Hari ini adalah hari pernikahanku, ya aku akan menikah dengan pemuda yang baru kukenal sebulan lalu. Seorang pemuda tanpa identitas yang kutemui dijalan saat hendak pulang dari desa sebelah setelah mengantar pesanan ayam kepada pelanggan di desa sebelah. Aku menolongnya karena kasihan melihat kondisinya yang berantakan dengan pakaian yang compang camping dan di penuhi luka di tubuhnya. Aku menikahinya karena terpaksa atas permintaan ibu tiriku agar aku tidak menjadi duri dalam pernikahan saudari tiriku Ayana dan kekasihnya Hendrik, meski berat untukku menikahinya tapi aku terpaksa menyetujuinya agar aku tidak diusir dari rumah ayahku yang kutinggali sejak kecil dan agar aku bisa merawat ayahku yang sakit. Akankah pernikahan ini berakhir bahagia ataukah akan menjadi neraka kedua untukku?! Ayah sanggupkah aku menjalani semua ini!? Semoga keputusan ini bukanlah keputusan yang salah untuk kebahagian semua orang. Semoga suamiku akan menjadi suami yang baik untukku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phoenixsoen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Setelah sidang usai Yoon Gi mengajak Yoona untuk makan di salah satu restoran waralaba milik Yoon Gi yang di bangun berkat kerja kerasnya selama ini. Sebuah restoran Korea dengan konsep prasmanan dengan nuansa restoran di pedesaan Korea.
"Kamu pasti sudah lapar kan?! Karena dari tadi pagi kamu hanya makan sedikit. Yuk! Kita masuk sekarang biar kita bisa makan siang lebih awal sebelum restoran mulai penuh" ajak Yoon Gi.
"Ini restoran apa...?! Kok konsepnya unik banget...?! Suasananya enak banget seperti pedesaan, saat masuk juga langsung terasa sejuk dan asri banget" ucap Yoona senang.
"Oh... resto ini memang memiliki konsep pedesaan dimana para pengunjung akan di manjakan dengan pemandangan hijau yang asri dan udara yang sejuk seperti berada di desa" ucap Yoon Gi.
"Wah... kalo makan disini sepertinya bakalan betah untuk berlama-lama berada disini. Kamu... tahu resto ini dari mana?" Tanya Yoona penasaran.
"Owh.. aku belum cerita ya.. sama kamu..?! Sebenarnya restoran ini adalah salah satu restoran waralaba milik aku, resto ini adalah restoran ke dua yang aku buka setelah restoran pertama yang ada di pusat kota dekat rumah sakit Harapan, konsepnya memang berbeda karena kawasan ini adalah kawasan industri dan pusat bisnis dimana rata-rata para pengunjung restoran adalah para pegawai yang biasanya berkutat dengan pekerjaan yang banyak yang membuat stres menumpuk. Nah karena alasan itu lah aku membangun resto ini dengan harapan para pegawai dan karyawan bisa makan sekaligus juga bisa menenangkan pikiran setelah lelah bekerja walau hanya sebentar" kata Yoon Gi menjelaskan.
"Oh.. jadi begitu.. kenapa resto ini begitu berbeda dari kebanyakan resto lainnya. Bagus juga ide kamu, kenapa kamu bisa kepikiran untuk buat konsep ini?!" Tanya Yoona antusias.
"Itu karena aku juga pernah mengalaminya sendiri. Disaat aku tengah magang di salah satu perusahaan di sini aku merasa sangat stres karena beban pekerjaan yang aku rasa terlalu berat untuk karyawan dan biasanya orang ketika merasa stres pasti menginginkan untuk liburan atau hanya sekedar menenangkan pikiran di tempat yang sunyi dan tenang. Nah itulah yang mendasari pembuatan restoran ini" Yoon Gi menerangkan.
"Wah... ternyata kamu perhatian juga ya... terhadap nasib para karyawan, kamu juga ternyata bisa membaca peluang yang ada" ucap Yoona bangga.
"Yah... maka dari itu aku membuat restoran dengan konsep ini supaya bisa membuat pengunjung rileks dan tenang saat makan disini. Ya.. setidaknya para karyawan bisa sedikit bersantai saat tengah makan dan menyegarkan pikiran mereka dengan melihat pemandangan alam yang jarang bisa di lihat di kota besar seperti ini" ujar Yoon Gi.
"Oh... jadi karena itu restoran disini sangat ramai saat jam makan siang?!" Ucap Yoona.
"Sebetulnya..tidak hanya jam makan siang saja yang ramai terkadang saat pagi, siang dan bahkan malam pun selalu ramai oleh pengunjung. Apalagi jika hari libur restoran pasti ramai bahkan sebelum restoran buka, sampai ada antrian panjang di depan restoran" ujar Yoon Gi.
