Desi dan Dita, adalah saudara. dan mereka berdua akan menikah di hari yang sama. dan itu semua atas permintaan Dita.
namun, di saat hari pernikahan, pasangan mereka berdua malah diganti oleh kedua orang tuanya dan juga kedua orang tua calon suami Desi.
sehingga Desi harus pasrah menikah dengan calon suami adiknya yang katanya miskin dan yatim piatu.
dia hanya memiliki satu rumah di seberang jalan, rumah mereka. mereka menikah, karena ulah Dita. tapi, Dita malah bermain licik, dan menuduh Desi bersama dengan kedua orang tuanya, kalau dia bukan seorang gadis lagi. Karena itulah, calon suami Desi beserta keluarganya mau mengganti pengantin wanita.
kalau bagaimanakah kehidupan Desi setelah menikah dengan mantan calon suami adiknya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. suami idaman dan pengertian
sore harinya, akhirnya Devan dan Desi pun kembali. di sana Desi tentu saja membawa beberapa buah-buahan hasil kebun yang dipetik. selain ada pohon anggur di sana, ternyata ada juga pohon mangga yang sedang berbuah. dia tentu saja tidak melewatkan hal itu Dan langsung memanennya.
dan setelah mereka sampai rumah, Devan pun langsung memarkirkan mobil di halaman rumah mereka. Setelah itu mereka langsung bergegas turun sambil membawa beberapa kantong yang berisi kotak bekal makanan dan juga beberapa buah-buahan yang mereka bawa dari sana.
dengan cepat, Desi pun langsung berlalu menuju pintu untuk membukakan pintu bagian belakang. agar suaminya bisa mengakses dan tidak perlu putar balik.
tapi tiba-tiba, Ibu Ratna yang merupakan tetangga mereka Langsung datang dengan tergopoh-gopoh ketika menyadari kedatangan keduanya.
"nak Devan.. kalian sudah kembali..?" tanyanya. Devan yang tampak baru menuju pintu itu langsung berhenti dan menoleh ke arah Ibu Ratna yang tampak datang dengan sedikit tergesa-gesa.
"eh iya Bu!!"
"syukurlah kalian telah kembali!! Ibu tadi sudah menunggu kalian sepanjang hari. tadi siang ada yang datang ke rumah kalian. mereka membawa mobil mewah ke sini. tampaknya mereka itu orang kaya.. terus mereka ke sini mau bertemu dengan kamu.!" tutur Ibu Ratna menyampaikan hal itu.
karena Ibu Ratna adalah tetangga yang paling dekat di rumahnya, hubungan mereka juga baik, Ibu Ratna tentu Tidak segan menyampaikan hal ini kepada Devan maupun Desi.
"oh ya..? kira-kira siapa Mereka Bu ?" tanya Devan yang mulai terpancing. Ibu Ratna menggarut Garut kepalanya juga bingung.
"aduh.. untuk pastinya sih ibu belum tahu. tapi dia bilang, ketika memperkenalkan diri tadi. dia menyebut namanya itu Pak jaksa dan juga Ibu Putri. katanya Mereka berdua itu adalah kakek dan nenek kamu."
Dar!!
mendengar itu, Devan dan Desi langsung mengerutkan kening. Desi menoleh ke arah suaminya yang terlihat juga ikutan shok.
"kakek dan nenek..? bukankah Ibu Ratna tahu kalau selama ini saya tidak memiliki kakek dan nenek ? baik itu dari pihak ibu saya maupun dari pihak ayah saya." ucapnya. Ibu Ratna pun mengganggu kan kepalanya.
"itu dia yang bikin ibu bingung nak!! Ibu sudah katakan itu sama mereka. tapi mereka ngotot.. makanya Ibu bilang kalau kamu dan istri kamu sedang berada di ladang dan kemungkinan akan pulang sore. dan karena mungkin mereka pikir dan tidak mungkin menunggu kalian, makanya mereka berpamitan. tapi katanya Mereka akan ke sini lagi kok.." ucap Ibu Ratna.
Devan dan Desi semakin dibuat bingung. ada apa ini ? umur-umur ayahnya tidak pernah bercerita tentang kedua orang tua mereka. begitu pula dengan sang ibu. ibunya hanya meninggalkan satu kalung saja yang diberikan kepada adiknya dan juga dirinya dengan sama persis. sementara ayahnnya tidak memberikan apa-apa kepadanya. Hanya berupa wasiat tanah, dan juga rumah yang menjadi harta warisannya bersama dengan sang adik.
tapi sayang, adiknya lebih sayang orang tuanya sehingga pergi menyusul mereka.
"oh ya sudah kalau begitu Bu.. tunggu mereka datang aja." Desi pun ikut tersenyum.
