apa-apa. Dia hanya memperhatikan dua pasangan suami istri yang kelimpungan seperti pasangan mesum yang terkena grebek satu kampung.

"Kita bicara diluar!" ujar suaminya sembari ingin menyentuh tangan Marni untuk di bawa keluar.

Marni segera menghindar, dan memasang wajah jijik dengan sentuhan pria itu.

"Bersihkan dulu dirimu, Mas! Najis, jangan sentuh aku!" ujar Marni, sembari bergerak menjauh dari suaminya.

Suaminya yang geram dengan perkataan istri pertamanya itu, telah bersiap untuk mengeluarkan kata-katanya, namun kalah cepat dari Marni.

"Aku tunggu kalian di luar. ingat bersihkan tubuh kalian, saya tidak tahan dengan bau pelakor dan bau pria pengkhianat, tidak tahu bertanggung jawab."

"Dan asal kau tahu nyonya, kau sedang di genjot di atas ranjang saya, dan rumah yang saya beli dengan uang saya. Jadi jika kau tahu diri, seharusnya kau paham apa yang saya katakan ini."

Marni segera keluar dari kamar itu, dan membanting pintu kamarnya. Hellen yang mendengar Marni berbicara tadi, gegas mengintip ke dalam kamar itu, dan tercengang dengan apa yang Ia lihat.

Ia segera menelpon azura dan mengatakan semuanya. Kini azura yang sedang bekerja, berusaha keras untuk mendapatkan ijin, agar dirinya bisa keluar dari lingkungan tempat kerjanya.

Sebab di sana, siapapun yang masuk atau keluar, harus melapor dan harus jelas alasannya.

Azura meminta, Hellen membawa ibunya pergi dari sana. azura tahu, guncangan besar ini, akan membuat ibunya drop.

Namun, setelah Hellen menawarkan apa yang dikatakan oleh azura. Marni mengaku baik-baik saja, dan akan pergi setelah berbicara dengan suaminya itu. Jadi, menyuruh Hellen mengatakan pada azura kalau, jangan khawatirkan dirinya, dan fokus saja bekerja.

Setelah beberapa menit yang terasa hampir setahun, akhirnya suami istri itu keluar dari kamar. Sang istri memasang wajah percaya diri, sedangkan suaminya terus menatap Marni dengan begitu banyak pertanyaan, bercokol di benaknya.

Apakah istrinya sudah sembuh?

Dan lagi, istrinya yang cantik, kini telah kembali seperti dulu, hanya wajahnya yang sedikit pucat dan rambut yang lebih tipis, akibat kemoterapi yang Ia jalani. Namun selebihnya, Marni adalah istri yang baik dan cantik.

Kekurangannya, hanya karena dirinya menderita sakit yang sudah sangat parah.

Suaminya itu, terus saja memperhatikan Marni tanpa sepatah katapun. Ia tidak memungkiri, ada rasa rindu dihatinya, untuk wanita yang sudah menemani hidupnya selama belasan tahun itu.

"Jadi apa tujuanmu datang kesini?" tanya sang istri baru.

Marni tersenyum sinis.

"Pertanyaannya adalah, apa yang kau lakukan didalam rumahku?"

"Mengapa, kau tidak meminta suamimu ini, memberikan rumah yang lebih layak untuk wanita cantik sepertimu tinggali?"

"Dan mengapa kalian masih berada didalam rumahku? Apa selain selengki, di otak kalian itu udah gak ada isinya? Sampai-sampai hal mendasar seperti itu saja kalian tidak tahu."

"Marni, jaga mulutmu!"

"Kenapa Mas? Apa kau sakit hati mendengar perkataanku?" ujar Marni sembari menatap wajah suaminya itu lekat-lekat.

"Kalau kau sakit hati, lalu gimana dengan perasaan wanita yang kau tinggalkan begitu saja dan memilih untuk menikah lagi, tanpa ijin darinya?"

"Marni, sebenarnya aku sudah lama ingin mengatakan ini, tapi aku kasihan padamu yang sedang berjuang melawan penyakit yang kau derita."

