perjalanan seorang anak yatim yang berusaha menjadi pendekar untuk membalaskan dendam atas kematian pamannya karena perampokan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutan Gandul
karena di gempur terus menerus perlahan dinding tebing itu terpecah dan satu lubang kecil yang menembus ke dalam tebing batu itu.
" tuan muda, sudah tembus sedikit , tetapi kami istirahat dulu yah, tenaga kami habis" ucap seorang murid, keringat membasahi bajunya dan masih menetes di pelipisnya ,
" ya istirahatlah, tetapi jangan keluar dari rumah ini " ucap Luwi , selama mencoba menembus tebing dinding, mereka memang tak di perbolehkan keluar, semua di tanggung oleh Luwi, dari makanan dan minuman serta hal lain yang mereka butuhkan
" baik tuan muda," jawab murid itu senang. Luwi memeriksa dinding tebing yang sudah berlubang . Matanya yang tajam mencoba mengintip apa yang ada di balik dinding itu.
"seperti harta Karun!?" ucap Luwi karena ia melihat kilau kuning dari sebuah pojokan saat mengintip tadi.
Kini Luwi berpikir membuat pintu rahasia dulu, sebelum menjebol dinding itu. Ia merasa apa yang berada di balik dinding tebing akan menjadi masalah bila sampai tersebar.
Setelah melihat lihat keadaan dinding tebing, Luwi memutuskan membuat sebuah kamar lagi. ,dan nantinya akan membuat pintu rahasia pada dinding tebing, dan akan di buat dengan seksama. Di mana ia akan merancang sebuah dinding yang bisa di geser dan saat tertutup akan sama dengan dinding yang lainnya .
" tuan muda kami sudah siap bekerja lagi " sedang asik melamun membayangkan keadaan kamar khususnya para murid yang tadi beristirahat mendatangi dan akan memulai pekerjaan mereka kembali
" oh iya, tapi pekerjaan menjebol dinding di tunda dulu, kalian buat kamar dulu, dan tebing ini nantinya akan tertutup dinding belakang kamar" ucap Luwi .
" oh baik tuan muda" jawab mereka serempak.
para murid langsung mengerjakan pekerjaan yang di suruh Luwi, mereka tak banyak bertanya lagi dan langsung membuat kamar seperti yang di minta oleh Luwi .
🖤🖤🖤🖤🖤🖤
Arya yang melanjutkan perjalanannya ,kini melintasi sebuah danau yang indah, ia duduk menikmati keindahan alam yang ada di sekitar danau itu . melihat seorang bapak tua sedang memancing ia mendekat .
" selamat siang Ki, boleh aku duduk di sini?" ucap Arya sopan.
" eh, silakan den," sahut bapak itu sambil tersenyum.
" terima kasih pak, udah dapet pak mancingnya?" tanya Arya , ia mengeluarkan bumbung tuak kecil yang di isi oleh air biasa dan beberapa makanan ringan dari dalam buntelan bekalnya.
" baru dapat dua den, tapi lumayan besar" sahut bapak itu dengan senyum yang tulus ,
" pak, ini di makan dulu, kebetulan saya bawa bekal banyak " ajak Arya , bapak itu melirik dan menelan ludah saat melihat makanan yang di bawa Arya.
" beneran den?" tanya nya ragu,
" beneran, ayo, tapi ini air biasa pak ,bukan tuak yah " ucap Arya memberitahukan apa yang ada di dalam bumbung tuak kecil itu.
" wah kebetulan kalau air biasa, saya malah ga bisa minum tuak, baru minum sedikit sudah pusing dan serasa dunia berputar" ucap bapak itu , ia mengambil satu makanan dan mulai memakannya.
Arya memang membawa makanan hasil buatan Tantri dan Bu Sundari cukup banyak apalagi di taruh di dalam cincin
sihir maka makanan itu akan awet sampai beberapa minggu
" wah ini enak sekali, kamu dapat beli di mana?" tanya bapak itu.
" oh ini dari ibu guruku pak, bukan dapet beli "sahut Arya.
