Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi ilmiah berdasarkan serial anime dan game Azur Lane dengan sedikit taburan sejarah sesuai yang kita semua ketahui.
Semua yang terkandung didalam cerita ini sepenuhnya hasil karya imajinasi saya pribadi. Jadi, selamat menikmati dunia imajinasi saya😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirpitz von Eugene, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Meskipun bala bantuan dari faksi kekaisaran Sakura sudah tiba, para gadis masih kesulitan dengan ketiga Seiren kelas Eksekutor yang menghadang mereka. Madjapahit berusaha sekeras mungkin untuk mencoba menyerang ketiga lawannya dari udara, permukaan, dan bawah air, tapi lawan mereka kali ini terlalu tangguh untuk dihadapi tanpa adanya Tirpitz.
Pertempuran udara masih berlangsung di atas mereka, sedangkan Tjakra dan Nanggala kesulitan untuk mendekati posisi lawan karna Strategist, kapal induk kelas Eksekutor, terus menerus memindai lautan dengan sonar, bahkan gerakan siluman mereka bisa dengan mudah diketahui oleh pancaran sonar tersebut!
"Madja-san, kita tidak bisa terus-terusan begini, kita harus menggunakan daya tembak yang lebih baik!" ujar Zuikaku sambil berbelok menghindari arah jatuhnya peluru lawan.
"Maksudmu enam ratus milimeter ku? Tidak! Peraturan faksi kami tidak memperbolehkan penggunaannya tanpa izin dari komandan armada."
"Heh!? Apa urusannya dengan shikikan? Kan bukan dia yang mengoperasikan nya!" kali ini sebuah peluru jatuh tepat di samping Zuikaku, beruntung lambung kapalnya tidak mengalami kerusakan berarti.
"Teman-teman, tenanglah! Aku yakin shikikan-sama akan sampai sebentar lagi." ujar Singosari menyemangati.
Dan benar saja, beberapa detik kemudian radar Djabar menangkap dua objek tak dikenal sedang melesat ke arah mereka. Gerakannya yang cepat ditambah dengan salah satu objek dengan tanda tanya, membuat gadis itu sedikit kebingungan.
"Madja-sama, sepertinya ada dua objek bergerak di sisi kiri kita," ujar Djabar melapor, "kecepatan mereka hampir mencapai seratus knot! Salah satunya terdapat ikon tanda tanya, apakah itu kapal kawan yang baru?"
Madjapahit segera memeriksa radarnya sendiri dan terkejut melihat dua objek yang dimaksudkan. Ia segera memerintahkan semua gadis untuk bersiaga, karna radarnya sendiri menangkap energi lemah yang dipancarkan oleh salah satu objek itu.
"Bersiaplah teman-teman, sepertinya mereka mencoba menyerang kita dari arah kiri!"
Kongo segera mengedipkan lampu sinyalnya, memberi perintah kepada Hiei dan Haruna di barisan kiri untuk membidik objek yang datang.
Sesaat kemudian, para gadis terkejut melihat seseorang datang. Tapi kali ini yang muncul bukanlah seorang wanita dengan zirah tempur kapal, melainkan seorang pria!
"Ehh? Apakah ada manusia normal yang menganggap sebuah kapal adalah pria?" tanya Hiei heran.
"Tidak, tapi entah kenapa perasaanku mengatakan kalau yang datang itu shikikan-san."
...****************...
Tirpitz terus memacu kecepatan kapalnya, sehingga perlahan Marina tertinggal di belakangnya. Saat ia secara tidak sopan nya lewat di depan para gadis, ia hanya mengangkat topi perwira nya sebentar untuk menyapa mereka.
"Heee?! Bagaimana ceritanya Eugene-san bisa menggunakan zirah kapal?!" tanya Zuikaku terkejut saat melihat Tirpitz melintas.
"Ayo! Beri dia dukungan tembakan!" sahut Kirishima sambil membidik salah satu Peace Breaker.
Dengan gesitnya Tirpitz meliuk-liuk di atas ombak, menghindari semua peluru dan bom yang mengarah kepada nya. Diangkatnya tangan ke atas dan secara mengejutkan sebuah trisula berlapis emas muncul dalam genggamannya.
"Hei, gadis jelek!" seru Tirpitz saat jaraknya semakin dekat, "kalian tahu kenapa kelas kalian tidak diminati oleh para pria? Karna penampilan kalian sangat memuakkan!"
Ketiga Seiren itu merasa marah dengan cacian Tirpitz barusan, mereka segera memusatkan perhatian kepada Tirpitz yang terus meluncur.
Saat jaraknya dirasakan cukup, Tirpitz segera melepaskan lima torpedo lalu berbelok menjauh. Karna jarak yang terlau dekat, Peace Breaker di sebelah kanan tak sempat menghindar dan berujung mendapatkan kartu balak lima, semua torpedo diborongnya sendiri!
"Yosh! Satu kena, sisa dua!" ujarnya lalu kembali berbelok untuk melakukan serangan selanjutnya.
Peace Breaker yang tersisa memilih untuk menggunakan persenjataan sekundernya, ia menghujani Tirpitz dengan tembakan-tembakan presisi. Tirpitz yang menyadari bahaya mendekat segera melakukan manuver menghindar, beberapa peluru bahkan berhasil ia tangkis menggunakan gagang trisula nya.