"Jadi, apa yang ingin kau katakan Mas?"

"Jadi sejak lama, aku ingin menalakmu Marni. Tapi karena sekarang kau terlihat lebih baik, aku akan melakukannya sekarang."

Deghh...

Bak kesambar gledek disiang hari. Tubuh Marni, seperti lemas sebadan-badan. Alih-alih meminta maaf, suaminya bahkan dengan terang-terangan mengungkapkan perasaan cintanya pada wanita itu, dengan menalak Marni saat itu juga.

Marni tersenyum sedih.

"Sayang sekali, Mas! Aku pikir aku sangat mencintaimu. Namun, sekarang aku sadar, aku menyesal telah membuang waktuku yang berharga, karena bujuk rayumu."

"Baiklah, tidak ada yang akan kita bicarakan lagi. Semua sudah berakhir. Nikmati hidup kalian. Buat hidup kalian berguna bagi orang lain. Jangan cuma tahu, memanfaatkan orang lain."

Marni segera berdiri dan hendak melangkah keluar dari rumah yang penuh dengan kenangan itu.

"Mas, rumah ini atas namaku. Aku tidak memberikannya padamu. Jadi kau bisa mencari hunian yang baru, untuk keluarga barumu. Aku titip nazirah! Didik dia dengan benar, agar kelak hari tuamu, tidak menderita."

Marni berbalik menatap wajah sendu suaminya, dan berlalu dari sana. Suaminya kini, tidak memahami perasaannya. Ia merasa begitu sedih melihat Marni melangkah menjauhi rumahnya. Ia terus menatap mantan istrinya itu.

"Kenapa Mas, udah nyesel yah?"

"Ehh, nggak lah, kan ada kamu!" Suaminya berusaha mengalihkan pikiran istri barunya itu.

Marni yang berusaha tegar, akhirnya meneteskan airmata juga. Wanita mana, yang tidak sakit hati, saat suaminya menikah diam-diam, dan setelah ketahuan, alih-alih meminta maaf, dirinya malah di talak didepan istri baru sang suami.

Dadanya terasa sesak, kepalanya berputar-putar dengan seluruh perlakuan buruk suaminya untuk azura selama bertahun-tahun. Ia merasa bersalah pada putrinya itu. Sakit yang Ia rasakan saat ini, tak sebanding dengan apa yang putrinya itu rasakan.

Putri baiknya itu, berhasil menjadi dokter, dengan bermodalkan otak cerdasnya. Jika tidak demikian, azura mesti hanya menjadi anak kampung yang tidak bersekolah. Karena ayah tirinya yang tidak ingin membiayai sekolahnya.

Padahal, rumah yang mereka tinggali, adalah rumah yang di beli dengan uang hasil penjualan rumah peninggalan ayah kandung azura.

Namun, demikian semuanya berjalan, tak sesuai harapan. Namun, azura tak pernah mengeluh, sehingga Marni pun cenderung mengabaikan. Kini semuanya jelas, dan Marni merasa, dirinya telah begitu jahat pada putrinya itu.

Dan tidak sampai di situ, kini putrinya itu, harus bekerja membanting tulang untuk membiayai pengobatannya, Marni merasa dirinya benar-benar sudah keterlaluan.

Setelah tiba di rumah, Marni gegas masuk ke dalam kamar. Hellen yang melihat reaksi Marni yang terus saja diam di sepanjang perjalanan, menjadi sayang.

Ia segera menelpon azura untuk mengabarkan hal ini. azura meminta tolong Hellen, untuk berusaha mengajak ngobrol ibunya, sambil menunggu kedatangannya.

"Bu... Ibu!" Panggil Hellen sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Marni.

"Masuk Len!" gadis itu segera melangkah masuk dan duduk di tepi ranjang. Marni terlihat sedang menulis sesuatu diatas meja kecil, yang terletak di sudut ruangan kamar itu, dekat dengan jendela.

