NovelToon NovelToon
Mommy Pilihan Anak Duda

Mommy Pilihan Anak Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Hachichan

Jangan pikir cuma orang tua saja yang bisa menjual anak nya. Karena anak pun bisa melakukan hal yang sama.

"Akak cantil! Akak cantil! Mau ndak jadi Mommy kita! Daddy kita duda loh, cekalian dapat anak comel cepelti kami ini."

"Iya! Iya! Nanti daddy akan bayal utang na Mommy! gelatis catu dapat catu. Nikah cama duda dapat anak.. Hehehehe!"

Berharap bertemu jodoh pangeran kuda putih, Larasati Aqela justru bertemu dengan dua anak kembar lucu yang menawarkan Daddy mereka.

Larasati seorang mahasiwi semester akhir yang harus bekerja di sebuah restoran untuk mencukupi kebutuhan nya harus terjebak dengan anak kembar pengusaha paling kaya. Angkara Brawijaya, dia memiliki sikap dan sifat yang sangat aneh bagi Laras.

"20 juta sebulan! Jadi Ibu dari anak saya!"

" Hapaaa???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hachichan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MPAD. Mengantar Ke Kampus

Cinta yang abadi bukan saling memiliki, bukan pula saling melempar senyuman

Cinta abadi sebuah kata yang mampu di berikan untuk mereka yang mengingat dan mempertahankan seseorang saat orang itu tidak ada di dunia lagi

Cinta yang pergi dan mati bersama kepergian nya, meninggalkan luka dan bahagia dalam satu kata kebersamaan

Dunia yang berbeda tak mampu memecahkan dinding kesetiaan mereka

Di saat kematian memisahkan dua pasangan, maka keabadian akan menunggu mereka di satu tempat dengan suasana yang teduh

🩵🩵🩵🩵

Ceklek...

Angkara berkacak pinggang, menatap kedua anak nya dengan pandangan dingin."Kenapa kalian ada disini?"

"Daddy cendili cedang apa ndi cini? Kita mau tidul cama Mommy." Seru Bunga tak kalah tajam menatap Daddy nya.

"Nggak boleh, sekarang kalian tidur di kamar kalian masing -masing, jangan mengganggu ketenangan Daddy dan Mommy kalian." Angkara memasang wajah tegas.

"Ndak bica begitu, enak cekali ngomong nya, ndak ucah atul - atul, biaca nya Daddy ndak tidul ndi cini kok, ini kok malah ngusil." Raja memprotes, dia tidak setuju.

" Daddy cudah besal, tidul ndak pelu di temani, cudahlah, Daddy kembali caja cama spombob kecukaan Daddy, jan ganggu Mommy." Bunga dan Raja melengos masuk.

"MOMMY! MOMMY!" Teriak keduanya naik ke ranjang, Angkara hanya menatap sinis kedua anak nya. Dalam hati dia menggerutu karena kedua anak itu mengganggu keromantisan nya.

"Anak Mommy kok ada disini, hem?" Tanya Laras memeluk Raja dan Bunga di kedua sisi-Nya.

"Kami ndak bica tidul gala - gala Opa ngajak nonton pilem holol telus kebawa mimpi, bukan Buna yang calah, mimpi na yang calah kenapa kok bawa - bawa Buna." Adu Bunga mengingat mimpi nya saat kakinya di tarik oleh sosok menyeramkan.

"Opa penakut, tapi na cuka nonton pilem holol, telus ndak mau kalo nonton cendili, kita di bawa -bawa, padahal kita juga takut." Raja melingkarkan tangan nya di leher Laras, mencari kenyamanan disana.

"Ya udah kalo gitu, gimana kalo kita tidur aja." Ajak Laras yang dimana dia memang sudah sangat mengantuk, sekaligus canggung mengingat beberapa menit yang lalu saat tubuh nya bergetar karena sentuhan Angkara.

Raja melirik sinis Angkara yang masih bersandar di samping pintu."Daddy ngapain ndi cana, mau dadi hantu penunggu pintu?"

"Daddy ndak cocok, muka Daddy ndak ada selem - selem na, cudah cana pelgi, jan ganggu Mommy. Mommy punya na Laja."

"Punya Buna juga!" Protes Bunga menatap Raja.

