CINCIN AMERTHA

Mobil Hitam milik micel sudah Sampai garasi Rumahnya, Ia terkejut melihat mobil Roy yang sudah terparkir lebih dahulu.

"Sial..mau apa lagi itu orang!" Gumam micel sambil melepaskan seatbeltnya.

Tap!..Tap!

Suara sepatu hak tinggi micel melangkah menuju pintu yang berbahan kayu jati serta ukiran yang mewah.Didalam Rumah mata micel melihat ayahnya sedang Asik mengobrol dengan Roy sehingga tidak tahu kedatangan anaknya.

"Papah aku pulang" Sapa micel dan terus melangkah tak mau melihat wajah Roy.

"Cel..sini sebentar" suara pria berusia 59 tahun yang memanggil micel.

"Ck..pasti roy sudah mengatakan semuanya" decak kesal micel seraya memberhentikan langkahnya yang sudah ingin menaiki anak tangga.

Kemudian Ia menghampiri pria tua itu tanpa melihat orang yang mengenakan jas hitam berkemeja biru duduk berhadapan dengan sang papa.

"Ada apa pah" ucap micel yang berdiri tak jauh dari pria tua itu duduk.

"Ko kamu sudah pulang?" Tanya papanya yang bernama pak Bima mahendra kusumo.

"Aku lagi ga enak badan pah, ini aku mau istirahat dulu" jawab Micel beralasan.

"Om...saya ada kenalan dokter yang bisa menyembuhkan, kalau perlu saya bisa panggilkan sekarang" sahut Roy yang mengeluarkan ponsel buah yang tergigit itu dari kantong jasnya.

"Gausah sok peduli deh" cetus micel yang kesal melihat tingkah pria itu.

"Sudah-sudah, Kalian ini yaa dari kecil sampe sekarang masih aja terus bertengkar" ucap pak Bima.

"Micel, Roy kesini minta izin ke papa untuk kamu agar menemaninya ke acara pengesahan perusahaannya yang baru nanti malam, dan papa sudah mengizinkannya, bagaimana cel?" Tanya pak Bima yang melihat wajah putrinya.

"Papah sayang, tolong bilang ke Pria itu kalau aku sudah ada janji untuk dinner bersama pacar baru ku, so bilang aku tidak sudi" jawab micel sambil menatap sinis roy.

"Loh..kamu sudah punya pacar kenapa tidak cerita ke papah" kata pak bima.

"Karna pria yang diakui pacarnya itu hanya penjual buah om" sahut Roy sambil menahan tawa.

"Diam kamu Roy, jangan ikut campur urusan ku" seru micel yang rasanya ingin melempar tasnya ke arah pria itu.

"Pah, aku baru mau ingin menceritakan ini ke papah tapi adanya orang ga jelas ini aku jadi gak mood lagi" imbuhnya sambil menatap wajah papanya.

"Kalau gitu bawa dia kesini, papa ingin melihatnya" jawab pak bima penasaran.

"Okee nanti malam aku akan mengenalkannya ke papa, aku mau istirahat dulu, bye papa" pamit micel langsung berbalik badan berjalan meninggalkan kedua orang itu.

"Cel...gimana tawaran ku" seru Roy yang melihat wanita itu pergi, micel pun tak menggubris ucapan Roy.

"Sudahlah Roy, mungkin micel lagi ga enak badan, Tapi om janji akan membujuknya nanti" kata Pak Bima kepada Roy anak Sahabatnya.

"Tolong yaa Om, Soalnya nanti Malam itu acara yang sangat penting Biar papa ku tak mencarikan jodoh lagi untuk ku" pinta Roy yang memohon.

Pak Bima hanya tersenyum mengangguk saja, kemudian Roy pamit untuk kembali ke perusahaannya.

*

*

Rudi sudah menerima Transferan dari kantor micel sebesar 500 juta sebagai bonus penjualan yang sukses itu, Ratih ingin memberikan uang muka terlebih dahulu namun Rudi menolaknya Rudi inginnya nanti saja setelah selesai pengantaran buah 5 truck.

Setelah tak ada yang lagi dibahas, Rudi pun memilih untuk berpamitan kepada Ratih.

Kini Dirinya menuju ke Tempat penjualan bibit buah mangga miyazaki karna untuk memenuhi pesanannya itu Ia harus menambah lagi pohon sebanyak 20 batang.