"Sepertinya kau ini masih pemula, sebaiknya kau belajar kepada ku cara untuk membuat seorang pria jatuh cinta!" seru Tirpitz kembali melontarkan ejekan.
"Kurrang ajjharrgh!" bentak Peace Breaker kembali menghujani Tirpitz dengan tembakan presisi.
Tirpitz memeriksa kembali jaraknya lalu melepaskan lima torpedo yang tersisa sebelum menikung tajam, setajam tipu muslihat sahabat dekat saat melihat gebetan kalian memiliki spek malaikat!
"Tolong rawat ikan-ikan ku ya, gadis manis," ujar Tirpitz setelah melepaskan torpedo, "tapi bohong! Kau masih lebih jelek dari mak lampir!"
Torpedo nya kembali memakan korban, kini hanya tersisa Strategist sendirian.
"Dua tiga kapal karam," ia berhenti sejenak untuk memikirkan pantun yang cocok, "aduh kaki ku keram!"
Tepat saat itu sebuah pesawat milik Strategist terbang rendah di permukaan laut, ia memanfaatkan titik buta Tirpitz untuk melakukan serangan kejutan. Sebuah torpedo berbentuk seperti ikan hiu dijatuhkan ke laut, yang dengan cepat melesat meliuk-liuk seolah itu adalah hiu asli!
"Ikan dijatuhkan! Awas!!!" ujar Madjapahit lewat radio.
Tirpitz menoleh dan mendapati sebuah torpedo melesat ke arah. Beberapa detik kemudian torpedo itu menghantamnya dengan kekuatan dahsyat, bahkan para gadis tak bisa melihat keberadaan dirinya yang seolah ditelan oleh pilar air.
"Halah, remeh!" suara Tirpitz terdengar di radio. Para gadis kembali melihatnya meluncur seolah torpedo barusan tidak menghasilkan kerusakan apapun.
"Jangan kan torpedo, Fatman sekalipun saya kentutin!" ujar Tirpitz menyombongkan diri.
Ia kembali berbelok, kali ini targetnya adalah Strategist! Seiren itu terlihat panik saat Tirpitz meluncur ke arahnya, sampai-sampai ia menerbangkan pesawat apapun yang masih tersisa untuk menghalangi laju pria itu.
Tirpitz memeriksa persenjataan dan teringat bahwa kapal torpedo nya hanya memiliki sepuluh peluncur, dan semuanya sudah di borong dua Peace Breaker tadi!
"Ah sial!" gumamnya frustasi, "padahal lagi cosplay jadi kapal, malah lupa bawa cadangan torpedo."
Sejenak ia berpikir keras, hingga akhirnya sebuah ide gila muncul dipikiran nya.
"Mwehehe, waktunya pakai strategi kapal zaman purba," gumamnya kepada diri sendiri, "lawannya cuma kapal induk, pasti gak punya armor kuat!"
Sekali lagi Tirpitz menambah kecepatan, sampai-sampai cerobong kapalnya mengeluarkan api alih-alih kepulan asap tebal. Tanpa banyak basa-basi ia memasang kuda-kuda, trisulanya di acungkan tepat ke arah depan.
"Tolong, terimalah cintaku!"
Dalam sekejap mata trisula itu menembus wujud manusia Strategist, bahkan menyeretnya beberapa meter akibat hantaman Tirpitz. Setelah kapalnya berhenti sepenuhnya, Tirpitz segera mencabut trisulanya dari tubuh gadis itu.
"Sayang sekali," ujarnya sambil memasang ekspresi mengejek saat Strategist sedang tawar-menawar harga dengan malaikat maut, "takdir tidak merestui kita untuk bersama, huuu..."
...****************...
Saat Tirpitz kembali ke formasi para gadis, semuanya menatap dirinya dengan penuh ketidakpercayaan. Bahkan Zuikaku, yang sangat cerewet sekalipun, hanya bisa melongo ketika melihat Tirpitz seorang diri berhasil mengalahkan tiga Seiren yang sangat sulit mereka lawan.
"Gak ada tepuk tangan atau apa gitu?" ujar Tirpitz, "masa topeng monyet baru selesai gak ada yang nyawer sih."
"K-kau berhasil mengalahkan mereka? Sendirian?!" ucap Zuikaku tak percaya.
"Kelihatannya?" tanya Tirpitz mengejek.
"Bagaimana caranya kau bisa menggunakan zirah kapal, shikikan-san?" tanya Madjapahit takjub.
Kali ini bukan Tirpitz yang menjawab, melainkan Marina. Gadis itu terlihat kelelahan saat mengejar Tirpitz, ia segera mendekat lalu bersandar pada lengan Madjapahit.
"Tentunya dengan kekuatan kubus pengetahuan."
"Heee! Seiren ada disini!" seru Zuikaku terkejut. Ia hampir saja mengarahkan landasan pacu untuk menyerang Marina, beruntung Tirpitz segera menjelaskan keadaannya.
"Tenanglah, Zuikaku-san! Dia berada di pihak kita, lebih tepatnya sih tawanan kita."
"Ah ya, shikikan-sama benar. Marina adalah tawanan kami, dia menyerah saat pertempuran laut karang beberapa bulan lalu." ujar Singosari menjelaskan.
Marina segera menghampiri Tirpitz lalu menjulurkan kedua tangannya.
"Eugene-san," bisik gadis itu, "gendong!"