Naura Salsabila, Wanita berusia 26 tahun. Menikah karena perjodohan dan akhirnya saling mencintai.
5 tahun menikah, belum di karuniai seorang anak. tiba-tiba di tengah kebahagiaannya, rumah tangga mereka goyah karena orang ke 3.
Bagaimana selanjutnya? Akan kah Naura bertahan ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal melabrak
🌾Kediaman Wiguna
Setelah makan malam Niko menemani ibunya di ruang keluarga.
“Gimana pekerjaan kamu hari ini?’’ tanya ibunya.
“Semua lancar, aman terkendali ma.’’ jawabnya. Matanya melihat telivisi tetapi hatinya tertuju pada Naura.
"Mama dengar kamu sedang gencar mengejar istri orang’’ sinis mama Mega.
“Iya ma, do'akan anakmu ini ya ma!, semoga usahanya tidak sia-sia’’ balas Niko. dirinya menahan tawa melihat ekspresi sang ibu.
“Jangan macam-macam kamu Lang!. Beribu gadis di dunia ini, kenapa juga harus istri orang. Kalau janda mama bisa toleransi, ini istri orang!’’ Bu Mega tidak bisa lagi menahan kekesalannya terhadap sang anak.
“Ayolah ma, masa yang trend hanya pelakor saja. Sekali-kali pebinor naik daun boleh lah!’' makin menjadi saja Niko mengerjai Ibunya. Setelah mengucapkan itu, Niko langsung buru-buru berlari menaiki tangga.
“Dasar anak kurang ajar!’’ Teriak Bu Mega menggelegar.
Niko tertawa dari lantai dua. Dirinya memang kerap kali mengerjai sang Ibu, berharap Bu Mega sedikit melupakan kesedihan karena meninggalnya Tuan Wiguna.
Nicolas Erlang Wiguna, anak tunggal di keluarga ini. Sehingga tanggung jawab nya besar, apalagi terhadap Ibunya.
.
.
Di kamar, Niko membaca data tentang Naura yang di kirim Doni. Ada juga beberapa bukti perselingkuhan Ilham.
Jangan tanya bagaimana Doni mengetahui tentang ini, tentu karena Dia pernah bekerja dengan Mafia sebagai mata-mata dan hacker.
Jika hanya mencari info itu, terlalu mudah baginya.
Disini Niko juga baru mengetahui, jika suami dari wanita yang di kaguminya itu bekerja di perusahaannya.
“Dasar lelaki, baru saja naik sedikit, sudah berani mendua!, Lihat saja nanti jika dia sudah ku dapatkan, akan ku tendang kamu dari perusahaan ku.’’ gumam Niko.
Setelah membaca data Naura selesai, Niko keluar kamar. Dia ingin mencari angin segar di luar sana.
“Ma, Elang keluar sebentar.’’ Pamit Niko. Dirinya terbiasa menyebut dirinya elang, sebagaimana sang ibu memanggil nya.
Bahkan untuk usia Niko saja, ketika keluar rumah dirinya akan pamit. Semua itu sudah kebiasaannya ketika masih kecil. Dirinya tidak ingin membuat keluarga khawatir.
“Hati-hati, jangan pulang larut malam’’ Pesan Bu Mega.
Niko hanya berdehem saja dan menyalami tangan mamanya. Setelah itu dia keluar menuju bagasi mobilnya, memilih mobil Lamborghini Aventador untuk berkeliling.
Mobilnya melaju sedang membelah ibu kota.
Sampai tiba di taman, tidak sengaja melihat seseorang yang di kenal. Dirinya tidak turun dari mobil, Hanya melihat gerak-gerik wanita pujaannya dari kejauhan.
Setelah melihat-lihat sebentar, Niko memutuskan menuju apartemen Doni.
...*****...
Naura tidak hanya berdua, sepulang dari toko, Dea menyusulnya.
“Gimana toko hari ini De?’’ tanya Naura.
“Aman dan laris seperti biasa donk tentu nya. Ini kebetulan gue bawa pembukuan akhir bulan.’’ Dea mengambil buku tebal dari tas nya.
“Sudah, kamu saja yang megang buku nya. Aku nggak bawa tas, dan nanti nya mau taro dimana dirumah?!, ketahuan kan repot.’’ ucap Naura.
“Wah, aku ketinggalan berita sepertinya. Kamu buka toko Nau?’’ Tanya Erna memastikan.
“Bukan buka lagi, tapi sudah jalan dua tahun mungkin, ya sekitaran begitulah.’’ Dea yang menjawab.
“Hebat ya kamu, diam-diam punya toko. Apa keluarga mu tau?’’ Tanya Erna lagi, dia sibuk mengunyah bakso.
“Telan dulu makanan mu itu Er, nanti keselek. Aku belum sempat ngasi tahu. Rencana nya dalam waktu dekat ini, kemarin-kemarin hati ku seperti menolak untuk bilang ke mereka. Ternyata pertanda kali ya?!’' Ucap Naura.
Erna dan Dea mengangguk setuju dengan ucapan Naura. Mereka lanjut memakan makanan pesanan Erna yang masih begitu banyak.
“Kan, gue bilang juga apa, jangan beli terlalu banyak. Kan mubazir jika nggak di habisin ini.’’ perut Naura rasa nya begah, sementara makanan masih banyak. Akhirnya mereka memutuskan pulang. Makanan yang masih banyak ini, mereka bagikan pada pemuda-pemudi yang masih nongkrong.