"Ibu mau makan apa? Biar Hellen masakin," ujar gadis itu berusaha memancing Marni untuk mengobrol.

"Oh, kamu tolong kukus terong dan buatkan sambel yah, ibu suka sambel buatan kamu," ujar Marni sembari tetap fokus pada apa yang sedang Ia tulis.

Dan alasannya menyuruh Hellen memasak sayur terong untuknya, semata-mata, agar gadis itu tidak terus mengajaknya mengobrol.

"Ya udah, aku masak yah, pokoknya ibu gak boleh tidur sebelum makan masakan aku," ujar gadis itu dan segera melipir ke dapur meninggalkan Marni yang masih terus fokus dengan tulisannya.

Marni tersenyum geli dengan tingkah gadis itu.

"Hadehh, tidak kakaknya, tidak adeknya, sama-sama kang maksa." gumamnya.

"Tapi, Allah itu maha baik, Allah memberikan azura, adik yang menyayanginya seperti adik kandung, pada kakak kandungnya. Allah menggantikan nazirah yang jahat dengan seorang yang baik hati dan penyayang seperti Hellen. Terimakasih Ya Allah,"

Ia kemudian melanjutkan apa yang ia kerjakan. Tiga puluh menit sudah berlalu. Helen telah selesai dengan masakannya, dan Marni pun telah selesai dari aktivitasnya.

Saat Hellen ingin mengetuk pintu kamar Marni, Marni telah lebih dulu membukanya.

"Ehh buset, untung ajah. Kalau gak, pala ibu kena getokan Mbak Papua," canda Marni, membuat Hellen tertawa terbahak-bahak.

Mereka akhirnya duduk bersama di meja makan. Hellen hanya berada di sana, untuk menemani Marni mengobrol, sambil wanita itu menghabiskan makanannya.

"Ehh, siapa nama kakakmu itu?"

"Kakak siapa, Bu?"

"Itu... pacarnya Kakak dokter'mu itu?"

"Ohh, kakak regan, Bu! Ada apa dengan dia?"

"Siapa lagi tadi namanya?" Tanya Marni, sembari mengeluarkan pena dari sakunya.

"Kakak regan, Bu!" jawab Hellen pelan namun dengan suara yang sedikit keras, agar Marni bisa mendengarnya dengan jelas.

Marni terlihat segera menuliskan nama itu di sebuah amplop berwarna putih bersih. Hellen sedikit bingung. Namun detik kemudian, kebingungannya terjawab sudah.

"Hellen, Ibu pengen minta tolong sama kamu nak!Tolong berikan surat ini pada kakakmu itu, saat kau berjumpa dengannya. Tapi... Jangan kasih tahu Kak azura yah!?" Hellen segera menerima amplop itu sambil mengangguk bingung.

"Jadi diam-diam saja dari kakak dokter, begitu?" dalam kebingungan, Hellen berbicara dengan dialek Papua, yang membuat Marni terkekeh geli.

"Iyah, diingat yah!" balas Marni.

"Ehh tapi, dua temanmu itu ada di Mana? Si Vera dan si Reni."

"Tadi dari sekolah ada kegiatan outing class, jadi... Si Vera lagi ikut kegiatan itu, kalau si Reni, ibu udah tahulah, jam segini dia lagi belajar, karena sekolah siang."

"Ehh iya juga kok ibu lupa yah!" ujar Marni menepuk jidatnya.

"Salam yah untuk mereka, ibu sayang banget sama kalian. Tolong jangan tinggalin Kak azura yah!? Dia adalah kakak yang bertanggung jawab. Dia gak akan ninggalin kalian. Bila perlu, kenalin dia ke keluarga kalian, biar dia bisa lebih dekat dan merasa memiliki keluarga."

Hellen agak tercengang dengan kata-kata Marni ini, namun Ia berusaha berfikir positif.

