NovelToon NovelToon
Dosenku Canduku

Dosenku Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Pernikahan Kilat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Remaja01

Karna sakit hati, aku merencanakan menggoda lelaki sok alim yang sering menesehati hubungan haram dan halal padaku. Tapi malam itu, harusnya aku berhenti dan mencibirnya setelah berhasil membuatnya tunduk dengan nafsu. Tapi bukan begitu yang terjadi.

.

.

Saat dia membuka mulut dan membalas ciumanku, aku merasakan ada satu rasa yang tak pernah kurasakan. Perasaan yang kuat hingga aku tak bisa berhenti melepaskannya. Tubuhku mulai meliuk-liuk ketika dia meletakkan tangannya di pinggangku.

"Ahh---" Cimannya terhenti saat aku mulai menggerakkan pinggul diatas pangkuannya.

.

.

"Maaf, semua ini tidak seharusnya terjadi. Saya salah, saya berdosa. Saya biarkan kita berzina."----Adam.

.

.

"Oh, setalah puas, baru Lo ingat dosa? Sedang enak-enak tadi Lo lupa? Cih! Gak usah deh berlagak sok alim lagi di depan gua! Munafik Lo!" Winda

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Setelah beberapa kali meminta agar di lepaskan, akhirnya Adam menuruti permintaanku. Dia melanjutkan mandinya, sedang aku keluar dari kamar mandi dan mengganti pakaian.

Setelah mengganti pakaian, aku turun ke bawah mengambil ponselku. Mama dan bi Ijah masih menonton saat kuambil ponsel di depan meja mereka duduk. Mereka saling berpandangan ketika melihat kehadiranku, kemudian tertawa kecil. Aneh?

Tapi saat kusadari rambutku yang basah dan pakaian juga sudah kuganti, baru aku paham arti senyum mereka.

Cepat-cepat aku pergi dari sana, menuju kamar yang berada di lantai dua.

Sesampainya di kamar, kuperiksa panggilan tak terjawab dan beberapa pesan text.

7 missed calls dari Adam.

3 pesan yang masuk pun diri dia.

Winda, sorry. Saya baru selesai meeting. Kamu masih di rumah Mama?

Sayang, maaf. Kenapa tidak jawab panggilan saya? Kamu marah ya?

Winda. Saya harus mengantar teman saya ke bandara. Tapi sebelum itu saya mau mengajak mereka makan siang dulu. Setelah mengantar mereka ke bandara baru saya pulang. I Miss you so much

"Kenapa senyum sendiri?"

Suara Adam mengagetkan aku yang sedang asyik membaca pesan darinya yang baru kubaca. Dia baru selesai mandi dan masih menggunakan handuk di pinggangnya.

"Ini, aku lagi baca pesan dari kamu. Tadi aku marah sama kamu karna telat membalas pesan yang kukirim. Makanya tadi Hp ku-silent," jawabku. Sekuat hati kutahan diri melihat penampilan Adam yang begitu seksi. Haih, sejak kapan aku mudah horny begini?

Adam hanya menganggukkan kepala lalu berjalan kelemari. Dengan santai dia memakai pakaian di depanku, seolah tidak peduli dengan mataku yang sedari tadi tak lepas memperhatikan.

"Jadi, kamu jadi ketemu papa?" Aku coba memulai obrolan yang aku tunggu-tunggu dari semalam.

"Eh, kamu tidak jadi menolong bi Ijah memasak?" Adam seperti sengaja mengalihkan pertanyaanku.

Aku menggeleng sambil menyengir kambing. "Oh....itu.... bi Ijah bilang, lauk tadi siang masih banyak. Jadi gak perlu memasak laik baru untuk makan malam."

Adam tersenyum tipis dan menatapku tajam. Perlahan dia menapak keadahku dengan satu lirikan mata nakal.

"Jadi, artinya-"

"Jadi artinya apa? Aku kan nanya, semalam kamu jadi ketemu papa? Dia bilang apa?" potongku mendesaknya. Wajah Adam seketika berubah, hilang riak nakalnya tadi.

"Oh...hm..."

Keningku berkerut melihat gelagatnya yang sulit bicara. Kemudian dia duduk di sebelahku.

"Papa cuma bertanya kabar kamu seperti biasanya. Hmm... Winda, saya bukan ingin berpihak pada siapa-siapa. Saya disini cuma berdiri di tangah-tengah. Tapi saya rasa ada baiknya kita maafkan papa." Adam meraih tanganku yang lansung aku tarik lagi. Egoku datang tiba-tiba mendengar permintaan dia.

"Maafkan? Setelah apa yang dia lakukan pada aku dan Mama? Nggak, Adam,gak semudah itu," balasku seraya mundur beberapa tapak menjauhi Adam. Aku tidak mau dia memanipulasi otakku untuk memaafkan papa.

"Saya tahu, apa yang papa lakukan memang tidak adil untuk kamu dan mama. Tapi kita tida berada di situasi mereka dan kita tidak tahuapa yang mereka lalui. Saya cuma tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari. Kamu memang ada hak untuk marah, silahkan. Tapi jangan sampai dendam dengan Papa. Hargai kedua orang tuamu selagi mereka masih ada. Cuma itu yang saya minta."

"Dari pada memiliki orang tua seperti dia, aku lebih rela dia mati! Mungkin lebih baik jadi anak yatim sekali, dari pada memiliki orang tua seperti itu!" bantahku.

