Welcome to the sequel of You're Mine Brianna
Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Kaburnya Garret
Kembali ke Moskow, Rusia.
Di perjalanan, ponsel Daniel berdering. Ia melihat nama Semyon di layar ponselnya. Dengan cepat Daniel mengangkat panggilan tersebut.
"Ada apa Semyon? Sebentar lagi aku akan sampai."
"....."
"Apa?! Bagaimana bisa?!"
"...."
"Fuck.." Umpat Daniel.
Hana menoleh ke arah Daniel karena ia mendengar umpatan dari mulut pria tampan itu. Beruntung Liam sedang bermain game di ponsel Hana dan telinganya yang masih suci itu tidak mendengar kata-kata kotor dari Daniel.
"Ada apa?" Tanya Hana.
"Garret berhasil kabur." ujar Daniel.
"What? Bagaimana bisa?"
"Entahlah, aku belum menyelidikinya." sahut Daniel.
Setelah tiga puluh menit kemudian, mereka pun sampai. Liam langsung membuka pintu mobil tanpa menunggu di bukakan oleh pelayan. Ia langsung berlari memasuki mansion dengan mata yang terus bergerak melihat mansion yang sangat besar itu.
"Daddy ini benar rumahmu?" tanya Liam dengan ekspresi takjubnya.
"Rumah kita, Son." jawab Daniel sambil berjalan di belakang Liam dan menggandeng tangan Hana.
"Ini sangat besar dan luas, Dad. Apakah Daddy juga punya kolam renang?"
"Bukan hanya kolam, Daddy bahkan mempunyai tempat untuk latihan berkuda, memanah dan menembak." jawab Daniel.
"Itu sangat keren, Dad. Apa aku boleh berlatih semuanya?" tanya Liam.
Daniel kemudian mendekat dan mensejajarkan tubuhnya dengan Liam. "Kau memang harus berlatih semuanya, Kid. Kau harus menguasai semua bela diri, kelak kau akan menjadi penerusku." sahut Daniel.
"Apakah Daddy pemilik dari perusahaan yang sangat besar dan terkenal?" tanya Liam dengan polos.
"Lebih dari itu. Kita akan membicarakan lagi nanti, Daddy harus mengurus sesuatu dulu. Kau masuk bersama Mommy, oke?"
"Oke Daddy.."
Hana menggenggam tangan Liam dan membawanya menuju kamar mereka. Sedangkan Daniel, ia pergi ke sel bawah tanah yang berada di area mansion.
"Bagaimana bisa semua ini terjadi, Semyon?!" teriak Daniel saat ia melihat sel itu kosong. Karena bukan hanya Garret saja yang berhasil kabur, melainkan semua penghuni sel yang berisi para pengkhianat Bratva pun berhasil keluar. Bahkan para anak buah yang bertugas menjaga sel pun terkapar begitu saja di tanah dengan luka tembak di beberapa bagian tubuhnya.
"Maafkan kelalaianku dalam bertugas, Tuan." ujar Semyon.
DORR
Semyon langsung terduduk saat timah panas mengenai lengannya dari pistol yang berada di tangan Daniel. "Itu hukuman untukmu, Semyon." ujar Daniel datar lalu meninggalkan Semyon sendiri di sana.
"Shit.." umpat Semyon.
Dengan cepat ia merobek kemejanya dan mengeluarkan peluru tersebut menggunakan tangannya. Ia terpekik saat merasakan sakit yang amat sangat. Semyon juga melepaskan pakaiannya yang masih menempel sebagian lalu melipatnya guna untuk menekan pendarahan di bahunya yang terluka. Tak ada raut wajah khawatir di sana, sepertinya ia sudah terbiasa mengalami hal tersebut.
"Apa yang terjadi?" tanya Gaston yang baru saja tiba setelah dihubungi oleh Daniel untuk datang ke mansionnya.
Daniel masih terdiam dengan nafas yang terdengar begitu menderu. Ia saling menautkan jari-jarinya di atas meja di ruang kerjanya yang luas. Pandangannya menatap tajam ke arah depan dan otaknya sedang berpikir keras.
"Tuan.." Nikolai datang dengan nafas yang terengah-engah karena Daniel mengancamnya akan mengosongkan semua isi di dalam rekeningnya jika ia tidak segera datang. "Apa yang terjadi?" tanya Nikolai dengan nafas yang terpotong-potong.