"Iya itulah, pokok na Mommy punya na Laja cama Buna, Daddy ndak ucah ikut - ikutan, kalo silik Daddy cali caja Mommy balu."

"Sembarang! Kalo Daddy cari Mommy baru, yang ada Daddy bisa di gantung hidup - hidup sama Oma kalian."

"Itu cih delita Daddy, ciapa culuh bikin Oma malah, cudah tau Oma kalo malah cepelti kuntilanak di celingkuhi cama gendeluwo." Seru Raja membuat Laras menahan tawanya.

"Cudahlah, Daddy pelgi cana, jan lupa tutup pintu, ayo Mommy kita tidul, tinggalkan caja Daddy, anggap caja cepelti angin lalu." Ucapan Bunga membuat Angkara tidak terima. Tapi belum juga dia protes, Laras sudah lebih dulu menatap nya dengan tajam. Meskipun jengkel, Angkara pergi dengan bibir cemberut dan kaki yang di hentak - hentakan.

"Cihh, kaya nya habis ini gue harus cari panti asuhan deh, biar tuh dua bocil nggak ganggu gue lagi, " Celetuk Angkara.

Tangan Angkara terangkat dan meremas di udara. "Tapi, dadanya Laras pas juga di tangan gue." Tiba - tiba Angkara tersenyum sendiri, mengingat desahan kecil Laras.

"Astaghfirullah.. Sadar Angkara! Sadar! Ini gara -gara kelamaan jadi duda deh kaya nya gue." Angkara menggelengkan kepala, mengusir pikiran kotor nya dan bergegas pergi tidur.

            🩷🩷🩷🩷🩷🩷🩷

Keesokan paginya, Angkara mengantar Laras ke kampus nya. Memang sudah beberapa hari terakhir, Angkara selalu menyempatkan waktu untuk mengantar Laras, tidak peduli waktu pagi, siang atau sore saat jam kuliah nya. Bagi Angkara sekarang, prioritas nya adalah Laras.

Angkara memarkirkan mobil milik nya di tempat parkir, dia memang sangat jarang membawa supir kecuali untuk acara - acara penting saja, dan itupun jika di luar kota.

"Makasih!!" Tangan Angkara menahan Laras saat wanita itu akan pergi.

"Udah gitu doang, cuma bilang makasih dan pergi gitu aja?" Tanya Angkara tak percaya.

Laras mengernyit dahi, merasa bingung."Terus, aku harus apa?"

"Ya bayarlah, mana ada jaman sekarang yang gratis." Ucap Angkara semakin membuat Laras bingung, tapi dia tetap mengeluarkan uang dari dalam tas nya dan memberikan nya pada Angkara.

Angkara menghela nafas."Orang kalo naik taxi kan bayar nya pakek uang, tapi kalo kamu pake ini aja, gimana?" Jari telunjuk dia ketuk ke pipi sebelah kanan nya, akhirnya Laras tau apa maksud dari Angkara, dia mengulum senyum dan memajukan bibirnya.

Tapi saat bibir itu akan menyentuh pipinya, Angkara menoleh kan wajah nya hingga bibir Laras bersentuhan dengan bibir nya. Laras sempat terkejut, apa lagi saat Angkara memperdalam ciuman mereka. Tapi lama kelamaan, dia juga menjadi terbawa oleh suasana dan menikmati setiap sentuhan Angkara.

Sangat lama mereka melakukan itu, sampai Angkara melepaskan pagutan nya. Ibu jari Angkara mengusap lembut bibir Laras yang terdapat sisa saliva nya.

"Nah, kalo gini kan enak, jadi kerjanya juga semangat." Angkara tersenyum dan mengecup kening Laras sekilas.

"Inget, kuliah yang bener dan jangan nakal. Inget calon suami kamu, awas aja kalo berani main mata." Angkara mencoel hidung mancung Laras.

Laras memberengut." Namanya juga punya mata, ya pastinya manfaat nya buat ngelihat, apa lagi kalo lihat dosen yang ganteng."Goda Laras.

Angkara menatap tajam."Memang nya ada dosen ganteng di kampus ini? Atau jangan - jangan kamu~~~" Angkara tak melanjutkan ucapan nya, matanya menyipit curiga.

