NovelToon NovelToon
Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Pengasuh Cantik Milik Sang Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:42.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Bagaimana jadinya jika seorang gadis manja harus menjadi pengasuh 3 anak CEO nakal yang tiba-tiba sangat lengket padanya?

Rosetta, seorang gadis cantik yang berusia 19 tahun, adalah putri seorang bupati yang memiliki keinginan untuk menjalani hidupnya sendiri. Namun ayahnya telah membuat keputusan sepihak untuk menjodohkan Rosetta dengan seorang pria tuatua bernama tuan Bramasta, yang memiliki usia dan penampilan yang tidak menarik. Rosetta sangat enggan dengan keputusan ini dan merasa bahwa ayahnya hanya menggunakan dia sebagai alat untuk meningkatkan karir politiknya.

Hingga puncaknya Rosetta memutuskan untuk kabur dari rumah. Di sisi lain ada Zein arga Mahatma, seorang bussiness man dan single parents yang memiliki tiga anak dengan kenakalan di atas rata-rata. Karena kebadungan anak- anaknya juga tak ada yang sanggup untuk menjadi pelayan di rumah nya.

Dalam pelarian nya, takdir mempertemukan Rosetta dan ketiga anak Zein yang nakal, bagaimana kah kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter : 32

Pesta berlanjut hingga sore hari, setelah sesi tiup lilin dan makan- makan, mereka semua berkumpul di ruangan tamu yang luas, duduk melingkar beralaskan karpet tebal. Di sana mereka bermain game ular tangga dan game- game seru lainnya. Lalu berlanjut dengan mereka yang saling berbagi cerita dan tawa. Alvaro dengan semangat bercerita dengan prestasinya di sekolah, dan Alaska yang terlihat bangga menceritakan prestasi seni lukisnya. Sementara Chiara tak henti- hentinya bercerita tentang minatnya untuk memelihara hamster dan kucing di rumah. Semua orang tenggelam dalam kebahagiaan, tak ada yang mengingat kepenatan aktivitas sehari-hari.

Rosetta memperhatikan Zein, yang dengan sabar mendengarkan segala macam cerita dan kehebohan dari anak-anak. Melihat sosok gagah itu di kelilingi oleh tawa dan keceriaan.

"Pokoknya papa, Chia ingin memelihala hamstel dan kucing! " rajuk anak itu yang memang sudah sangat ingin memelihara hewan di rumah mereka.

Zein tertawa pelan. "Baiklah sayang, nanti kita akan memilih langsung di animal shelter, kau bisa memilih seperti apa kucing yang ingin kau pelihara. "

Mendengar janji ayahnya itu, seketika membuat Chiara berjingkrak senang. "Yey, telimah kacih papa! " Chiara memeluk papanya dengan erat dan Zein membalas pelukan itu tak kalah erat. Rosetta yang melihat nya, merasa hatinya menghangat, ia tersenyum lebar yang lalu di tangkap oleh kedua mata Zein yang menatap dalam padanya, yang membuat tubuh Rosetta seketika menegang dan iq berdeham pelan karena gugup yang lagi tiba-tiba datang.

Setelah sekian lama, Zein berdiri dan mengangkat gelas minumnya. "Mari kita toast! " ujarnya dengan suara yang tegas, namun penuh dengan kehangatan. "Untuk Rosetta, semoga di usia yang baru ini, semua mimpi mu dapat terwujud, karena kau adalah cahaya bagi orang-orang di sekitarmu. "

Semua orang mengangkat gelas mereka, si kecil Chiara pun tak mau kalah, meskipun isi di dalam gelasnya berbeda dengan orang-orang dewasa, dia telah di buatkan susu hangat sesuai porsinya. Maklum lah, masih bocil.

Lalu semuanya serempak mengucapkan. " Untuk Rosetta! "

"Untuk kak Sissy! "

"Untuk atee Sissy! "

Rosetta sontak merasa terharu. Dia tidak bisa menyangka akan mendapatkan ucapan selamat yang semanis ini. Suasana makin meriah, saat Alaska kembali meminta jatah tambahan potongan kue. "Kue ini sangat enak, aku mau lagi. Kita harus menghabiskan nya! " seru anak itu yang mengundang tawa bagi yang lain.

Keceriaan semakin menggema, membuat suasana terasa semakin hangat dan akrab. Tapi di balik semua itu, di sudut hati Rosetta, ada satu pertanyaan yang belum terjawab, tentang perasaan nya. Dia beranikan diri untuk menatap Zein lagi, jantung nya berdebar. Ia tahu itu cinta, tapi ia ragu apakah Zein memiliki perasaan yang sama.

Terlebih dunia mereka yang terlalu berbeda, umur mereka yang juga terlampau jauh dan tentunya Zein layak untuk mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dari nya di luaran sana. Berbagai pikiran tak menentu berkecamuk di kepala Rosetta. Ia ingin menyelam lebih jauh tentang pandangan Zein terhadap nya namun, setiap kali pandangan nya bertemu dengan tatapan Zein, Rosetta selalu tak berani untuk menatap balik hingga akhirnya ia hanya bisa menunduk.

Hingga malam tiba, pesta berakhir dengan kenangan indah yang akan selalu tersimpan di hati masing- masing. Sampai tibalah mereka di makan malam yang penuh dengan keceriaan, hingga tiba-tiba nyonya Sonia datang, tamu yang tidak pernah di harapkan kedatangan nya oleh Zein ataupun anak-anak nya.

