NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

“Dlin...dlin,” terdengar suara klakson mobil di belakang, Ardo dan Desi menoleh ke belakang, ada sebuah mobil berhenti tepat di belakang mereka dan pengemudinya memberitahu mobil di depannya menggunakan klakson, namun karena penglihatan keduanya bagus, mereka bisa lihat siapa pengemudinya.

“Helmi ?” tanya Desi.

“Iya bener, ngapain dia ke sini ?” tanya Ardo.

“Tau, tanya gih,” jawab Desi.

Belum sempat Ardo bergerak, pintu sebelah pengemudi terbuka, Ardo dan Desi melihat Adel yang masih mengenakan seragam sekolah turun dari mobil kemudian berjalan menyebrang masuk ke dalam gerbang. Ardo membuka pintunya dan turun, kemudian dia menghampiri mobil di belakangnya, Helmi yang melihat Ardo mendekat langsung kaget karena dia tidak tahu kalau mobil di depan adalah mobil Ardo.

“Kak Ardo ? (menoleh melihat mobil di depannya dan melihat Desi yang sedang turun) jadi beli mobil kak ?” tanya Helmi setelah membuka kaca jendela.

“Iya, baru aja tadi, lo nganterin Adel jemput Andin dan Anisa ?” tanya Ardo.

“Iya, tadi Lia bilang takutnya kak Ardo ga keburu, jadi gue balik ke rumah dan jemput dia di sekolahnya pakai mobil trus ke sini,” jawab Helmi.

“Loh lo ga kuliah ?” tanya Desi yang tiba tiba berdiri di sebelah Ardo.

“Yang pagi udah selesai kak, lanjut lagi ntar sore sampe malem,” balas Helmi.

“Oh lo ambil kelas malem ya,” balas Desi.

“Iya, soalnya waktu itu di pikir mau bantu bantu tokonya bokap siang, eh ga taunya bokap malah udah hire karyawan, jadi ya mau ga mau semester ini sementara kelas malam dulu,” ujar Helmi.

“Hmm asik sih kelas malam, lo jurusan hukum ya ?” tanya Ardo.

“Iya kak bener,”  balas Helmi.

“Kalau jadi notaris ntar bantuin urusin surat surat rumah gue ya,” balas Ardo.

“Buset, masih lama kali kak,” balas Helmi.

“Mereka dateng tuh,” ujar Desi menunjuk ke arah pagar.

Ardo menoleh dan melihat ketiga adiknya sedang berdiri di tepi jalan bersiap menyebrang jalan, setelah menyebrang, Adel kaget melihat ada Ardo dan Desi sedang berbicara dengan Helmi di depan pintu mobilnya.

“Loh kak Ardo, kak Desi ? kok di sini ?” tanya Adel.

“Tadinya mau jemput Andin dan Anisa,” jawab Ardo.

“Oh...naik apa ?” tanya Adel.

Ardo mengangkat tangannya dan ibu jarinya menunjuk ke belakang, Adel melihat ada sebuah mobil mini bus putih di depan mobil Helmi dan di arah yang di tunjuk oleh Ardo,

“Udah beli mobil kak ?” tanya Adel.

“Udah, jadi besok kita ke cisarua naik mobil,” jawab Ardo.

“Lo ikut kan Hel ?” tanya Desi.

“Iya, tadi Lia udah ngajak, jadi besok bawa mobil juga kak,” jawab Helmi.

“Wah kalau begitu, Nisa besok ikut ama kak Helmi ya,” celetuk Anisa.

“Sama, aku juga hehe,” tambah Andin.

“Loh kok, kenapa ga ikut kak Ardo ?” tanya Adel menoleh melihat kedua adiknya.

“Trus kakak berduaan gitu ama kak Helmi ? ntar dulu ya kak, kita kan saingan,” jawab Andin.

“Hehehe aku sih seneng aja ama kak Helmi,” tambah Anisa.

“Hah...saingan ? maksud kamu apa Ndin ? (menoleh melihat Ardo) kok jadi gini kak ?” tanya Adel.

“Ya terserah mereka, bener ga Des ?” tanya Ardo.

“Iya, aku sama Ardo berdua aja ga masalah kok,” jawab Desi sambil melihat Adel dengan tersenyum.

“Lah berarti kak Ardo dan kak Desi berduaan doang dong ? wah mana boleh begitu ?” tanya Adel cemas.

“Kalau kakak keberatan kak Ardo dan kak Desi berduaan, kakak aja yang ikut sama kak Ardo, (menoleh kepada Helmi) boleh kan kak Helmi ?” tanya Andin sambil membetulkan kacamatanya dan tersenyum manis kepada Helmi.

“Iya bener kak Adel, kak Adel aja yang ikut ama kak Ardo,” tambah Anisa.

“Eh...aku...sih ga masalah hehe,” balas Helmi yang bingung harus menjawab apa.

“Ih kok malah jadi begitu sih,” balas Adel kepada Andin dan Anisa sambil cemberut.

“Hmm tapi demi keamanan mending kalian semua ikut sama Helmi perginya, aku dan Desi bisa jaga diri,” gumam Ardo.

“Uuuh...ya udah deh, (menoleh melihat Andin dan Anisa) kalau gitu, kalian berdua ikut sama kak Ardo sekarang, aku dan kak Helmi mau jalan jalan dulu,” ujar Adel kepada Andin dan Anisa sambil menjulurkan lidahnya.

