Berawal dari sebuah perjodohan gila yang dibuat Ayahnya, Nick mau tak mau menikahi anak seorang Mafia asal Mexico.
Niat sang Ayah yang ingin mengubah sosok Nick yang selalu hura-hura serta menambah aset kekayaan rupanya tak berjalan sesuai harapan, karena kenyataan yang sesungguhnya adalah Nick salah menikahi Anak John, John rupanya menjebak Nick untuk menikahi Anak dari wanita simpanannya.
Saat keadaan semakin kacau namun hati Nick sudah tertarik pada Jeslyn, ia tak segan-segan menolak perintah Ayahnya untuk menceraikan Jeslyn. Mendengar sang Anak diperlakukan tidak baik membuat John marah, lalu sesuatu yang tak diduga pun akhirnya mereka dengar dari mulut John jika Jeslyn memiliki sesuatu yang sangat berharga, apakah itu? simak ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhea Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istimewa
Jeslyn tersenyum kecil saat mendengar beberapa pujian dari pelayan wanita yang membantunya mengenakan gaun indah tersebut, walaupun cukup sederhana namun gaun ini sangat cantik dan Jeslyn sangat menyukainya. "Kulitmu sangat halus dan sehat," puji salah satu pelayan tersebut membuat senyum Jeslyn tak henti-henti mengembang. Sebenarnya ia cukup malu dengan beberapa pujian tersebut, namun ada rasa senang jika hal itu benar-benar mereka utarakan pada Jeslyn, itu artinya Nick tidak akan kecewa pada gaun pilihan Rachel yang dirasa cocok untuk Jeslyn. Ia pikir Rachel akan memilihkan gaun yang asal, namun untungnya tidak.
Salah seorang wanita lain mulai datang dengan sebuah box berisikan mahkota ditangannya. "Calon suamimu sudah tidak sabar melihat kecantikan mu, Miss." Ia memberikan box tersebut pada seorang pelayan dan membuka box itu lalu mengambil mahkota yang ada didalamnya. "Ini baru make up sederhana untuk percobaan gaun, tapi kau sangat cantik," pujinya sebelum memasang kan mahkota pada Jeslyn.
Sambil sedikit menunduk, Jeslyn mulai merasakan mahkota tersebut sudah berada di kepalanya, lalu saat Jeslyn mengangkat kembali kepalanya dengan perlahan, ia menatap cermin dan tampak menyukai gaun pernikahannya. Senyum Jeslyn mengembang, ia menatap wanita tadi yang begitu ramah. "Ini sangat cantik, aku menyukainya," ucap Jeslyn.
"Aku senang jika kau merasa seperti itu. Kalau begitu kau sudah siap melihat calon suami mu?" pertanyaan yang sukses membuat jantung Jeslyn kembali berdetak kencang. Ia merasa gugup dalam seketika, apakah Nick akan menyukai gaun yang ia kenakan sekarang?
Dengan perlahan tidak tebal yang berada di ruangan mulai terbuka, Nick dan Jeslyn yang saling berhadapan mulai bisa melihat diri pasangan mereka masing-masing. Mata mereka tak berkedip saat awal melihat ketakjuban yang ada di depan mata.
Nick dengan perlahan mulai melangkah menuju Jeslyn yang tak seperti Tuan Putri, kecantikannya bertambah beberapa kali lipat saat leher indah itu ditampilkan, gaun berwarna putih tampak cocok dengan warna rambutnya dan mahkota kecil tampak menambah kesempurnaan di mata Nick. "Kau sangat cantik," komentar Nick memecahkan keheningan.
"Bagaimana? kalian sudah merasa cocok dengan baju pernikahan kalian? jika sudah aku akan membuka tirai utama untuk kita perlihatkan pada kedua orangtua kalian," tawar wanita di samping Jeslyn yang langsung di jawab anggukan kepala oleh Nick.