"Nggak usah melotot juga kali, lagian tuh dosen nggak akan macem - macem sama aku. Palingan juga nganter aku pulang doang kalo aku lagi males naik gojek."

Mata Angkara membulat."Dia pernah anterin kamu pulang?"

Laras mengangguk tanpa dosa. "Iya, rumah dia juga searah sama kita kok!"

"Kenapa kamu nggak pernah bilang? Berarti kamu deket banget dong sama tuh dosen?" Angkara menunggu jawaban Laras.

"Bukan cuma deket, bahkan sering ngobrol, saling membantu bahkan sering lari pagi bersama."

"APA?!" Tiba - tiba rasa cemburu menyerbu hatinya. "Kamu nggak pernah ajakin aku lari pagi, tapi justru malah ngajakin orang lain?" Laras sangat ingin tertawa melihat ekspresi kesal dari kekasih nya. Ternyata mengerjai Angkara sangat nikmat.

Mata Laras berbinar, menatap mobil yang terparkir di samping mobil Angkara."Nah, pucuk di cinta ulam pun tiba, itu dia dosen nya." Tunjuk ke arah sebelah nya, Laras membuka pintu mobil dan keluar, Angkara hanya di buat melongo saat Laras menghampiri seorang pria yang memunggungi nya membuat Angkara tak bisa melihat dengan jelas wajah dosen itu.

Dia tidak terima, dia ikut turun dan berjalan cepat ke arah Laras."Apa - apaan kalian?"Angkara sudah mau memukul dosen itu karena berani - berani nya mengelus rambut Laras.

Tapi saat dosen itu berbalik setelah mendengar nada kemarahan Angkara. Langkah Angkara terhenti saat melihat siapa dosen tampan yang di sebut oleh Laras. Seketika Angkara memutar bola mata malas.

'Tampan dari mana nya? Beda jauh jika denganku! "

"Muka Abang kenapa melotot kaya gitu?" Tanya dosen yang tak lain adalah Angkasa.

"Cemburu dia!!" Sindir Laras melirik ke arah Angkara.

"Ohw, kirain, emang sih wajah aku itu lebih tampan dari Abang. Bahkan aku lebih cocok sama Laras dari pada Abang." Goda Angkasa sembari merangkul pundak Laras.

Angkara melotot tak terima, dia berjalan cepat dan menarik tangan Laras ke dalam pelukan nya."Jangan sentuh - sentuh! Dia punya Abang!"

"Ck, baru sentuh gitu doang udah muncul overprotective nya. Jangan khawatir! Selera ku wanita berisi." Angkasa berdecih.

Dari kejauhan, tampak seorang pria memperhatikan wajah yang tidak asing baginya, senyum terukir di wajah pria itu dan mendekati posisi Angkara

"Angkara! Angkasa!" Merasa nama mereka di panggil. Angkara dan Angkasa menoleh. Satu alis kedua pria itu terangkat saat melihat sosok pria yang mereka kenal melambaikan tangan dan menuju ke arah mereka.

"Rafael??!!" Seru Angkara dan Angkasa bersamaan.

Tapi saat Rafael mulai mendekat, seketika tubuh nya mematung saat bertatapan dengan wajah Laras yang berada di samping Angkara. Tubuh nya bergetar hebat.

"Ya Tuhan! Kenapa wajah wanita ini sangat mirip dengan Mama! Apakah mungkin???'

Laras juga menatap Rafael dengan perasaan aneh, dia juga tidak bisa menjelaskan perasaan apa itu. Tapi, dirinya seperti bertemu dengan orang yang sudah lama dia rindukan.

'Siapa pria itu? Kenapa jantung ku berdetak sangat cepat?'

Rafael dan Laras sama - sama membatin dalam hati mereka. 'Perasaan apa ini?'

              BERSAMBUNG

SIAPA DIA???

1
Budi Rahayu
🙉😂😂😂😂
Dewiendahsetiowati
apakah Laras adiknya Rafael
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Mul Yanto
cerita nya bagus moga lanjut terus
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Minny Kamil Minny Kamil
mengganggu aja bocil ini
Iqlima Al Jazira
next thor..
kopi & vote untuk mu
Febriana Saputri
lanjut kak
Princesa Khun Ria
Ngga bisa move on!
Faaabb
Sudah berhari-hari menunggu update, thor. Jangan lama-lama ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!