"Assalamualaikum pak" ucap salam Rudi yang sudah tiba di Penjualan bibit buah itu.

"Waalaikumsalam, mau cari bibit apa" tanya Pria itu setelah melihat rudi datang, namun Ia tak mengenali wajah rudi yang baru.

"Ini pak saya mau beli bibit buah mangga miyabi lagi 20 batang, apa masih ada?" Kata Rudi sambil mengangkat 10 jarinya.

"Waduhhh mas, itu pohon sudah tidak ada lagi" jawab si penjual bibit.

"Yahh...kira-kira bapak tau tidak dimana lagi bibit pohon itu" tanya Rudi yang harus mendapatkan bibit pohon jeruk tersebut.

"Ada tapi jauh mas, di wonosobo jawa tengah nah disana banyak" kata pria itu sambil menunjuk arah ke timur.

"Yaudah pak kalau gitu, bapak bisa pesankan ga dari sana" ucao Rudi.

"Bisa si mas, tapi untuk sampai kesini paling 1 mingguan karna mereka suka lama kalau kirim-kirim bibit" jawabnya.

Rudi langsung lemas setelah mendengarkan waktu yang sangat lama itu, sedangkan Ia perlunya untuk 5 hari ini. Ia masih terdiam memikirkan bagaimana nasib Bibitnya itu.

Tiba-tiba muncul sebuah ide yang dimana Ia harus kesana sendiri menjemput bibit itu akhirnya Rudi meminta alamat yang jelas ke si penjual bibit buah.

Penjual itu memberikan alamat serta nomor teleponnya kepada Rudi dan si penjual itu bilang bahwa nanti kalau mau beli mengatasnamakan toko dirinya karna Orang sana kalau ngasih harga suka-suka, namun dalam pikirannya pria itu takut pelanggannya pindah tempat setelah tahu harga aslinya.

Rudi pun mengiyakan pesan tersebut, dirinya juga tak tahu bagaimana caranya kesana dalam waktu 5 hari ini.

Tepat pukul 12 siang, Adzan dzuhur berkumandang, Rudi menyempatkan dulu sholat jamaah di masjid dekat alamat rumah gurunya Aiza.

Setelah sholat Rudi duduk dahulu di teras masjid, Ia membuka maps di ponselnya untuk melihat jarak yang dibutuhkan kesana.

" Hmmm ternyata 8 jam menggunakan mobil, Tapi besok Aiza lomba aku harus melihatnya" batin Rudi mempertimbangkan waktu itu jika dirinya kesana malam ini.

"Ahh..pikir nanti saja, yang penting melihat putri ku dulu untuk lomba" ucap Rudi bermonolog seraya memasukkan kembali ponsel dan alamatnya itu ke tas kecilnya.

Ia pun menuju kerumah ibu jasmin untuk membicarakan tentang perihal rencana kepala sekolah tadi pagi.

5 menit Rudi sudah sampai di gerbang rumah Ibu jasmin, Ia kemudian menekan tombol bel.

Ting!..Tung!!

Tak lama kemudian pintu rumah terbuka, ibu jasmin keluar dan melihat Rudi tersenyum kearahnya di Depan gerbang.

"Loh..kenapa sudah datang" batin Jasmin yang melihat jam ditangannya, padahal lesnya selesai jam 2.

Jasmin segera berjalan menuju pintu gerbang untuk membukakannya.

"Assalamualalikum bu" ucap salam Rudi.

"Waalaikumsalam pak, tumben jam segini sudah datang" jawab jasmin.

"Iyaa bu, ini saya mau ngobrol tentang apa yang kepala sekolah katakan tadi pagi" jawab Rudi.

"Ohh..iya, mari masuk" ucap jasmin mempersilahkan Rudi.

Jasmin berjalan menuju ke teras rumahnya, rudi pun mengekor dari belakang.

"Tunggu sini ya pak, saya mau masuk dulu" titah Jasmin menyuruh rudi untuk duduk.

"Gak usah repot-repot bu, Air putih saja" ucap Rudi yang sudah menebak pasti bu jasmin mengambil makanan dan minuman untuknya.

"Ohh..gitu, baiklah pak" jawab ibu jasmin.