NovelToon NovelToon
Ayah Anakku Ternyata ... Suamiku

Ayah Anakku Ternyata ... Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Pernikahan rahasia
Popularitas:105.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Nura sangat membenci Viona seorang gadis sholehah, cantik dan berprestasi di sekolahnya. Di hari ulang tahunnya, Nura merencanakan sesuatu yang jahat kepada Viona.

Dan akhirnya karena perbuatan Nura, Viona menyerahkan kesuciannya kepada pemuda asing.

Viona terpaksa menikah dengan pemuda lumpuh. Setelah hamil, Viona memutuskan lari meninggalkan suaminya dan mencari ayah dari anaknya.

Berhasilkah Viona menemukan ayah dari anaknya?

Ikut ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32 Penghuni Villa

"KAK AALVAA!" Viona berteriak terbangun dari tidurnya.

Alvaro tersentak, tanpa sengaja Alvaro menginjak pedal rem secara mendadak. Untung jalanan hari ini sedikit sepi. Kepala Viona terbentur dasboard mobil. Kepala Alvaro cukup kencang terbentur setir mobil.

Kepala Alvaro sedikit berat, matanya berkunang-kunang. Alvaro memejamkan mata beberapa saat. Perlahan Alvaro membuka mata dan membuang rasa sakitnya. Alvaro mengkhawatirkan Viona.

"Sayang, kamu terluka?" Alvaro mengusap kening Viona.

"Kak Alva, Kak," Viona mengatur napasnya.

"Kamu kenapa Bund?"

"Aku, aku mimpi, Kak Alva bercinta dengan wanita lain," Viona meneteskan air mata.

"Astaghfirullah, Bund. Sudah, jangan percaya hal yang begituan. Gak bakalan. Sudah ya, sebentar lagi kita makan siang,"Alvaro mampir ke sebuah rumah makan.

Mereka masuk ke dalam rumah makan Padang. Alvaro dan Viona memesan rendang, ayam serundeng, gulai cumi, dendeng batokok, minuman dingin dan tentu saja nasi. Rumah makan itu ramai pengunjung karena bertepatan dengan jam makan siang.

Mereka melahap semua makanan yang ternyata sangat cocok dengan selera mereka berdua.

"Pantesan rame, masakannya enak," Alvaro terus memasukkan makanan ke mulutnya.

"Alhamdulillah," Viona bersandar di kursi sambil memegang perutnya.

"Enak, apa lapar Bund?" Alvaro membersihkan mulut Viona dengan tisu.

"Dua-duanya, lain kali kita makan di sini lagi," pinta Viona.

Dari kejauhan Viona melihat seorang wanita cantik sedang menatap ke arah mereka. Kebetulan posisi duduk Alvaro dan Viona saling berseberangan. Viona dengan leluasa melihat gerak-gerik wanita itu di belakang Alvaro.

Tiba-tiba saja wanita itu memeluk Alvaro dari arah belakang.

"Sayang, lama tidak bertemu," wanita itu menempelkan pipinya ke pipi Alvaro.

Spontan Alvaro mendorong wajah wanita itu dan berdiri dari tempat duduknya. Viona dengan perasaan kesal menatap tajam ke arah wanita itu.

"Alva, apa-apaan lu!" Wanita itu memegang kepalanya yang terbentur dinding kaca restoran.

Alva berdiri di belakang kursi Viona. Alva memegang pundak Viona.

"Maaf, kamu siapa? Lancang kamu ya!" teriak Alvaro.

Semua pengunjung rumah makan saat ini memperhatikan mereka. Wanita itu tidak suka dengan perlakuan Alvaro.

"Alva, kamu begitu cepat melupakanku. Bukannya kita sering jalan bersama? Di saat kamu kesepian, aku yang menghiburmu. Apa sekarang kami insyaf? Kamu sekarang memilih wanita berhijab," Wanita itu memandang rendah Viona.

"Dia istriku, ayo sayang," Alvaro menggandeng tangan Viona.