"Dia punya Ibu, dia punya kami, dia punya kakak regan, dia tidak akan kesepian. Ibu jangan ngomong kek gitu, aku sedih," ujar Hellen dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Cup cup cup... Anak ibu sayang, sini ibu peluk!" Marni segera merentangkan tangannya meminta pelukan. Hellen segera bangkit dari duduknya dan menghampiri wanita itu.

Mereka segera berpelukan dengan sangat erat. Entah mengapa, hati Hellen terasa sakit menerima pelukan itu, hingga dia tidak ingin melepaskannya.

"Ibu... Hellen sayang sama Ibu. Kalau Mama di Wamena tahu, disini ada ibu yang sayang seperti ini ke Hellen. Mama pasti senang sekali," ujar gadis itu.

Marni segera menenangkan gadis itu, dan akhirnya melepaskan pelukannya.

"Dah, makasih untuk masakannya yah! Ibu udah kenyang banget. Sekarang, Ibu kok jadi ngantuk, Ibu istirahat yahh!?"

Hellen mengangguk dan segera membereskan meja makan. Setelah selesai Ia segera menatap amplop putih itu dengan wajah tersenyum.

"Kakak regan, ko su dapat restu dari ko pu mama'mantu ini, ahaayyy...," Hellen menjadi gemas sendiri. Ia segera menyimpan amplop itu di tempat yang aman.

Dua jam berlalu, kini azura baru saja tiba, saat hari sudah mulai petang. Sesampainya di rumah, Hellen tersenyum manis, kala melihat wajah cantik itu muncul dihadapannya.

"Dek, Ibu mana?"

"Tadi habis makan, ibu katanya capek, jadi mau istirahat sebentar," jawab Hellen sembari mengekori azura yang sedang melangkah ke arah kamar.

Setibanya di depan pintu, azura segera menekan gerendel pintu, dan segera masuk ke dalam kamar. Hellen pun mengikutinya untuk memastikan apa yang dia katakan. Dan ternyata benar adanya, Marni sedang terlelap.

Melihat itu, Hellen kembali keluar. Namun tiba-tiba, terdengar suara teriakan pilu azura disertai tangisan dari dalam kamar.

"Ya Allah bu, Ibu, Ibuuuu...!"

1
Intan Nurwulan
Double up donk ka othor
Farid Atallah
uhhh lanjut dong Thor 😅
Siti Maryati
perasaan jd nano"
Siti Maryati
up Doble plisss
Intan Nurwulan
Mau donk ka double up
Sllu nunggu ka othor up
shenina
ternyata saudara tiri.. pantas busuk hatinya
reti
mau banget kak..
bab super mewek..
ayo zura jgn putus asa..
Milla: mau kk
total 2 replies
🩷nining
mau banget.🤭....di tunggu up berikut nya ya
reti
lanjut kak.
ceritanya makin seru
Farid Atallah
lanjut dong Thor 😚
𝐩𝐞𝐧𝐚𝐩𝐢𝐚𝐧𝐨𝐡: udah up ya kak darii tdi. tpi sementara proses review☺
total 1 replies
reti
kak, serius zura uda diperkosa?
reti
ceritanya bagus lho..
knp yang baca sedikit?
setiap baca tiap bab selalu penasaran lanjutannya
terima kasih kak author
💖
reti
semoga tdk diperkosa
🩷nining
kasian banget nasib azura
kalea rizuky
ibunya tolol punya suami. gk guna makanya g usah buk gatel bgt sih mending urus anak kan kayak gini siapa susah anak mu bukan suami barumu
kalea rizuky
tolol regan harusnya di rekam lah buat bukti gugat tentara kok. goblokk
kalea rizuky
jd dokter kok oon heran liat si azzura ne lemah bgt sumpah mudah di injak2 harga diri uda macam pelacur.. trs nambah karena otak nya yg dungu
Deti Rinawati
baguss,,suka banget..d tunggu up ny kk👍🏻👍🏻
Siti Maryati
bacanya nano" rasanya. minta tegas dong Azura dan ibunya
jd satu" masalah beres
kasian juga
Farid Atallah
ceritanya bagus Thor
lanjut dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!