"Pantas saja pengunjung ramai yang datang, karena selain di manjakan dengan pemandangan alam makanannya juga enak dan terbilang cukup terjangkau oleh kalangan masyarakat dan juga para karyawan dengan gaji yang rendah" ucap Yoona.
Setelah berbincang sedikit dan mencoba sedikit tester makanan, akhirnya Yoona mengambil beberapa jenis makanan yang terhidang di meja prasmanan itu di ikuti Yoon Gi yang berjalan di belakang Yoona. Mereka pun memilih meja yang terletak di teras belakang restoran agar bisa melihat pemandangan alam yang indah. Semilir angin berembus menerpa wajah Yoona yang membuat hijabnya sedikit terangkat, dengan sigap Yoon Gi membantu Yoona merapikan hijabnya dengan lembut. Perlakuan Yoon Gi yang perhatian membuat Yoona tersipu malu hingga membuat wajahnya memerah.
"Kamu kenapa kok wajahnya merah..?! Kamu sakit?! Atau.. kamu demam?!" Yoon Gi kaget karena wajah Yoona tiba-tiba memerah.
"Ah... enggak kok aku baik-baik saja, mungkin karena cuacanya panas jadi wajah aku sedikit merah" jawab Yoona mengelak.
"Beneran..! Kamu tidak apa-apa?! Apa perlu kerumah sakit untuk periksa" Yoon Gi merasa hawatir.
"Iya, benar kok aku tidak apa-apa, mungkin karena cuaca lagi panas saja makanya muka aku merah"Yoona tetap mengelak.
"Ya sudah kalau memang kamu tidak apa-apa. Kita lanjutkan makannya" ucap Yoon Gi.
Mereka pun makan dengan lahap sampai tidak ada makanan yang tersisa. Setelah makan Yoona pamit untuk ke toilet dan Yoon Gi pun memberitahu letak toilet di resto itu. Setelah menunjukan jalan ke toiletnya Yoon Gi kembali ke mejanya dan menunggu Yoona sambil memainkan ponselnya. Saat tengah menunggu Yoona, Yoon Gi bertemu dengan Lisa teman satu kampusnya dulu.
"Loh... loe... Alex kan..?! Wah.. kebetulan ya bisa ketemu loe disini. Loe masih ingat gue kan Lisa, kita pernah satu kampus dulu" sapa Lisa pada Yoon Gi.
"Owh... kamu yang sering ajak aku jalan kan, walaupun sering aku tolak..?!" Jawab Yoon Gi datar.
"Ish...kok loe ingatnya itu sih..?! Kita kan sering ngobrol bareng kalo di kampus!!" Ucap Lisa.
"Itu kan kalau lagi sama Gilang, kita tidak pernah tuh ngobrol berdua" jawab Yoon Gi acuh.
"Ya.. abisnya... loe gak pernah mau sih kalo diajak ngobrol berdua, makanya gue ajak gilang buat nemenin" balas Lisa.
"Ya... kan memang tidak boleh kalau laki-laki dan perempuan berduaan saja nanti yang ke 3 nya setan" jawab seadanya.
"Ih.. loe masih aja ya.. gak berubah dari dulu tetep dingin kaya kulkas 12 pintu. Emh.. gue boleh duduk sini gak gabung sama loe... loe sendirian kan makan disini..?!" Tanya Lisa.
"Maaf kursi itu sudah ada yang punya, lagi pula masih banyak kursi yang kosong disana. Kalau pun aku sendiri aku tetap tidak mau ditemani oleh kamu, lebih baik aku makan sendiri saja dari pada ditemani kamu" ucap Yoon Gi yang membuat Lisa kesal.
"Ck.. heran deh sama loe, kok loe tetep acuh gitu kalo sama cewek. Jangan-jangan loe emang gak suka cewek..?!" Curiga Lisa.
"Aku masih normal kok, masih suka perempuan hanya saja kamu bukan tipe perempuan idaman saya" jawab Yoon Gi tegas.
"Cih... emang apasih yang loe gak suka dari gue?! Buktinya banyak tuh cowok-cowok yang ngejar-ngejar gue di kampus. Apa kurangnya gue?!" Tanya Lisa heran.
"Banyak... saya paling tidak suka dengan perempuan yang genit dan agresif yang mengejar laki-laki lebih dahulu, dan saya juga paling tidak suka dengan perempuan yang memakai pakaian yang terbuka dimana-mana dan memamerkan lekuk tubuhnya. Buat saya itu tidaklah menarik karena rasanya seperti melihat monyet telanjang di kebun binatang" jawab Yoon Gi menohok.
"Apa!! Loe samain gue dengan monyet kebun binatang?! Loe gila ya.." teriak Lisa.