"Istri? Apa aku tidak salah dengar? Hei kamu, ya kamu, hati-hati dia itu play boy," Wanita itu memandang sinis ke arah Viona.

Viona dengan sopan berdiri. Dan memegang lengan Alvaro. Viona kembali menatap ke arah wanita itu.

"Mungkin dulu dia play boy, tapi mulai sekarang, dia sudah menjadi imamku," Viona menarik tangan Alvaro.

Alvaro memeluk pinggangnya Viona. Alvaro menuju kasir dan selesai membayar mereka melanjutkan perjalanan menuju Villa yang sudah disiapkan Carlo untuk mereka.

Sepanjang perjalanan menuju villa, Viona diam. Viona mulai mencocokkan mimpi dan kejadian di rumah makan.

"Bund, kita sudah sampai," Alvaro memarkirkan mobilnya.

Viona masih di alam lamunan. Alvaro memperhatikan Viona yang hanya diam. Alvaro takut Viona kesambet setan.

"Assalamualaikum," bisik Alvaro.

"Wa'alaikum salam!" Viona tersentak.

"Astaghfirullah!" Alvaro mengusap dadanya, sembari menstabilkan napas.

"Wanita tadi siapa Kak!"

"Gini sayang, aku sebenarnya lupa siapa dia."

"Kalian sepertinya intim," Viona mulai menunjukkan rasa cemburunya.

"Sayang," Alvaro memegang jemari Viona.

"Sumpah, aku lupa siapa dia. Yang pasti, dulu aku suka bersama wanita-wanita dan dugem bersama mereka. Aku memberi mereka uang. Bagiku mereka hanyalah hiburan. Tapi aku berani sumpah, kamu berbeda. Hanya kamu yang ada di hatiku. Tidak akan pernah ada orang lain."

Viona melepaskan jemari Alvaro. Viona membuka pintu dan keluar dari mobil. Viona menatap ke sekeliling villa. Alvaro membuka bagasi mobil dan mengeluarkan koper mereka untuk dibawa masuk ke dalam villa.

Viona ikut masuk ke dalam villa. Viona melihat seseorang ikut masuk ke dalam kamar bersama Alva. Viona berlari masuk ke dalam kamar.

"Istirahat bentar Bund, cape," Alvaro setelah menaruh koper merebahkan diri di tempat tidur.

Viona yakin, tadi melihat seorang wanita. Viona menelusuri kamar kemudian ke kamar mandi, ke balkon kamar tapi wanita yang dilihat Viona tidak ada. Viona berdiri di atas balkon kamarnya. Viona melihat di bawah ada seorang wanita cantik melambaikan tangan ke arahnya.

"Bund, Bund," panggil Alvaro.

"Iya," Viona menoleh belakang melambaikan tangannya ke arah Alvaro.

Viona kembali melihat ke bawah. Dan wanita itu hilang entah ke mana. Viona kembali masuk ke dalam kamar.

"Bund, ini Daffa lagi panggilan video," Alvaro menarik tangan Viona untuk duduk di sampingnya.

"Daffa, Daffa sayang, ini Bunda," Viona melambaikan tangannya ke arah video.

"Kenapa Ma?" tanya Alvaro.

"Entah, dari tadi Daffa rewel," Mama Talita memberikan Daffa mainan.

"Mungkin baru pertama kali ditinggal Ayah Bundanya," Mama Warda juga ikut bermain dengan Daffa.

"Ma, apa Viona pulang az ya?"

"Jangan sayang, kalian liburan az. Daffa biar kami yang jaga, daahhhh."

Panggilan video berakhir.

"Yah, pulang yuk," rengek Viona.

"Baru az nyampe. Daffa juga ada yang jaga. Kita honey moon dulu."

"Udah jam berapa ini Kak, yuk mandi dulu," Viona menarik tangan Alvaro.

"Aku istirahat bentar ya, cape," Alvaro menepuk jemari Viona.

