Wang Bao pemuda pekerja keras menyelamatkan sepupunya dari sebuah kecelakaan, namun malah tertabrak dan melakukan transmigrasi ke dunia lain memasuki tubuh pemuda yang memiliki nama yang sama dengannya. Di dunia tersebut jiwa Wang Bao masuk ke dalam tubuh tuan muda dari keluarga bangsawan, mengetahui hal tersebut Wang Bao sengat senang hidup dengan kekayaan Wang Bao berpikir akhirnya tiba kesempatan untuknya bersantai tanpa harus bekerja mati-matian untuk mencari uang sayangnya ternyata Wang Bao terjebak ke dalam keluarga seniman beladiri, yang mengutamakan kekuatan membuat Wang Bao berpikir untuk melarikan diri dari dunia bela diri tapi semakin ingin melarikan diri Wang Bao semakin terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekte Pengemis
Seorang lelaki tua dengan badan bungkuk datang ke sekte zhongnan, berdiri di depan paviliun obat. Disana ia tengah mengamati Wang Bao yang terlihat sedang sibuk menumbuk rempah membantu Muchen.
Lama lelaki tua itu berdiri mengamati, kemudian menunduk mengambil kerikil dan menjentikkan jarinya ke arah Wang Bao.
"Hati-hati," Muchen menarik Wang Bao, instingnya merasakan serangan datang.
TAK!
Dinding di belakang kepala Wang Bao berlubang terkena batu yang dilemparkan oleh lelaki tua tadi.
"Siapa disana!" Teriak Muchen, was-was melihat sekelilingnya.
"Eh, hehehe... Ini saya Muchen," Ucap Pria tua itu terkekeh dan akhirnya menampakkan dirinya.
"Tuan Fengying? ada apa tuan Fengying datang kesini?" Tanya Muchen curiga.
"Jangan melihatku seperti seorang penjahat Muchen, saya tidak datang mencari masalah denganmu tapi ada urusan dengan anak itu," Ucapannya lalu tangannya menunjuk ke arah Wang Bao.
Muchen memicingkan matanya, lalu berdiri di hadapan Wang Bao sengaja menutupi Wang Bao.
"Eh, kau ini Muchen. Jangan terlalu kaku, aku hanya akan mengobrol, anak itu yang memintaku datang kesini."
Muchen berbalik melihat lalu Wang Bao mengangguk membenarkan, "Wang Bao, kenapa kamu bisa berurusan dengan orang sepertinya, dia orang tua licik dan licin seperti ular," Ucapan pada Wang Bao dengan suara pelan.
"Tidak masalah Tuan Muchen, saya yang meminta dicarikan informasi." Jawab Wang Bao menenangkan Muchen.
Muchen kemudian baru membiarkan Wang Bao berbicara berdua dengan Tuan Fengying.
"Mana informasinya?" Tanya Wang Bao menagih pada Tuan Fengying.
Fengying mengeluarkan lembaran-lembaran informasi lalu diletakkan di depan Wang Bao, Namun saat Wang Bao mengambil dia menarik kembali, "Darimana kamu tau bagaimana caranya menghubungi kami," Fengying menyelidik, mencari tau.
Wang Bao mengerutkan keningnya, "Tuan kita telah membuat kesepakatan kemarin, urusan dimana saya tahu tentang kalian atau dari mana saya bisa meminta jasa pada kalian itu urusan saya," tutur Wang Bao lalu menarik paksa lembaran informasi yang memang miliknya.
"Arogan sekali," ucapnya kemudian beranjak lalu tiba-tiba ingin memiting Wang Bao.
Wang Bao yang dari tadi sudah was-was langsung melompat menghindar.
"Hei, orang tua ini sudah pikun! Tuan Muchen, apakah ada obat untuk Para lansia sepertinya?" Teriak Wang Bao.
"Huh? Instingmu bagus juga nak," Tuan Fengying memuji, lalu duduk kembali.
"Dari mana kamu tahu markas kami?" Tanyanya lagi.
"Bukankah sudah jelas, dimana ada pengemis disitu pasti ada kalian." Jawab Wang Bao, masih waspada takut dipiting lagi.
"Tuan, untuk apa orang hebat sepertimu datang langsung jika hanya untuk mengantarkan informasi kecil seperti ini," Celetuk Wang Bao merasa heran.
"Memangnya kamu tahu siapa saya?" Tanyanya lagi.
"Tuan siapa yang tidak tahu identitas anda, dilihat dari ikat pinggangmu yang menjuntai panjang dan mangkok emas yang tergantung di pinggangmu bukankah sudah jelas bahwa anda pasti punya jabatan tinggi dalam partai pengemis, lagi pula kenapa orang penting seperti anda datang sendiri menyelesaikan misi kecil seperti ini."
"Heh nak, instigmu sepertinya benar-benar sangat bagus dan matamu tajam," Ucapnya ditujukan pada Wang Bao.
Wang Bao yang mendengarnya langsung curiga, menjauhkan dirinya sedikit lebih jauh.
