Hai jumpa lagi dengan novel ku yang baru.Sudah lama tidak aktif menulis.semoga suka dengan karyaku..Novel ini mengisahkan tentang perjalanan seorang wanita yang di cap sebagai perawan tua diusianya yang sudah menginjak 28 tahun belum menikah.Bukan keinginan nya tapi memang tuhan belum mempertemukan dengan jodohnya.Ditengah keluarga yang selalu mendesak nya untuk menikah bahkan segala macam kata-kata pedas selalu saja ditujukan kepada dirinya.Melati nama nya wanita yang selalu mendapat cemooh dan dijadikan bahan olok-olokan.Tapi ia tetap tersenyum walaupun dalam hati ia merasa perih dan menangis.Bagaimana lika liku perjalanan hidup melati ditengah tekanan dari orang-orang sekitarnya bahkan dari keluarga terdekat.Selamat membaca semoga suka dengan karya ku ini yang mungkin banyak typo karena sudah lama tidak menulis 🙂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pejuang receh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecemasan mama
Waktu pun berjalan tidak terasa jam pulang kantor tiba semua karyawan mulai bergegas membereskan semua berkas dan merapikan nya begitu juga Melati.Badannya terasa sangat pegal dan capek.Ia pun menggerakkan badan nya kekiri dan kekanan untuk melepaskan penat badannya agar lebih rileks.
" Mbak duluan mel udah di jemput pak su" pamit Tari bergegas sambil melihat di meja nya apa ada benda yang ketinggalan.
" Iya mbak hati-hati di jalan " sambil tersenyum kearah Tari yang menuju lift.
" Mbak bareng yuk turun " ajak Mia yang sudah selesai berberes,Melati pun tersenyum mengangguk dan berjalan bersama menuju lift.Mereka pun sama-sama menunggu jemputan yang sudah dipesan lewat aplikasi dan secara bersamaan sampainya.Mereka saling pamit untuk pulang.
Hari ini jalanan lumayan macet apalagi jam pulang kantor karena Melati lagi datang buan badan nya merasa tidak enak dan gerah rasanya ingin cepat sampai rumah .Melati kadang-kadang bawa motor sendiri kalau ia kepingin.
Setelah menempuh perjalanan lebih kurang empat puluh menit karena terjebak macet ia pun sampai dirumah.Terlihat rumah gelap karena lampunya belum dihidupkan tapi Melati faham kalau keadaan seperti ini pasti orang tuanya tidak ada dirumah mungkin kerumah adiknya.Melati memang membawa kunci serap berjaga-jaga kalau dirumah tidak ada orang karena dulu ia pernah tidak bisa masuk karena orang tuanya pergi kerumah neneknya tanpa mengabari untung nya pintu belakang lupa dikunci mamanya akhirnya ia bisa masuk.
Kedua orang tuanya memang tidak begitu ambil pusing tentang Melati entah apa salah nya sampai ia pernah bertanya sama neneknya tapi jawaban nenek selalu saja mengatakan itu hanya perasaan Melati saja.
Entahlah....kadang Melati merasa ia bukan anak kandung atau jangan-jangan ia anak adopsi.Karena perlakuan mereka sangat berbeda dengan kedua adiknya.
Melati pun membuka pintu rumah dan segera menghidupkan lampu teras dan lampu yang berada didalam tidak lupa ia menutup gorden.Terlihat suasana rumah yang masih sama kondisinya saat ia pergi tadi cuma terdapat piring yang belum di cuci.
Melati ingin langsung mandi karena badannya sudah lengket apalagi saat ini dalam keadaan datang bulan ia pun bergegas kekamar untuk mandi.
Setelah selesai mandi dan memakai piyama tidurnya ia segera kedapur untuk mencuci piring dan juga tempat bekalnya tidak lupa membersihkan meja makan yang sedikit berserakan.
Selesai semua pekerjaan ia merasa lapar dilihatnya ada sisa nasi dan juga sedikit lauk sisa makan siang ia pun segera makan karena tadi tidak sempat untuk beli di makanan di jalan karena sangat macet.
Saat Melati selesai makan dan mencuci piring terdengar suara mobil memasuki rumah menandakan kedua orangtuanya baru pulang.Melati pun segera membuka pintu depan.Terlihat mamanya keluar dari mobil dengan wajah lelah.
" Dari mana ma? " tanya Melati pelan.
" Adik mu keluar flek mesti bedrest tidak boleh banyak melakukan pekerjaan,besok kalau weekend kamu kerumah adikmu buat masakan untuk dia jangan ngajar les,pikirkan adikmu ! " ucap mama sambil berlalu menuju kamar.
" Iya ma " jawab Melati ia tidak mau membantah.Tak lama kemudian terlihat adiknya Dena keluar dari mobil sambil menenteng totebag.
" Mbak bantuin dong jangan berdiri disitu !" ketus Dena.Melati pun segera berjalan kearah Dena mengeluarkan beberapa barang seperti nya mereka tadi baru belanja.
Melati membantu adiknya membawa barang ke dalam rumah sedangkan papanya menutup pagar dan menguncinya.
Setelah barang diletakkan didapur Dena langsung kekamar tanpa menyusun di rak.Melati sudah faham gimana watak adiknya yang manja dan tidak mau diatur. Melati malas ribut ia pun segera membereskan barang bawaan yang ternyata barang keperluan sehari-hari terdiri dari makanan ringan roti dan buah-buahan.Mama Melati memang tidak suka kulkas dalam keadaan kosong kalau Melati biasa membeli kebutuhan yang tahan lama seperti deterjen,odol,sabun dan kebutuhan lainnya.
Selesai semua nya dimasukkan di rak Melati ingin segera beristirahat.Saat ia melewati kamar orangtuanya sayup-sayup terdengar pembicaraan mereka.
" Mas aku takut dengan kandungan Anggi kenapa-napa ini yang kedua kalinya jangan sampai keguguran,cucu pertama yang di tunggu oleh orangtua Ardi,aku takut mas anakku ditinggal karena tidak bisa kasi keturunan "
" Ngak boleh ngomong gitu ma kita doakan Anggi sehat sampai melahirkan " terdengar suara papa .
Melati pun segera berlalu tidak ingin mengetahui lebih jauh lagi karena bukan urusan nya dan ia pun tidak ingin ikut campur.Setelah masuk kamar dan mengunci pintu.Ia pun berbaring dan menatap langit kamar.
" Kasihan Anggi....kalau aku menikah kelak apa bisa langsung hamil atau lama karena usia makin tua,sadar melati memang siapa yang mau menikahi kamu " sambil menepuk kepalanya dan tertawa getir.
" Akh...aku terlalu berhayal kejauhan,ingat melati sadar...sadar..." sambil menasihati diri sendiri dan menertawakan diri sendiri.
Suami Anggi memang anak tunggal dan tentu saja orang tuanya menginginkan kehadiran seorang cucu.Jadi wajar orang tua melati agak cemas takut anaknya akan ditinggalkan oleh Ardi.