NovelToon NovelToon
Luka Dari Suami, Cinta Dari Mafia

Luka Dari Suami, Cinta Dari Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Janetta Lee, dikhianati saat mengandung, ditinggalkan di jalan hingga kehilangan buah hatinya, dan harus merelakan orang tuanya tewas dalam api yang disulut mantan sang suami—hidupnya hancur dalam sekejap.
Rasa cinta berubah menjadi luka, dan luka menjelma dendam.

Ketika darah terbalas darah, ia justru terjerat ke dalam dunia yang lebih gelap. Penjara bukan akhir kisahnya—seorang mafia, Holdes Shen, menyelamatkannya, dengan syarat: ia harus menjadi istrinya.

Antara cinta yang telah mengkhianati, dendam yang belum terbayar, dan pria berbahaya yang menggenggam hatinya… akankah ia menemukan arti cinta yang sesungguhnya, atau justru terjebak lebih dalam pada neraka yang baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Perjalanan

Holdes dan istrinya duduk nyaman di kursi belakang mobil mewah yang dipandu oleh Bowie.

“Sebenarnya aku bisa pergi sendiri. Kalau kau sedang sibuk, tidak perlu menemaniku,” ucap Janetta sambil menoleh ke arah suaminya.

“Kau istriku. Mana mungkin aku biarkan kau pergi sendirian?” jawab Holdes tenang.

“Hanya membeli keperluan bayi, aku bisa melakukannya sendiri,” Janetta mencoba meyakinkan.

Holdes tersenyum tipis. “Aku tahu istriku sangat mandiri. Tapi setidaknya, di depanku jangan terlalu mandiri. Kalau tidak, aku akan merasa tidak dibutuhkan.”

Janetta ikut tersenyum mendengar jawaban itu. “Baiklah… hari ini aku membutuhkanmu. Jadi, tolong temani aku.”

“Baiklah, istriku sayang,” bisik Holdes, membuat Janetta tertawa kecil sambil mendorong lembut bahunya.

Tiba-tiba, mobil yang dikendarai Bowie berhenti mendadak.

“Bos, kita kedatangan tamu,” ucap Bowie, segera mengeluarkan pistol dari sarungnya.

“Hubungi mereka… dan layani dengan baik,” perintah Holdes tenang, meski tangannya ikut meraih pistol di pinggangnya.

“Janetta, apa pun yang terjadi tetap di dalam mobil!” suara Holdes terdengar tegas.

Janetta hanya bisa mengangguk pelan, jantungnya berdegup keras.

Di depan mereka, lima mobil berhenti melintang di jalan, seakan siap menutup jalur keluar. Mesin-mesin itu meraung, bersiap menancap gas.

“Mereka akan menabrak kita!” seru Holdes. “Mundur sekarang!”

“Baik, Bos!” sahut Bowie, segera menginjak pedal dan memundurkan mobil dengan cepat.

Namun, seiring itu, kelima mobil musuh melaju kencang ke arah mereka. Dentuman tembakan terdengar bersahut-sahutan.

Dor! Dor! Dor!

Hujan peluru menghujam ke arah mobil Holdes. Percikan api memercik di permukaan kaca. Tapi kaca itu tak retak sedikit pun—terbuat dari bahan anti peluru yang tebal.

Holdes membalas tembakan, pelurunya menghantam kaca depan salah satu mobil lawan. Bowie tak kalah sigap, sambil terus memundurkan mobil, ia juga menembak ke arah yang sama.

Namun, tak lama kemudian, deru mesin lain terdengar. Dari arah kiri dan kanan, sejumlah mobil hitam melaju kencang, langsung menutup jalan keluar. Dari belakang, mobil lain juga menghadang. Kini mobil Holdes terkepung rapat, tak ada celah untuk melarikan diri.

“Bos, kita dikepung!” seru Bowie, napasnya mulai berat.

Holdes menoleh ke arah istrinya sejenak, lalu kembali menatap ancaman di luar. “Aku akan berhadapan dengan mereka. Lindungi istriku!” ucapnya tegas, sebelum membuka pintu dan keluar dari mobil dengan pistol terkokang di tangannya.

“Bowie, berikan senjata padaku!!” suara Janetta terdengar lantang, penuh ketegasan yang mengejutkan Bowie.

“Tapi, Nyonya… Anda belum pernah menggunakannya,” jawab Bowie ragu, menoleh dengan wajah cemas.

“Aku sudah melihat cara Holdes menggunakannya. Sekali kulihat, aku ingat. Aku bisa melakukannya!” Janetta menatap Bowie dengan mata penuh keyakinan.