" wah pintar masak ibu gurumu " puji bapak itu,
" iya pak, saya juga baru tahu " kata Arya ia melihat sekeliling , di sisi lain danau juga ada beberapa orang yang sedang memancing.
" maaf boleh bapak tahu, kamu siapa dan mau kemana?" tanya bapak itu penasaran
" saya Arya pak, saya mau ke gunung Suralaya," jawab Bayu.
" gunung Suralaya, itu jauh sekali!" ucap bapak itu kaget
" iya pak, tetapi saya harus kesana ,ada yang saya cari " jawab Arya sambil tersenyum
" ya, tetapi hati hati, berapa Minggu ini banyak orang hilang saat melewati hutan Gandul, dan sering terdengar suara raungan binatang buas yang aneh." ucap bapak itu memperingatkan
" oh, dari kapan pak!?" tanya Arya
" ada beberapa Minggu ini, sudah banyak orang yang mencoba mencari tahu tetapi tak ada yang balik lagi setelah melewati hutan itu, dan kamu mau tak mau harus melintasi hutan itu jika mau ke gunung Suralaya " tutur bapak itu.
" ya, semoga saja saya lewat tak mendapat kan halangan apapun pak " sahut Arya.
" yah , semoga saja " ucap bapak itu menghela napas panjang.
Arya kembali melanjutkan perjalanan, cerita bapak itu tentang hutan Gandul membuat ia penasaran , ada apa sebenarnya di hutan itu.
setelah berjalan beberapa lama Arya singgah di sebuah desa, satu desa yang cukup ramai, Arya mencari tempat untuk mengganjal perutnya yang sudah sedikit lapar .
" Bu makan satu yah " ucap Arya saat menemukan rumah makan di tengah desa ,
" iya den, pakai apa makannya?" tanya ibu penjual itu.
" itu aja Bu, telor dadar dan sayur asam" ucap Arya . Sambil menunggu pesanan Arya mencoba memasang pendengaran nya , ia ingin tahu ada berita apa yang sedang hangat di dunia persilatan.
" hutan Gandul makin seram saja, kemarin seorang pendekar yang ingin mencari tahu malah tak keluar lagi setelah masuk ke hutan Gandul itu." ucap salah satu pengunjung yang sudah selesai makan.
" iya aku juga tak mengerti ,ada apa di dalam sana yah , mengapa setiap yang masuk tak ada yang keluar lagi, dulu hutan Gandul aman aman saja" sahut temannya
" katanya ada raungan keras, yang sering terdengar di malam hari, dan itu bukan suara harimau atau binatang yang biasa kita tahu, suara itu seperti monster berukuran besar" lanjut nya lagi berkata.
" semoga saja ada pendekar sakti yang bisa mengatasi hal ini, kasihan penduduk desa sugih waras, mereka tak berani kemari , sedangkan untuk ke desa lain mereka harus berjalan empat kali lipat jauh nya dan melewati hutan hutan yang penuh binatang buas." sahut temannya .
" ternyata memang benar , banyak orang hilang dihutan Gandul" kata Arya dalam hati.
" kemarin ada pendekar wanita yang nekat masuk, dan sampai saat ini sudah dua hari ia tak keluar dari hutan Gandul." pembicaraan mereka masih berlanjut , dan Arya masih menguping pembicaraan mereka sambil menyantap makanannya .
" iya sayang sekali, padahal pendekar wanita itu sangat cantik " sahut temannya .
" sudah lebih dari delapan pendekar yang masuk ke sana tetapi tak pernah ada yang keluar, dan dua di antaranya pendekar wanita yang cantik " timpal temannya sambil menggelengkan kepala merasa sayang dengan keadaan kedua pendekar wanita itu.
" iya semoga saja tak ada korban lain" sahut temannya
Arya segera pergi setelah membayar apa yang di makannya ,ia ingin tahu ada apa sebenarnya di hutan Gandul itu.
setelah sampai di pinggiran hutan Gandul, Arya melihat ke sekitar , nampak tenang, pohon pohon di dalam hutan menjulang tinggi dengan akar sulur yang mencapai tanah.
Perlahan Arya masuk ke dalam hutan
apa yang Arya temukan di dalam. Hutan Gandul...?