"Zein... " wanita itu datang dengan pakaian glamour, sudah seperti menjadi identitasnya. Dia adalah adik dari mendiang ayah Zein. Setelah kematian kakak nya Anya, beberapa urusan tentang anak-anak nyonya Sonia selalu mencoba untuk terlibat, begitupun dengan urusan perusahaan nyonya tidak pernah absen untuk terlibat di dalamnya. Lalu setahun belakangan ini dia pun ikut terlibat dalam kehidupan pribadi Zein, terutama tentang jodoh nya. Tanpa sepengetahuan Zein, nyonya Sonia telah membuat perjodohan dengan Victoria cheng, yang membuat wanita itu selalu mengejar- ngejar Zein dan selalu menganggap perjodohan itu telah di setujui oleh kedua belah pihak, padahal Zein saja tidak tahu.

Dengan sedikit menghela napas pelan, Zein menyambut kedatangan bibinya itu. "Tante... "

Nyonya Sonia langsung duduk di salah satu kursi meja makan dan menaruh tas branded nya di samping.

"Kau tahu setelah perjalanan bisnis di Singapura, tante langsung menuju ke sini. Oh ya, bagaimana kabar mu dan anak- anak? "

"Baik, tante. " jawab Zein sambil sedikit mengangguk.

Alvaro, Alaska dan Chiara ada di sana. Namun kehadiran mereka seolah tak di anggap oleh nyonya Sonia.

"Omaa! " Chiara mencoba untuk mendekatkan diri kepada neneknya itu namun nyonya Sonia hanya tersenyum kecil.

"Anak-anak, bisa oma mengobrol dengan papa kalian dulu? ada yang ingin oma bicarakan penting dengan papa kalian. "

Wajah ketiga anak itu langsung berubah muram. Entah kenapa setiap kedatangan oma mereka yang satu ini, atmosfer di sekitar selalu berubah tegang.

Tak lama kemudian nyonya Sonia tersenyum. "Di ruang tamu oma sudah menyiapkan berbagai hadiah dan oleh-oleh dari Singapura, kalian tidak ingin melihat nya? "

Rosetta yang sejak tadi masih diam berdiri di belakang kursi Alvaro, segera menggiring anak-anak. "Ayo kak sissy temani untuk melihat nya," ajak Rosetta karena mengerti situasi yang terjadi saat ini. Dan sangat bisa melihat juga nyonya Sonia yang ingin berbicara penting berdua dengan Zein.

Alvaro, Alaska dan Chiara pun mengangguk meski terlihat tidak excited, mereka pun pergi mengikuti langkah Rosetta. Nyonya Sonia memperhatikan dengan lekat lalu menoleh pada Zein.

"Dia pengasuh baru anak- anak mu? " tanya Sonia yang kemudian di angguki oleh Zein.

"Iya."

"Kenapa tidak mendatangkan pengasuh rekomendasi tante lagi, mereka bagus- bagus loh. "

Zein sedikit menghela napas. "Rekomendasi pengasuh yang tante pilih itu kebanyakan tidak kuat menghadapi kenakalan anak-anak hingga terkadang ada yang baru seminggu langsung minta resign. "

"Ya itu karena anak-anak mu saja yang terlampau nakal dan susah di atur. "

Zein menggaruk pelipisnya. "Yaa makanyaa mereka membutuhkan pengasuh seperti dia, karena se pengalaman Zein melihat kinerjanya, dalam pengasuhan nya anak-anak tidak lagi berbuat nakal. "

Nyonya Sonia hanya mengangguk mendengar nya. "Siapa namanya? " tanyanya kemudian.

"Rosetta." jawab Zein.

Nyonya Sonia berdeham sambil mengangguk- anggukan kepala.

"Kau tahu, sebelum kesini tante mendapatkan telepon dari Victoria. Dia menangis, katanya kemarin kalian ribut di sebuah mall hanya karena seorang pembantu. "

Zein memejamkan mata, menggaruk pelipisnya kembali. Sudah dia duga, Victoria akan mengadu pada tante nya.

Melihat Zein yang tak langsung menjawab membuat nyonya Sonia menyipit, curiga.

"Jangan bilang pembantu yang Victoria bicarakan adalah wanita itu, " katanya sambil tatapan matanya mengarah pada Rosetta yang sedang menemani anak-anak membuka hadiah dari nya.

"Zein, jawab! "

Zein malah tetap bergeming. Jika ia menjawab Iya maka Rosetta akan dalam bahaya karena ia mengenal baik tante nya ini. Dia tidak segan- segan menyingkirkan orang-orang yang dia anggap menghalangi tujuannya. Dan perjodohan zein dengan Victoria adalah tujuan nyonya Sonia yang paling besar, itu sebabnya Rosetta akan di anggap sebagai penghalang.

****

1
Umi Badriah
sifat bijak sisy membuat terharu thor 😭
Umi Badriah
sedih thor 😭😭😭
Fajar Alfiyanshah
Luar biasa
Retno Palupi
ayo hajar .,
Retno Palupi
Victoria mengganggu
Retno Palupi
semoga g merusak dapur ya ssy
Retno Palupi
Victoria mengerikan
Retno Palupi
anggap aja nambah satu. anak Zein 😅😅
biby
si Rosetta pecicilan bnget ga mikir perasaan zein
Retno Palupi
anakmu nyari suami tampan Pak
Retno Palupi
😅😅😅😅 gimana perasaan Sissy ya
Adinda
jodohkan saja si jalang peliharaanmu yang engkau banggakan dengan suamimu nyonya
Adinda
Rosetta /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
mampus yassalam
Aiyaa writer
👍👍👍👍👍
𝓖𝓒 ⃟👑Atdgies🦋
emaknya gelo
Kadek Bella
lanjut thoor
Iqlima Al Jazira
zein harus tegas
Dancingpoem: betul👍👍
total 1 replies
Kadek Bella
lanjut thoor
beybi T.Halim
mampus..,50 jetong gak tuh...😅😅 duit apa daun yah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!