Kenapa Harus Aku

" sudah dua hari glamor menjaga wonsoo di dalam hotel tanpa keluar sedikit pun, dan hari ini hari terakhir mereka berada di thailand, sekarang glamor sedang duduk di tepi pantai sambil menikmati coffee panas, sudah lama dia ingin pergi ke laut yang ada di belakang hotel tempat nya menginap, namun sial wonsoo tidak pernah mengijinkan nya untuk pergi sebentar saja, dan bagaimana kali ini glamor bisa pergi, jawaban nya ialah karena wonsoo ikut juga pergi dengan nya, itupun karena glamor sudah merengek pada wonsoo agar di ijinkan pergi untuk menikmati suasana pantai di thailand.

" cekrek...

" cekrek..

" glamor beberapa kali selfi dengan berbagai gaya, dia juga memaksa wonsoo agar ikut selfi bersama nya, dan dengan terpaksa wonsoo mau berfoto dengan istri menyebalkan nya itu.

" huff.... ayo pergi pak, kita harus beli oleh-oleh untuk mama mertua, papa mertua, kakek, karin, dan juga hyuk oppa. " ucap glamor menarik wonsoo agar mengikuti nya.

" bentar, kamu mau beli oleh-oleh untuk hyuk... oppa...? " tanya wonsoo dengan menekankan kata oppa.

" eummm.... " angguk glamor dengan cepat.

" cih... oppa... pergi sendiri saja, saya nggak mau ikut.."..... oppa... oppa shibal sekkiya. " marah wonsoo langsung pergi meninggalkan glamor yang bingung dengan sikap suaminya itu.

" kenapa dia? dasar aneh. " gumam glamor yang tidak peduli dengan sikap aneh wonsoo, yang penting sekarang dia harus membeli beberapa barang untuk di bawa pulang ke Korea.

" oppa.... cih... oppa... konon, ambil tuh oppa kamu, dasar, orang lain di panggil oppa, suami sendiri malah di panggil bapak, dia pikir aku ini bokapnya apa, bapak..... panggilan apaan kek gitu ke suami, ngga ada romantis-romantisnya sama sekali. " cerocos wonsoo di sepanjang jalan karena kesal dengan glamor.

" tuan, anda kenapa bicara sendiri? , nyonya dimana?. " tanya asisten choi yang merasa aneh dengan sikap tuan mudanya itu apalagi saat dia tidak melihat nyonya muda di samping tuannya itu.

" apa urusan kamu saya bicara sendiri? dan saya juga tidak tahu dimana gadis menyebalkan itu, kamu cari dia, jangan sampai dia hilang di negara ini, merepotkan saya saja nantinya. " ucap wonsoo sambil berlalu pergi dari hadapan asisten choi yang hanya bisa menatap kepergian wonsoo dengan nanar.

" huff.... tambah pekerjaan aku aja nyonya itu. " kesal asisten choi langsung pergi mencari glamor.

"sedangkan di tempat lain, lebih tepatnya di sebuah mall, glamor sedang bertengkar dengan seorang wanita.

" wah kita ketemu lagi jalang. " ucap jung haein dengan kasar pada glamor.

" heuh.... ngga nyangka kalau gua akan ketemu sama ulat bulu di sini. " balas glamor tak kalah pedasnya sampai membuat jung haein hampir menampar glamor di sana kalau tidak melihat situasi yang banyak orang.

" dasar jalang, lu ngapain di thailand, lu itu diskors buat lu intropeksi diri akan kesalahan lu, bukan nya lu malah liburan di sini. " ucap jung haein dengan menatap glamor tajam.

" lu suruh gua intropeksi diri, terus kenapa lu juga nggak intropeksi diri, lu kan juga diskors, tapi lu malah ada di sini, dan seperti nya lu kesini buat liburan juga kan?. " tanya glamor sambil memperhatikan gaya jung haein yang sangat seksi.