Bowie terdiam sejenak, lalu menghela napas. “Baik…” Ia meraih satu pistol cadangan dan menyerahkannya ke tangan Janetta.

Wanita itu menggenggamnya erat, jemarinya sedikit bergetar—tapi matanya tajam, tak kalah berani dengan sang suami di luar sana.

“Bos akan mengulur waktu sambil menunggu bantuan datang. Mereka tidak akan lama lagi tiba,” ujar Bowie mantap, matanya tak lepas dari keadaan di luar.

“Siapa mereka?” tanya Janetta dengan suara tenang, meski tangannya masih menggenggam pistol erat-erat.

“Bos mereka adalah pemilik klub malam Jovi Shine. Selama ini, mereka dan kita selalu berebut wilayah. Dua bulan lalu, wilayah utara jatuh ke tangan kita. Karena itu, mereka tidak puas dan ingin menyerang balik. Banyak anak buah mereka mati di tangan Bos… hal itu membuat Jovi murka. Dan hari ini, mereka datang lagi,” jelas Bowie dengan nada penuh kewaspadaan.

Janetta mengernyit. “Jadi… selama ini mereka mengawasi setiap gerak-gerik Holdes?”

“Benar!” Bowie mengangguk cepat. “Itu sebabnya Bos ingin menjebak mereka. Dan ternyata, aku tak menyangka… rencana Bos berhasil.”

Janetta tersenyum tipis, penuh kekaguman. “Menjebak musuh saat sedang keluar bersama istrinya? Bosmu benar-benar luar biasa.”

Bowie terdiam sejenak. Perkataan Janetta barusan menggema di kepalanya… dan tanpa sadar, pikirannya melayang pada ucapan Bos semalam.

“Kedua orang tua Janetta bukan orang tua kandungnya. Aku tidak tahu apakah Janetta sadar atau tidak. Tapi satu hal yang jelas—sifat dan darah yang mengalir dalam dirinya… bukan milik seorang guru, atau dosen. Itu lebih mirip darah mafia… atau bahkan seorang pembunuh.”

Bowie menelan ludah. Ia melirik sekilas pada Janetta yang kini duduk tegak, wajahnya dingin namun matanya tajam menatap ke depan—sama sekali tidak terlihat seperti seorang istri biasa.

Sementara itu, di luar mobil, Holdes berdiri tegak berhadapan dengan puluhan lawan. Udara terasa berat, hanya suara mesin mobil dan gesekan senjata yang terdengar.

“Hanya ingin menangkapku, apa perlu membawa begitu banyak orang? Kalian terlalu memandang tinggi padaku,” ujar Holdes sambil tersenyum tipis, sorot matanya tajam.

Seorang pria dari pihak lawan melangkah maju, wajahnya penuh kebencian. “Holdes Shen, lebih baik kau menyerah diri… daripada menyeret orang-orang di sekitarmu ke dalam masalah.” Tatapannya melirik sekilas ke arah Janetta dan Bowie di dalam mobil.

Mata Holdes menyipit, senyum di bibirnya sirna, berganti kilatan dingin. Ia mengangkat pistol perlahan, mengarahkannya tepat ke dada musuh.

“Kau harus ingat…” suaranya berat, penuh ancaman. “Sentuh orang-orangku… dan itu tidak akan berakhir dengan keselamatan bagi siapa pun di pihakmu.”

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
sunshine wings
💪💪💪💪💪
Reni Anjarwani
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Nabil abshor
setelah ini hidupmu akan berubah janett,,,,
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thoe doubel up thor
Naufal Affiq
lanjut thor
Reni Anjarwani
doubel up thor keren cerita
Pikachu: terima kasih kak🤗🤗
total 1 replies
Reni Anjarwani
doub
ren_iren
wowwww......
Plotwist nya dah di spill meski sedikit, tp gk pp 🤗
Naufal Affiq
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Reni Anjarwani
lanjut thor
Akai Kakazain: lanjut thor, chyo thor
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Naufal Affiq
bagus,jadi tidak ada yang tersisa,anak mu ada di tangan mu janet,jadi mulai sekarang lupa kan masa lalu mu,hidup lah damai dengan masa depan yang baru
Mar Yati
boleh ku tebak,janetta adalah keturunan mafia,papa mama nya yang meninggal itu bukan orang tua kandung, indentitas tersembunyi,kalo tidak ga mungkinn bisa setenang itu menyiksa orang,dan Alex bakalan menyesal
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉: curiga sih seperti ini, dan kedua papa mama nya kemungkinan orang kepercayaan dr orgtua kandung asli janetta
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Nabil abshor
ngeri oooooooiy,,,,, tp mantaaabbbbb
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!