Diabaikan keluarga sendiri, disiksa oleh ibunya, diabaikan keberadaannya oleh ayahnya dan adik yang juga membuatnya menderita.
Suatu hari dia menikah dengan lelaki yang sejak awal terlihat mencintainya, dia berharap banyak dengan pernikahan tersebut yang mampu mengakhiri penderitaannya, ternyata suatu ketika Erina tahu bahwa suaminya mencintai adiknya. Dia juga berhadapan dengan Ibu mertua yang otoriter dan adik ipar yang memperlakukan Erina seenaknya. Di rumah tersebut dia menantu tapi nyatanya diperlakukan layaknya seorang babu.
Erina sadar dikemudian hari saat sebuah kecelakaan menimpanya, dia sadar bahwa benar harapan semua orang yang dianggapnya keluarga menginginkan dia mati. Suatu hari dia bertemu dengan pria yang juga memiliki masa lalu dan keluarga yang suram, mereka akhirnya bekerja sama untuk saling membalas apa yang telah mereka dapatkan dimasa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Malam hari, Erina benar-bemar tidak bisa tertidur karena memikirkan rencana yang haris dijalankan saat bertemu dengan nyonya Tiara dan bagaimana cara meluluhkannya.
Erina mempertimbangkan banyak hal. Tapi satu yang pasti, rencananya harus segera dijalankan karena dia sudah tidak sabar menghancurkan keluarga Nugroho dan Gusti.
"Aku harus bertemu dengan Nyonya Sasa terlebih dulu untuk kembali mencari informasi penting tentang watak ibu-ibu sosialita itu" Gumam Erina.
Malam itu sebelum memasuki dunia mimpi, dia menyiapkan setelan yang memukau agar bisa membuat Nyonya Sasa terpukau dan tertarik memiliki anggota baru seperti Erina. Menurut penjelasan Vera, Nyonya Sasa sedikit berneda, dia tidak menggunakan berlian bahkan pernak-pernik di tubuhnya tapi sikap, dia memiliki sikap tegas dan sulit ditebak. Dia menyukai lukisan. Hanya itu yang Vera jelaskan.
Erina segera berlari dan membuka tas yang tersimpan dalam lemari, dia memiliki beberapa peralatan lukis dan Erina berniat untuk membuat lukisan dengan tangannya sendiri. Walau bagaimanapun, Erina memiliki kelebihan, merancang dan menggambar.
"Semoga kali ini rencana aku berhasil" Gumam Erina yang mulai melukis apa yang dipikirkannya.
Esok hari.
Erina menggunakan setelah dengan berwarna gelap, tanpa riasan yang berlebihan. Dia yakin, berhadapan dengan Nyonya Sasa harus mengikuti dengan stylenya. Erina kemudian berjalan dengan anggun menenteng sebuah kotak berukuran panjang.
"Semangat Erina kamu pasti bisa"Gumamnya.
Beberapa menit kemudian, Erina tiba di sebuah kediaman yang tidak terlalu mewah. Tapi lebih terlihat elegan dan memiliki kelas. Erina berjalan memasuki dan tanpa menunggu waktu yang lama setelah menekan bel kediaman tersebut, pintu rumah terbuka.
Wajah Erina menegang, begitupun Nyonya Sasa yang terlihat datar dan ikut terdiam saat melihat Erina mematung di hadapannya.
Mata Erina menangkap seorang wanita yang seusia Widya tapi dia memiliki wajah dan tubuh yanh terlihat sedikit lebih muda dari Widya.
Mungkin saja karena dia sering berolahraga.
"Nyonya Sasa?" Ucap Erina.
"Iya benar, apakah kita saling mengenal?" Timpal Sasa.
"Apakah nyonya memiliki waktu? Saya...."
Yang benar saja, Nyonya Sasa terlihat menilai penampilan Erina terlebih dahulu, matanya menatap dari arah kepala sampai kaki.
"Silahkan masuk" Ucap Sasa setelah menilai penampilan Erina.
Erina kemudian tersenyum dan merasa berhasil di tahap pertama. Dia memasuki rumah elegan itu dengan berjalan tegap terlihat wanita yang elegan dan berkelas.
Erina mengeluarkan sebuah amplop dan meletakannya diatas meja. Setelah itu, dia meletakkan ponselnya dan memperlihatkan sebuah foto, Erina dan Vera. Alis Nyonya Sasa terlihat berkerut.
"Nyonya, saya tidak bisa berbasa-basi. Saya saudara Vera dan datang menagih janji Nyonya kepada saudara saya" Jelas Erina.
"Kenapa aku harus memberimu, aku memberi kesempatan ini hanya untuk Vera" Timpal Nyonya Sasa dengan datar.
"Saya yakin, nyonya paham. Janji harus ditepati begitupun Vera kepadaku, dia mengatakan bahwa anda akan mengabulkan permintaannya sesuai kebaikan yang dia lakukan untuk anda" Jelas Erina.
Nyonya Sasa kemudian tersenyum samar, dia merasa wanita di hadapannya ini memiliki hal yang menarik, tapi entah apa itu. Nyonya Sasa kemudian menyilangkan kakinya, dan menerima apa yang Erina inginkan.
