Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 20
Sheina terpaksa menerima kartu pemberian Bara itu karena Bara langsung masuk ke mobilnya dan meninggalkan rumah Sheina.
Bara melajukan mobil menuju rumah orang tuanya. Ia sudah tidak sabar ingin menceritakan tentang Gabriel pada ibu dan kakek neneknya.
Setelah memarkir mobil, Bara langsung mencari ibunya. Hari sudah malam saat itu, tapi beruntung ibu dan neneknya masih belum tidur.
"Malam, Ma. Nek." Bara memaksa ibu dan neneknya bergeser, ia duduk di tengah-tengah mereka, lalu mencium kedua wanita itu.
"Malam, Bar. Tumben baru pulang?" tanya nenek yang fokus menatap sinetron di televisi.
Karena aku ketemu Gabriel dan Sheina, Nek. Kalau aja tadi Sheina juga tidur, mungkin aku nggak pulang. Bara tertawa geli dalam hatinya.
"Ma. Nek. Kalau ada orang yang mukanya mirip sama aku, kalian gimana?" tanya Bara.
"Mirip gimana? Mama nggak ngelahirin anak selain kamu loh. Apa jangan-jangan papa kamu selingkuh," tuduh mamanya Bara yang membuat Bara menggeleng cepat.
"Bukan, Ma. Tapi, Bara versi kecil."
"Kamu hamilin anak orang?" Nenek memukulnya dari belakang.
"Auw, sakit Nek. Ampun, ampun."
"Bara, kamu jangan bercanda deh," teriak mama yang membuat Bara berdiri.
Belum apa-apa sudah kena marah dan pukul. Bagaimana kalau mereka tahu anak dan cucu mereka menodai wanita lain sampai melahirkan Gabriel.
Bara langsung menunjukkan foto yang tadi diambilnya bersama Gabriel.
"Ya Tuhan. Ini asli apa editan?" tanya mama curiga.
"Asli, Ma. Itu namanya Gabriel. Anaknya Bara," jawab Bara sambil menyilangkan tangan ke depan mukanya. Berusaha melindungi diri dari serangan ibu dan neneknya yang mungkin akan menghajarnya habis-habisan.
"Bara. Bisa-bisanya kamu sembunyikan ini dari Mama? Kamu di LA nikahin anak orang nggak bilang-bilang?" Mamanya Bara memberikan satu pukulan untuk putranya.
"Benar-benar anak nakal." Nenek ikut memukuli Bara.
"Stop, Ma. Stop Nenek. Aku jelasin dulu, nanti lanjut marah-marahnya," kata Bara sembari menahan pukulan bantal sofa dari mama dn neneknya.
"Oke. Jelaskan sekarang!"
Setelah mama dan neneknya tenang. Bara kembali duduk di antara dua wanita itu.
"Jadi, aku juga baru tahu tadi malam kalau aku punya anak, Ma. Nek." Bara menggenggam tangan kedua wanita di sampingnya.
"Maksud kamu? Pacar kamu hamil tapi nggak minta pertanggung jawaban kamu gitu?" tanya mama.
"Bukan pacar, Ma."
"Wanita malam?" tebak nenek.
"Bukan, Nek. Sheina nggak kayak gitu."
"Sheina?"
"Bentar deh, aku jelasin dulu. Mama sama Nenek diem dulu," kata Bara yang mulai kesal.
"Oke. Jelasin semuanya."
"Jadi, aku itu suka sama perempuan, namanya Sheina. Dari kelas dua sukanya, tapi ternyata dia pacaran sama orang yang aku benci namanya Mondy. Mulai hari itu, aku suka usilin dia, bulli dia karena pacaran sama Mondy. Sebenarnya aku tu cemburu, tapi nggak mungkin aku ngaku. Terus, pas suatu malam, aku diajak mabuk sama temen. Pas itu, aku lihat Sheina sama om-om di jalan. Nggak tau mereka mau ke mana, aku langsung hajar itu om-om." Bara diam, menarik napas sebelum kembali menceritakan dosa masa lalunya.
"Terus Sheina balas pukul kamu?" tanya mama tidak sabar.
"Nggak gitu, Ma. Dia malah takut sama aku. Aku pikir dia itu cewek malam yang mudah dibeli. Aku bawa dia ke apartemen. Aku kasih semua uangku ke dia, tapi dia malah marah. Aku nggak peduli karena udah terlanjur cemburu, dan akhirnya aku ngelakuin itu sama dia."
"Lalu dia kabur?"
"Nggak dia nggak kabur, pas bangun dia masih di sana. Aku kagetbanget, Ma. Nggak tau harus ngomong apa, bahkan aku nggak minta maaf. Aku emang pengecut banget."
"Terus gimana?"
"Beberapa hari setelah malam itu, aku coba datangi rumahnya untuk minta maaf. Dia nggak ada. Beberapa bulan setelahnya, aku datang lagi, tapi kata mamanya dia nggak tinggal di sana lagi, dia ke luar negeri. Aku pikir dia emang sengaja pergi dari aku."
🥀🥀🥀
Sambung lagi nanti ya 😘😘😘 Kalau kembang kopinya banyak, like komen juga banyak, aku cepetin ngetiknya 🤣🤣🤣 Pokoknya Ritual jejaknya wajib