"ibu tunggu sebentar..!!" tiba-tiba Desi berseru menghentikan langkah kaki Ibu Ratna. Ibu Ratna langsung menoleh. kemudian Desi masuk ke dalam rumah dan mengambil beberapa buah anggur yang mereka bawa dari kebun dan juga beberapa buah mangga.
kemudian dia keluar dan langsung memberikannya kepada Ibu Ratna. karena Ibu Ratna inilah yang memang tetangga paling dekat dengan mereka, ya walaupun tidak dekat-dekat amat. tapi Ibu Ratna sedikit banyaknya selalu memberikan nasehat bijak untuk mereka berdua, dan memang tidak pernah menggunjingkan mereka dimanapun.
"ini ada sedikit buah-buahan dari kebun Bu.. ini untuk ibu ya.." ucap Desi sambil menyerahkan kresek yang berisi buah-buahan itu. mata Ibu Ratna pun langsung berminar-binar.
"wah repot sekali nak!! kalau begitu ibu terima ya.." ujarnya dengan senyum sumringahnya. Desi pun langsung menganggukkan kepalanya.
"kapan kalian panen ?" tanyanya.
"kalau nggak ada halangan, dua hari lagi kami akan panen Bu.." ujar Devan.
"wah mudah-mudahan lancar semuanya ya nak.. lancar juga rezekinya."
"Amin ya robbal alamin!!" ujar mereka berdua mengaminkan kata-kata itu. dan setelah itu Ibu Ratna pun langsung berpamitan kembali ke rumah. begitu pula dengan Devan dan Desi.
karena hari sudah mau menuju magrib, Devan tidak mengizinkan istrinya untuk masak. melainkan untuk makan malam mereka pesan dari luar.
"kamu nggak usah masak sayang.. kita pesan dari luar aja. mending langsung mandi dan bersih-bersih dulu. setelah itu baru Mas yang bersih-bersih.." ujar Devan kepada istrinya. Desi yang mendengar penuturan suaminya itu langsung mengangguk mengerti.
memang suaminya ini laki-laki idaman dan paling pengertian. walaupun dia merasa tubuhnya tidak lelah, karena di ladang memang tidak banyak yang dikerjakan. tapi tetap saja, kalau sudah seperti ini pasti ada rasa malas-malasnya untuk masak dan bekerja di rumah. Untung saja suaminya ini pengertian.
"baiklah kalau begitu Mas.. makasih untuk pengertiannya ya.." ucapnya dengan centil membuat Devan langsung tersenyum.
"tentu saja!! tapi nanti tidak gratis ya.." mendengar itu Desi langsung memasang wajah cemberut yang lucu. pipinya yang sudah sedikit tembem itu membuat Devan menjadi candu.
"dasar nakal.." ucap Desi menggoda suaminya.
"ah Jangan begitu sayang.. nanti kamu tidak bisa mandi dengan teman." mendengar itu Desi langsung membulatkan matanya dengan lucu, setelah itu langsung ngacir meninggalkan suaminya dengan tergesa-gesa. Devan yang melihat kelakuan Sang istri seperti itu langsung terkekeh. dia sudah candu sekali menggoda istrinya seperti itu.
dan sambil menunggu istrinya mandi membersihkan diri, dia langsung beralih ke aplikasi untuk memesan makanan online yang mereka inginkan. di sana dia juga tak lupa memesan makanan berkuah yang sangat diminati oleh istrinya.
setelah itu dia pun duduk sejenak dan memikirkan apa yang dikatakan oleh Ibu Ratna barusan.
"Pak jaksa, Ibu Putri. siapa mereka ? kalau benar apa yang dikatakan oleh Ibu Ratna tentang mereka yang adalah kakek dan nenekku, tapi kenapa ayah dan ibu di masa lalu tak pernah menceritakan keberadaan mereka. bahkan sedikitpun ayah tak pernah menyinggung, begitu pula dengan ibu. setidaknya ayah dan ibu bercerita masalah ini kepadaku. kalau sudah seperti ini, aku jadi bingung sendiri dan tidak tahu harus bereaksi seperti apa." gumamnya dengan penuh kebingungan.
dia bahkan sempat terdiam, namun pikirannya sudah amburadul dan menyebar ke mana-mana.
"hais.. kenapa jadi kepikiran begini sih.. sudahlah. aku tidak perlu memikirkannya.. kalau memang apa yang dikatakan oleh Ibu Ratna itu benar adanya, sepertinya aku harus menanyakan hal ini kepada mereka. kenapa sedikitpun kedua orang tua mereka tak pernah menyinggung keberadaan kedua orang tuanya." gumamnya dengan penuh tekad.
dia yang pikirannya sangat aktif, mulai menduga. mungkin saja kakek dan neneknya ini ada masalah dengan kedua orang tuanya. begitu pula dengan sebaliknya.