Seorang pelayan datang membawa minuman dan kudapan, dia meletakkannya dengan sangat hati-hati. Setelah itu Nyonya Sasa melanjutkan ucapannya.
"Kau bisa bergabung kelas golfku dua hari lagi" Ucap Nyonya Sasa dengan meraih gelas minumannya.
"Aku ingin bergabung dengan kelas Nyonya Tiara Respati" Timpal Erina.
Nyonya Sasa kemudian meletakkan gelas keramik yang ditentengnya itu kembali ketempat, kemudian tersenyum devil.
"Apa yang kau rencanakan? Apa tujuanmu yang sebenarnya? Kelas itu exclusive, tidak akan semudah itu masuk ke dalamnya" Jelas Sasa.
Erina kemudian memberikan kotak yang berisi lukisan itu kepada Nyonya Sasa. Awalnya Sasa menatap Erina heran. Bukankah sebuah pertanyaan butuh jawaban? Bukan diberi sesuatu.
"Apa ini?"
"Silahkan anda lihat terlebih dahulu"
Nyonya Sasa akhirnya membuka kotak tersebut dan membuka lembaran yang ternyata sebuah lukisan kelopak bunga yang cantik tapi dengan pucuk yang layu.
Mata Nyonya Sasa terlihat jelas berbinar saat melihat lukisan itu, rasanya sangat nyata. Dia meraba lukisan itu terasa sangat halus, dia yakin pelukis tersebut termasuk dalam daftar salah satu pelukis terbaik dunia.
"Ini karya saya nyonya"
"Ha? Benarkah???!" Timpal Nyonya Sasa tidak percaya.
Erina mengangguk, dia menjelaskan setiap detail dan pewarna apa yang digunakan. Nyonya Sasa mendengarkan Erina dengan cermat.
"Ini untuk Nyonya" Ucap Erina.
"Apakah ini hadiah untuk masuk dalam kelas golf exclusive? Aku tidak bisa menerimanya" Timpal Nyonya Sasa.
Erina kemudian menjelaskan, apa makna dari bunga itu? Erina mengatakan bahwa bunga itu sama dengan dirinya, yang berkembang, tapi siapa yang tahu jika dari semua itu dia hancur.
Sebagian besar dia menjelaskan kepada Nyonya Sasa tentang dirinya yang diadopsi oleh keluarga terhormat, dihianati suaminya dan saat ini ingin memberikan pelajaran kepada mereka semua melalui keluarga Respati.
"Oh, jadi berita yang bersileweran di media itu adalah dirimu? Kekasih Ansel?" Tanya Sasa.
Erina mendengar itu hanya mengangguk, Nyonya Sasa menatap Erina yang terlihat tegas dan tegang.
"Bagaimana bisa kau menjelaskan ini? Apa kau tidak takut aku memberitahu nyonya Tiara bahwa kau hanya memanfaatkan kekuasaan Respati?" Tanya Sasa.
"Saya yakin, anda tidak akan melakukannya. Anda tidak begitu tertarik dengan ikut campur kehidupan orang lain. Saya menjelaskan karena saya tidak ingin berbohong dengan anda" Timpal Erina.
Nyonya Sasa kemudian meraih kembali gelas keramik yang berada di hadapannya dan menyerumput minuman tersebut dengan elegan.
"Baiklah. Kau bisa bergabung dengan kelas golf exclusive itu. Aku akan memberitahu waktunya" Ucap Sasa.
Erina tersenyum bahagia. Dengan spontan memegang jemari Sasa. Dia sangat berterimah kasih karena telah membantunya. Sasa hanya tersenyum dan meminta salah satu pelayannya mengambil lukisan itu dan memajangnya di ruangan tersebut.
"Tapi ingat, kau harus berhadapan dengan mereka sendiri, aku tidak bisa membantu apapun" Jelas Nyonya Sindi.
Erina kemudian mengangguk kegirangan, menurutnya, dia sudah sangat merasa berterimah kasih karena bantuannya dia bisa menjalankan rencananya.
"Bagaimana jika nyonya Respati mengetahui rencanamu? Kau tidak tahu karakternya dengan baik, dia akan menghancurkanmu. hingga benar-benar hancur".
Erina mendengar itu sejenak terdiam. Dia hanya menjelaskan, bahwa apapun yang akan terjadi dia sudah siap. Sebenarnya dia tidak memiliki rencana untuk memanfaatkan keluarga Respati.
"Aku akan jujur dengan sendirinya, aku pun tidak memiliki niat untuk itu, anda tenang saja" Ucap Erina.
...----------------...
Di tempat lain, kediaman Prama Respati.
Prama Respati, Ansel dan Mahendra sedang menyantap makan siangnya. Seperti biasa, makan siang kali itu terjadi karena ulah tuan Prama yang ingin melihat perkembangan Ansel.
"Kalian berdua makan dengan diam, tidak telrihat seperti ayah dan anak pada umumny" Tegur tuan Prama.