Viona melepaskan pegangan tangannya. Viona masuk ke dalam kamar mandi. Viona mengisi air hangat ke dalam bathtub. Tidak lupa Viona memasukkan aroma wangi-wangian.

Viona masuk ke dalam bathtub. Viona berendam di dalamnya. Viona memejamkan mata. Viona merasakan tubuhnya rileks. Samar-samar Viona mendengar suara gemericik air.

Viona perlahan membuka mata. Viona menatap wanita yang saat ini ada di samping bathtub sedang memainkan air. Wanita itu tersenyum menatap Viona. Viona terkesiap.

"Si ... siapa kamu?"

Wanita itu tidak menjawab, dia hanya melemparkan senyuman menyeringai. Tubuh Viona membeku tidak bisa digerakkan. Viona mencoba berteriak meminta tolong kepada Alvaro tapi mulutnya tertutup rapat.

Dan tiba-tiba saja wanita itu menarik kaki Viona. Viona tenggelam di dalam bathtub. Viona masih tidak bisa menggerakkan badannya. Mulut Viona mengeluarkan gelembung-gelembung. Leher dan paru-parunya tercekik. Viona membaca doa dalam hati. Viona berharap bantuan akan segera datang.

Viona merasakan sebuah tangan mengangkatnya dari dalam bathtub. Viona terduduk mengusap wajahnya dari aliran air. Viona menarik napas sebanyak-banyaknya, napasnya menderu.

"Sayang, kamu kenapa?" Alvaro mengangkat tubuh Viona dari dalam bathtub.

Alvaro memasangkan jubah mandi kepada Viona. Alvaro kembali mengangkat Viona dan mendudukkannya di sofa.

"Kak, Kak, di dalam kamar mandi, ada wanita, wanita itu yang menenggelamkan aku. Aku ingin pulang Kak," Viona memeluk Alvaro.

"Wanita? Siapa Bund?"

"Gak tau, pulang yuk Kak."

"Kamu tenang dulu. Yuk sholat maghrib dulu."

Setelah sholat maghrib, Alvaro mengajak Viona berkeliling kota dan makan malam. Viona terlihat tidak bersemangat. Viona masih mengingat kejadian menjelang maghrib tadi. Alvaro menyudahi jalan-jalannya dan terpaksa pulang kembali ke villa.

Mereka memutuskan beristirahat di villa. Viona melakukan panggilan video untuk mencek keadaan Daffa. Setelah melihat Daffa yang tertidur nyenyak, Viona mengakhiri panggilan.

Viona mendengar pintu kamar mandi dibuka pertanda Alvaro sudah selesai mandi. Viona mengambil susu hangat yang baru dibikin untuk suaminya.

Perlahan Viona membuka pintu kamar.

"Astaghfirullah!" Viona membelalak ketika melihat Alvaro sedang berpelukan dengan wanita yang kemarin ada di dalam kamar mandi di atas tempat tidur mereka.

CRAAAANG!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
Sirup 🤣
Fang
Sesama sakit hati jangan saling menghujat 😅
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Retno Harningsih
lanjut
Kampili Sariayu
knapa cerita mu thorr ada mengarah ke arah horor ada setannya..jadi mumet kepala aku bacanya karena ada cerita setannya..
Yenny Een: Malah saya berterima kasih karena sdh diberi masukkan. Sekali lagi mksh ya 🙏🏻🤗🥰
Kampili Sariayu: oh iya terserah authorr aja...jangan diambil hati ya atas komen ku..😃
total 5 replies
Retno Harningsih
lanjut
Alesha
Ngeri
Al!f
😱😱😱
Al!f
Waduh, cinta ditolak dukun bertindak
Al!f
Ini lagi knp suaminya nembakin
Al!f
Sm ank kecil gak ada akhlak
Al!f
😰
Nashira
Waduh, Jahat bet
Nashira
Kasar amat
Aila
Nikah juga akhirnya
Mauk
😄😄😄
Mauk
Betul itu, jgn lama² berduaan klo rmh sepi 😁
Fang
😅
Fang
Waduh 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!