"Astaghfirullah, Winda! Istighfar! Kenapa kamu bicara seperti itu? Percaya pada saya, papa juga tertekan dengan masalah rumah tangganya ini. Percayalah, ada sebab pasti ada akibat. Kita tidak berada di situasi mereka. Kalau harus adil, jangan melihat dari apa yang kamu lihat." Intonasi Adam jelas coba menenangkan amarahku yang tiba-tiba datang.

"Oh, jadi sekarang kamu berpihak pada orang tua itu?" Aku berdiri dengan kedua tangan di pinggang.

"Buka , saya tidak berpihak pada siapa-siapa. Seperti yang saya katakan tadi, saya hanya minta kamu hargai kedua orang tuamu selagi mereka masih ada. Saya hanya tidak ingin kamu menyesal di kemudian hari, itu saja."

"Aku gak akan menyesal karna membenci dia atas apa yang dia lakukan. Sampai kapan pun aku gak akan maafin dia!" ucapku sambil menyilang kedua tangan di dada.

"Winda, dendam tidak akan menenangkan hati." Adam masih membujuk. Dia menapak kearahku dan coba meraih tanganku. Tapi aku tepis, dam menjauh darinya.

"Jangan sentuh aku kalau lagi berdebat!"

"Winda..."

Emosiku bertambah naik dengan pembelaan Adam pada papa. Dia ingin memanipulasi otakku agar memaafkan papa. Tidak aku tidak akan membiarkannya dan tidak akan pernah memaafkan orang tua kegatalan itu.

"Winda, coba lembutkan hatmu. Kamu tahu, papa sanggup melakukan apa saja untuk mendapatkan maaf darimu? Jadi tolong berikan dia kesempatan menjelaskan dari mulutnya sendiri bagaimana situasi yang sebenarnya. Banyak yang tidak kita ketahui. Jangan kamu hukum papa, sebelum dia menjelaskan semuanya."

Darah di kepalaku serasa mendidik mendengar Adam yang mati-matian membela orang tua itu. Tadi dia bilang netral, tapi disini jelas dia berpihak pada papa. Laki-laki sama saja, tidak akan pernah puas!

"Nggak! Sampai kapanpun aku gak akan memaafkan dia. Kalau dia mau pergi, itu lebih baik--"

"Winda, tenang sayang. Bicara pelan-pelan." Adam menyela karna suaraku semakin naik.

"Mati saja sekalian dia dengan keluarga barunya itu!"

"Astaghfirullah, Winda! Istighfar!" Adam menyela, suaranya tinggi menegurku.

"Kalau kamu mau aku maafkan dia, artinya kamu berpihak pada dua. Jadi kalau kamu mau mati, sekalian mati sana sama dia!" Kata-kata kasaf itu keluar begitu saja di mulutku.

Raut wajah Adam berubah seketika. Aku terdiam setelah itu, tak menyangka dengan kata-kata yang keluar dari mulutku barusan.

Tanpa membalas sepatah kata, Adam keluar dari kamar.

"Adam, tunggu!" Segera aku berlari keluar dari kamar, hingga nyaris tersungkur ketika kakiku tersandung karpet. Dan untungnya aku masih sempat menahan badannya sebelum dia menuruni anak tangga. Kemudian aku palingkan dia dan memeluknya dari depan.

"Adam, aku minta maaf. Aku gak sengaja," pintaku bersungguh-sungguh, tubuhnya semakin kupeluk erat. Kepala kutekan ke dadanya hingga hingga dapat kudengar degup jantungnya yang kuat dan cepat.

"Winda, lepas!"

Permintaan Adam seolah merenggut nafasku dan nyawaku terasa melayang ketika dia berusaha melerai pelukanku.

"Gak gak gak! Aku gak mau. Aku sayang kamu. Aku minta maaf. Please, maafin aku," ucapku dengan suara bergetar. Seluruh tubuhku terasa menggigil. Tak terbayang jika dia benar-benar meninggalkanku.

"Winda, lepaskan saya," pintanya lagi. Dan aku telah kehabisan kata membujuknya, aku hanya bisa meraung, menangis sejadi-jadinya. Kepala kugelengkan dan pelukan semakinku eratkan, meminta simpatinya

1
Maztkur Axiata
kenapa lama sekali.up nya 😣
Heriyani Lawi
sukurin dicerai, wanita egois , manja dan munafik kayak Winda TDK cocok jd istri adam
Heriyani Lawi
maaf Thor, kalo ga fasih BHS inggris, ngga usahlh pake BHS inggris
Maztkur Axiata
sesekali up 2 bab dong thor 😁
Maztkur Axiata: siap ku tunggu ya kak up selanjutnya
total 2 replies
Maztkur Axiata
kok sama kaya bab 28
Maztkur Axiata: siap.
total 2 replies
Maztkur Axiata
aku sangat suka cerita nya
Maztkur Axiata: serius banget cuma kecewa kemarin aja di bab 31 nya 😁
total 2 replies
Maztkur Axiata
update lagi dong
Maztkur Axiata: siap. up jam berapa perkiraan biar aku bisa langsung baca
total 3 replies
Nopi Agustin
ini???
Rike
cerita ny semakin bgung
Sasa Sasa: Kalau kakak bacanya gak loncat-loncat gak akan bingung.. Karna bab sebelumnya panjang. Mungkin kakak gak ngikutin yang sebelumnya, makanya bingung.
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!