Mereka mengantarkan Dea hanya di depan gang Saja. Rumah Dea dalam gang, bukan gang sempit, tetapi tetap saja mobil tidak boleh masuk, karena akan susah mau Putar balik.
Mereka kini berdua dalam mobil. Erna santai, karena keluarga nya akan menginap di kediaman Ilham malam ini.
“Bisa agak laju dikit nggak sih Er? Ini kapan nyampe nya?!’’
“Kamu nggak bisa nikmatin perjalanan banget sih Nau?’’ Erna melajukan sedikit mobilnya.
“Ini bukan soal nikmatin atau nggak, Nyonya Erna William.... Nanti kanjeng mami Lidya akan marah dan ngomelin aku.’’ ucap Naura dengan logat Jawa nya.
Pecah tawa Erna mendengar ucapan Naura.
“Kualat nanti Lo, baru tahu rasa’’ balas Erna.
“Ok!, nanti gue rasain dulu kualatnya, jika perlu gue nikmatin. Jika memang nggak enak, nggak akan gue ulang lagi.’’ ucapnya serius, seakan tidak bercanda.
“Wah, sudah pintar dia ini. Nggak nyangka gue, seorang Naura yang lembut juga bisa sedikit julid dan ngelawak. Wanita tidak bercerita, Dia glow up, berubah gaya bicaranya’’ tutur Erna meniru gaya bicara ala gen z.
"Lebai Lo. Gue emang begini dari dulunya. Sifat dan sikap gue tergantung posisi di mana dan di hadapan siapa. Walau pun dihina, Ya kali gue sumpal mulut orang tua itu!, Kan durhaka!’’ Naura berbicara dengan gaya sok nya.
“Astaghfirullah, begini to wujud aslinya’’. Erna kembali meledek Naura.
Naura diam saja, dirinya mulai mengantuk. Saat akan memejamkan mata, dirinya terkaget karena Erna ngerem mendadak. Untung saja kepalanya tidak kejedot dasboard mobil.
“Kalo mau bundir jangan ngajak-ngajak donk.’’ kesal Naura mengusap dada karena kaget.
“Walaupun selingkuh, setidaknya nunggu menduda dulu kali jika mau oh oh di hotel.’’ ucap Erna tiba-tiba.
“Apaan sih, jadi ceramah segala.’’ balas Naura.
“Tuh lihat di parkiran hotel!’’ Erna menunjuk arah hotel _Elang Paradise_. Ilham dan wanita yang tempo hari Erna lihat kini sedang bermesraan. Sepertinya mereka akan check-in di hotel ini.
Naura diam saja, tidak tau mau melakukan apa. Sedangkan Erna sudah menaikkan lengan bajunya, tanda siap bertempur.
“Kamu kok diam aja sih Nau, aku udah siap ini bantu kamu melabrak mereka.’’ Erna sangat emosi dan begitu bersemangat ingin menjambak dan memotong acak rambut perempuan itu.
Naura mengernyitkan kening heran, dia yang di selingkuhi kenapa Erna yang lebih emosi.
“Walaupun mereka itu salah, tetapi Jika di labrak, turunlah reputasi wanita anggun kita. Kita harus tetap elegan walaupun lagi emosi.’’ Naura beralasan, Erna pun mengikuti ucapan Naura. Naura sempat memotret pasangan mesum itu. Mungkin suatu saat dia butuh foto itu.
Sebenarnya itu hanya alasan Naura saja. Alasannya tidak mau melabrak, karena tidak ingin nama Ilham tercoreng, bagaiman pun dia masih istri sah Ilham, sehingga kawajibannya menutupi aib suami. Selain itu, dia juga memikirkan ayah mertuanya. Pastilah orang tua itu akan malu jika anaknya kena kasus.
Setelah drama melabrak di tunda Erna, akhirnya mereka memutuskan pulang ke rumah keluarga Naura.
.
.
“Kalian kemana saja sih nak, mama khawatir. Ini juga Willy jadi uring-uringan tidak ada kamu.’’ Ucap Bu Melda.
“Hanya jalan-jalan+jajan angkringan saja kok ma.’’ Erna memeluk lengan mertuanya. Mereka malam ini tidur bersama di ruang keluarga. Bukan karena tidak ada kamar kosong, sengaja Melda ingin mengingat moment sewaktu kecil dulu.
Naura yang melihat kemesraan mertua dan menantu itu, dirinya tersenyum hangat. Bukan iri, tapi sedikit sedih. Sedang dirinya, jangankan di sayang, malah ibu mertuanya kerap kali menghina dan mencacinya.
.
.
Dari jauh terlihat wanita paruh baya melihat prilaku anaknya.
Dirinya segera turun dari mobil dan mendekati sang anak dan selingkuhannya.
“Sampai kapan kamu menutupi hubungan mu ini Ilham?!’’ Ucap Bu Lidya mengejutkan keduanya.
“Ibu?’’ Ilham kaget bukan main. Dia tidak menyangka sang ibu mengikutinya.
Ilham pikir hubungan nya ini tidak di ketahui siapapun, ternyata dirinya salah.
“I.. Ini salah faham Bu, tidak seper...._
“Sudahlah Ilham, jangan banyak alasan. segera nikahi wanita ini. Dia hamilkan?!’’ tekan Bu Lidya. Ini kesempatan nya untuk menekan sang anak.
Ilham kembali di buat terkejut. Ternyata tidak hanya perselingkuhan nya saja, sang ibu juga mengetahui kehamilan Bella.
“Kami sudah menikah siri Tan!’’ ucap Bella.