" cih.... gua mah di sini emang liburan, dan lu tahu ngga kalau gua liburan di sini sama siapa?. " tanya jung haein membuat glamor sedikit penasaran.

" cih... palingan lu liburan sama kakek-kakek. " ejek glamor yang langsung pergi meninggalkan jung haein yang sedang kepanasan karena marah.

" gua liburan di sini sama pak wonsoo?. " teriak haein membuat langkah glamor berhenti dan tersenyum sinis ke arahnya.

" berhenti menghayal dan membual, lebih baik lu ke rumah sakit jiwa, sepertinya otak lu sekarang sedang tidak baik-baik saja. " ucap glamor dengan santai.

" dasar wanita gila itu, dia sangat berani dengan gua, akan gua buat dia menderita nantinya di Universitas. " gumam haein menatap nyalang ke arah glamor yang sudah menghilang di balik banyak nya orang.

" hadeuh.... capek banget harus ketemu si ulat bulu di sini, pakek ngarang lagi dia kalau liburan sama pak wonsoo, ngga tahu aja dia kalau pak wonsoo tiap hari di kamar ama gua, ya walaupun ngga ada yang terjadi tapi pak wonsoo selalu di samping gua. " cerocos glamor panjang lebar, namun sedetik kemudian langkah nya berhenti dan teringat kalau sekarang wonsoo tidak ada di dekatnya.

'"aduh sial.... jangan sampai pak wonsoo ketemu sama si ulat bulu, bisa-bisa nanti pak wonsoo tergoda lagi sama teteknya yang gede itu. " ucap glamor berbicara sendiri sambil berlari keluar dari dalam mall.

" eh nyonya... nyonya glamor.... " panggil asisten choi yang ikut berlari mengikuti glamor.

" huff... kak choi, kenapa lari?. " tanya glamor yang ngos-ngosan.

" kan nyonya lari, ya saya ikutan lari lah, ada apa nyonya? apa yang terjadi? , kenapa nyonya lari?. " pertanyaan beruntun yang di tanyakan oleh asisten choi membuat glamor bingung.

" sudah lah, kak choi, tolong bawa barang-barang ini, ini sungguh berat. " ucap glamor sambil memberi beberapa barang yang di pegangnya pada asisten choi.

" ouh iya, kenapa kak choi ada di sini? eh bentar, apa pak wonsoo juga ada di sini... gawat... di mana dia? jangan sampai dia ketemu sama si ulat bulu. " ucap glamor yang mondar-mandir mencari wonsoo, namun yang di cari tidak nampak batang hidung nya sama sekali.

"nyonya... nyonya apa yang anda cari,tuan muda tidak ada di sini, dia ada di hotel. " jelas asisten choi membuat langkah glamor berhenti dan menatap tajam ke arah asisten choi.

" kenapa kakak tidak bilang dari tadi? bikin aku emosi saja. " geram glamor langsung pergi meninggalkan asisten choi dengan wajah lelahnya.

" sungguh pasangan yang sangat menyebalkan. " gumam asisten choi sambil mengikuti langkah cepat glamor.

" setelah pulang aku harus memarahinya dan membuat wajah tampan nya itu menjadi jelek, bisa-bisa nya karena wajah tampan nya itu sampai membuat seorang ulat bulu Membuntuti nya sampai kesini, si ulat bulu itu, liat saja, aku akan bilang pada dia kalau aku ini istri sahnya si dosen killer, biar dia tahu rasa karena berani-beraninya menyukai suami orang. " ucap glamor berbicara sendiri membuat asisten choi yang mendengar nya sedikit merinding.

" saya turut berdukacita pada anda tuan muda. " gumam asisten choi dalam hati sambil memikirkan nasib tuan muda nya sebentar lagi.

" seperti nya tadi nyonya bertemu dengan para wanita yang mendambakan tuan muda, pantesan nyonya keliatan sangat marah, ternyata dia cemburu. " batin asisten choi sedikit melirik ke arah glamor yang sedang sibuk dengan ponsel di tangan nya.