“Curang,” ujar Andin dan Anisa bersamaan.

Ardo tersenyum melihat Andin dan Anisa yang protes keras kepada Adel sedangkan Helmi sampai turun dari mobil melerai ketiganya. Dia menoleh melihat Desi di sebelahnya,

“Ternyata pengalaman begadang mengubah segalanya,” ujar Ardo kepada Desi.

“Hehehe rebutan Helmi, gue ikutan apa ga ya,” balas Desi.

“Gih, sono,” balas Ardo.

“Lo ga marah gitu ?” tanya Desi.

“Hah...buat apa marah ? Bebas aja kale, ntar gue cari yang lain, di gym banyak,” jawab Ardo.

“Rese lo,” balas Desi sambil menyikut Ardo di sebelahnya.

Akhirnya setelah selesai berdebat, Andin dan Anisa ikut pulang bersama dengan Ardo dan Desi menaiki mobil baru, kemudian mereka pergi ke rumah Farah untuk mengambil motor Ardo yang di titipkan sebelumnya. Ketika sampai, Farah dan Santi sedang berada di depan pagar, sepertinya mereka sudah siap pergi sebab Santi sudah mengeluarkan motornya. Ardo berhenti di belakang motor Santi dan kemudian turun dari mobil, Farah dan Santi menoleh melihat Ardo,

“Oi Do, lo mau ambil motor ya ?” tanya Farah.

“Iya, sori ya, lo mau pergi ya ?” tanya Ardo.

“Iya, gue mau ke kampus bentar, katanya bu Nur mau ngobrol ama gue,” jawab Farah.

“Gue nemenin,” tambah Santi.

“Oh gitu, ya udah kalau gitu gue cepet cepet deh (menoleh melihat Ardo) mana konci motornya ?” tanya Desi.

Ardo mengeluarkan kunci motor nya dari saku dan memberikannya kepada Desi, Farah membukakan pagar dan kemudian masuk bersama Desi ke dalam, tiba tiba Santi yang awalnya menoleh ke belakang, turun dari motor dan menghampiri mobil Ardo. Dia melihat ke dalam dan tersenyum melihat Anisa dan Andin yang duduk di belakang,

“Apa kabar Anisa ?” tanya Santi.

“Eh...kak Santi ? kok kak Santi ada di sini ?” tanya Anisa.

“Kamu kenal Nis ?” tanya Andin.

“Iya, aku pernah cerita teman ku yang tinggal di apartemen kan ? kak Santi ini kakak nya,” ujar Anisa menjawab Andin.

“Hehe sejak Kiki udah ke bekasi, kita ga pernah ketemu lagi ya,” ujar Santi.

“Iya kak, apa kabar kak ?” tanya Anisa.

“Baik baik, kamu gimana ? baik baik juga kan ?” tanya Santi.

“Iya kak, baik baik aja, oh ya kenalin kak, ini kakak ku, namanya Andini,” ujar Anisa memperkenalkan Andin.

“Salam kenal kak,” ujar Andin.

“Wah salam kenal Andin, (menoleh melihat Anisa) kok kamu bisa bareng Ardo ?” tanya Santi.

“Dia kakak ku paling gede kak, abis dia ada kak Adel, trus kak Andin baru Nisa paling kecil,” jawab Anisa.

“Oh...begitu, jadi kalian adiknya Ardo ?” tanya Santi.

“Iya bener kak, nama kakak siapa ya ?” tanya Andin.

“Namaku Santi, lengkapnya Santi Kuncoro, aku teman satu kuliah sama kakak kalian, salam kenal ya,” ujar Santi sambil menjulurkan tangannya.

Andin menjabat tangan Santi, namun dia buru buru melepaskan tangan Santi dan langsung memegang tangannya,

“Kenapa ?” tanya Santi.

“Kok tangan kakak dingin banget ?” tanya Andin.

“Oh mungkin tadi di ruang ac kali ya haha,” jawab Santi.

“Oi San, lo kenal ade ade gue ?” tanya Ardo yang baru saja menghampiri Santi.

“Kenal lah, Anisa teman adik gue yang paling kecil, waktu dia masih di sini, dia termasuk salah satu trio kwek kwek yang wajib dateng ke apartemen gue hehe,” jawab Santi.

“Lah berarti temen nya Nisa yang ada di apartemen dan hampir tiap hari dia ke sono, ade lo ?” tanya Ardo.

“Iya, lebih tepatnya ade nya Rudi sih,” jawab Santi.

“Lah berarti dia kenal Rudi juga dong ?” tanya Ardo.

“Ya kenal lah, orang namanya juga sering main,” jawab Santi.

“Dunia sempit amat ya,” balas Ardo.

“Hehehe bener,” balas Santi.

Di dalam mobil, Anisa bingung melihat Andin yang sedikit gemetar dan menjauh dari jendela, kemudian dia bergeser menghampiri Andin,

“Kenapa kak ?” tanya Anisa sambil memegang tangan Andin.

“Kamu ga ngerasa ada yang aneh sama kak Santi ?” tanya Andin.

“Hah...apanya yang aneh kak ?” tanya Andin bingung.

“Enggak apa apa, ga usah di pikirkan,” jawab Andin sambil membetulkan kacamata nya.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!