"Aku menyukai gaunnya. Jema, bagaimana denganku? apa kau menyukainya?" tanya Nick membuat senyum Jeslyn sedikit pudar. Walaupun Nick sudah mengetahui nama aslinya adalah Jeslyn, namun Nick rupanya masih menggunakan nama panggilan Jema untuknya. Jeslyn yang sudah hampir melupakan dirinya hanya pengganti Jema kembali merasakan rasa bersalah dan rasa takut jika ia sudah membohongi Nick.
"Ya, aku menyukainya, sangat cocok untukmu," jawab Jeslyn akhirnya dengan senyum yang ia paksakan timbul agar bisa menutupi kesedihannya. Bagaimana jika Nick menikahi Jeslyn hanya untuk harta yang tidak akan pernah ia dapatkan? apakah Jeslyn akan kehilangan wajah ramah dan penuh cinta itu.
Senyum Nick semakin mengembang. "Aku tidak pernah melihat wanita secantik mu," ucap Nick saat sudah berada di depan Jeslyn, tak perduli pada orang lain yang berada di dekat mereka. "Jika aku sudah menjadi suamimu, boleh kan aku memanggilmu sayangku? jika sekarang aku takut kau malu," ucap Nick kembali dengan sedikit pelan, berusaha menggoda Jeslyn agar menampilkan kembali semu merah dipilihnya yang menggemaskan.
Jeslyn mengangkat wajahnya, menatap wajah tampak yang selalu berhasil membuat Jeslyn semakin mencintainya. "Aku tidak malu dengan panggilan itu," jawab Jeslyn dengan memberanikan diri. Semua ini ia lakukan demi Daddy-nya, ia pun mencintai Nick dan ingin merasakan dicintai untuk beberapa saat sebelum semuanya terbongkar. Ia tidak ingin merasakan lagi ketakutan yang menghalangi dirinya merasakan bahagia yang seharusnya hadir.
Nick yang mendengar itu sedikit terkesiap, ia menatap warna bola mata indah yang tengah menatapnya. "Benarkah?" tanya Nick sambil menelan salivanya.
Saat Nick mengagumi wajah cantik Jeslyn dan hampir saja kehilangan kesadaran untuk mendekatkan wajah mereka, untung saja suara tirai yang buka menyadarkan mereka berdua dan langsung menolah pada kedua orangtua mereka yang sudah menunggu. "Astaga! kau cantik sekali sayang," komentar pertama yang Jeslyn dengar adalah teriakan dari Mommy Nick yang sangat baik padanya, ia tampak dengan tulus mendekati diri pada Jeslyn yang kurang bisa membuka diri pada orang baru.
Jeslyn menatap John yang tampak tersenyum senang dengan penampilan Jeslyn dan hanya karena itu senyum Jeslyn kembali mengembang dengan tulus, tidak terpaksa seperti tadi setelah mendengar Nick memanggilnya dengan nama Jema.
"Apa ada gaun lain yang lebih mewah?" tanya John pada wanita yang ada dibelakang Nick dan Jeslyn. John merasa gaun tersebut terlalu sederhana, walaupun tetap cantik ditubuh Jelsyn, tetap saja John ingin memberikan yang terbaik untuk pernikahan anaknya sendiri.
Sebelum wanita itu menjawab, Jeslyn terlebih dahulu menggelengkan kepalanya dan kembali menatap John. Untuk pertama kalinya Jeslyn tersenyum tulus tanpa ada rasa takut, dan seperti itulah seharusnya tingkah anak kepada Ayahnya sendiri, buat menjauh dan merasa takut seperti dirumah. "Aku menyukai gaun ini Dad," jelas Jeslyn berusaha meyakinkan John. Lagi pula pernikahan mereka hanya dihadir oleh keluarga besar dan kerabat penting saja, tidak akan ada tamu banyak seperti pernikahan pada umumnya, pikir Jeslyn.