"Saya datang hanya penasaran seperti apa rupa anak bungsu Klan Wang yang katanya punya ilmu bangkit dari kematian dan sembuh dalam semalam dari penyakit anehnya, tapi siapa sangka ternyata kamu anak yang menarik," tuturnya melihat wang Bao dengan seksama, "Kalau dilihat-lihat lagi sepertinya wajahmu cocok masuk ke dalam sekte kami."
Wang Bao bergidik, "Tidak usah tuan, saya sudah nyaman seperti ini," Jawabnya menolak secara halus.
"Sayang sekali, sepetinya kamu hebat dalam menganalisa informasi dan kami membutuhkan orang seperti mu."
"Tidak, Tidak, tidak perlu Tuan! Hidup saya sudah cukup sulit," Jawab Wang Bao menolak.
'Aku sudah tau tawaranmu pasti tidak sesederhana itu, aku dengar menjadi bagian dari sekte pengemis juga tidak akan aman dan harus bekerja tanpa digaji semua uang harus diserahkan pada atasan mereka, maka hidup nyaman sentosa yang aku impikan akan semakin sulit ku wujudkan,' Wang Bao bergidik takut.
"Kalau begitu setelah saya menerima informasi yang saya butuhkan maka Kita berdua tidak ada perlu lagi, Tuan terimakasih," Ucap Wang Bao lalu beranjak pergi.
"Kamu mau kemana?" Tanya Fengying.
"Tuan saya ada urusan penting, maaf ya saya benar-benar harus pergi sekarang," Jawabnya lalu lari terbirit-birit.
Wang Bao keluar tergesa-gesa berjalan menuju tempat Long Wei menginap, berniat mengajaknya untuk pergi ke usaha miliknya.
Sepanjangan jalan Wang Bao terus menggerutu kesal memikirkan perkataan orang tua tadi, "Orang Tua itu sungguh kurang ajar! Apa maksudnya wajahku cocok menjadi pengemis? Padahal jika dilihat lebih dekat lagi aku ini masih terlihat sedikit imut." Wang Bao tidak terima wajahnya dikatakan cocok menjadi pengemis.
Long Wei langsung menangkap sosok Wang Bao yang sedang berjalan ke arahnya, meletakkan pedangnya lalu pergi menemui Wang Bao.
"Long Wei, kamu rajin sekali berlatih," Sapa Wang Bao basa basi.
"Wang Bao ada apa?" Tanyanya.
"Aku pernah berjanji membawamu ke toko makanan yang enak, ayo ku bawa kamu sekarang."
Long Wei senang secara otomatis kakinya melangkah mengekor pada Wang Bao.
Dalam perjalanan ke alun-alun kota tempat tujuan Mereka setiap melihat anak-anak kecil dan orang-orang yang berwajah sangar Wang Bao selalu menyapa lalu berbincang sejenak hingga sampai ditujuan mereka.
Para pelayan langsung menyambut mereka berdua, memberikan tempat tanpa harus mengantri dulu.
Long Wei yang melihat itu menatap Wang Bao kebingungan, "Tenang saja, saya kenal pemilik tempat ini, cepat pesan saja yang kamu inginkan," ucap Wang Bao.
Mendengar itu Long Wei mengangguk senang, memesan makanan dan roti krim seperti yang terakhir kali diberikan Wang Bao untuknya.
Han zi datang menyapa Wang Bao, berbisik meminta Wang Bao ikut dengannya untuk membicarakan sesuatu.
"Ada apa Han zi?" Tanyanya.
"Tuan, semakin hari mereka semakin bar-bar. Datang merusak bahkan, menganggu pelanggan yang datang, semua dari mereka hebat dalam beladiri sulit kami hadapi," Han zi memberikan laporan apa yang sudah terjadi pada bisnis mereka.
"Kamu tenang saja Han zi, masalah ini sudah saya urus. Besok kalian bisa bekerja dengan nyaman." Jawab Wang Bao, meminta Han Zi untuk tidak merasa terbeban dengan mereka.
Setelah selesai berbicara dengan Han zi, Wang Bao kembali melihat Long Wei yang sibuk menyantap makanan pesanannya.
"Wang bao, lain kali kalau saya sudah kaya akan aku belikan makanan untukmu juga. Waktu itu ternyata perkataan mu benar, Kata Tuan Yungjie menjadi seniman beladiri juga bisa menjadi kaya," Ucapnya dengan makanan penuh di mulutnya.
"Akan aku tunggu, tapi sebelum itu kamu harus melunasi hutangmu dulu. Ingat, akan terus bertambah bunganya jadi berlatihlah yang keras dan segera menjadi master beladiri yang hebat," Wang Bao mengingatkan hutang Long Wei.
Long Wei terperanjat, lupa bahwa ternyata dia punya hutang pada Wang Bao.
"Kamu berbakat jadi lintah darat, Wang Bao."
Keduanya lalu saling tatap lalu disusul suara tawa mereka berdua.
...***...