"Ini semua terlalu janggal untukku. Garret tiba-tiba muncul ketika Ayah dan Ibuku sedang berkunjung kemari, lalu ia berhasil kabur bersama semua penghuni sel yang lainnya saat aku pergi ke Berlin. Para penjaga sel juga tewas."
"Bocah tengik itu di bantu oleh seseorang." sahut Nikolai.
"Apa kalian mencurigai seseorang yang mungkin saja menjadi penyusup di mansion ini?" tanya Daniel kepada Gaston dan Nikolai dengan tatapan yang tajam.
Gaston dan Nikolai tampak terdiam tak bisa menjawab.
"Kita bisa memulainya dari para pelayan di rumah ini." sahut Gaston di menit berikutnya.
"By the way, dimana Semyon?" tanya Nikolai yang menyadari bahwa Semyon tidak ikut menghadiri rapat penting ini.
"Mungkin ia sedang merawat lukanya." jawab Daniel.
"Luka?" tanya Nikolai keheranan.
"Aku menembaknya karena ia lalai dalam bertugas." sahut Daniel.
"Oooh shit. Itu sangat menyakitkan." ujar Nikolai meringis membayangkan dirinya menjadi Semyon.
"Aku akan meningkatkan pengawasan dan memeriksa semua pelayan serta pengawal di mansion ini. Aku yakin cepat atau lambat penyusup itu akan ditemukan." ujar Gaston memberikan saran.
Daniel mengangguk menyetujui usulan kedua sahabatnya.
"Untuk saat ini, biarkan tikus got itu berlari kemana pun. Kita biarkan kematian menari di atas tawanya, lalu setelah itu kita akan menangkap dan menghabisinya." sahut Daniel dengan tatapan membunuhnya yang sebenarnya sudah sangat membara dari sejak mendengar kabar kaburnya Garret beserta tawanannya yang lain.
***
Hana mengerjapkan matanya saat ia merasakan kecupan-kecupan basah di ceruk lehernya. Ia pun membuka matanya dan menatap Daniel.
"Jam berapa ini?" tanya Hana. Ia tertidur sangat pulas setelah bermain dengan Liam. Liam juga berada di sana, terlelap sambil memeluk tangan Hana.
"Jam sepuluh malam." jawab Daniel.
"Kau baru pulang?"
Daniel menganggukkan kepalanya sembari melepaskan kemejanya.
"Apakah terjadi sesuatu?" tanya Hana.
"Gaston berhasil kabur bersama semua tawanan yang berada di sel." jawab Daniel singkat.
"Oh my.. "
"Kau pasti lelah, tidurlah." ujar Hana sembari mengusap punggung lebar yang bertato itu.
Daniel berjalan ke arah samping kiri ranjang lalu mengangkat Liam yang tertidur lelap untuk membawanya ke kamar lain.
"Kau akan membawanya kemana?" tanya Hana.
"Ke kamarku, kita akan tidur di sana."
Daniel berjalan perlahan menuju kamarnya dengan Liam yang berada di dalam gendongannya. "Mulai sekarang ini adalah kamar kita, dan kita akan tidur di sini. Kamarmu akan aku ubah menjadi kamar Liam, dan aku akan membuat sebuah pintu penghubung agar lebih mudah untuk mengakses kamar Liam."
Hana pun menganggukkan kepalanya dan mengekori Daniel menuju kamar milik pria itu. Mereka tertidur dengan lelap tanpa rasa khawatir yang biasanya menyelimuti hati dan pikiran Daniel.
Tanpa Daniel sadari, di tempat lain seorang pria sedang memikirkan cara agar berhasil menghabisi semua keturunan Smirnov. Sudah sangat lama ia menantikan momen tersebut, dimana keluarga Smirnov habis tak tersisa seperti yang dialami oleh pria itu. Semua keluarganya tewas begitu saja karena ulah salah satu keluarga Smirnov. Rasa benci itu ia tanam dan ia pupuk terus menerus hingga tumbuh dan berubah menjadi dendam yang sangat mendalam. Ia tak akan puas dan tak akan berhenti jika keluarga Smirnov tidak mati di tangannya.
"Jangan gegabah menunjukkan batang hidungmu. Kau baru boleh kembali muncul setelah kau berhasil menguasai semuanya. Ingat, lawanmu adalah pemimpin kartel terbesar di negara ini. Kita harus mengubah strategi dan aku akan menunggumu demi membalaskan dendam ini." ujar Pria itu menghubungi seseorang melalui ponselnya.
TBC