Sandiwara Cinta Yang Menggemaskan

Selesai mandi Dirga memakai piyama yang sudah disiapkan Bi Mar di atas kasurnya. Lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah mengeringkan rambutnya. Matanya memandangi langit-langit kamarnya memikirkan ucapanya pada Toni saat bertengkar dengan Niana di taman tadi siang. Sebenarnya hatinya pun terasa sakit saat menyuruh Toni mengambil Niana dan tidak menginginkannya. Matanya terpejam tangan kananya diletakan di bawah kepala meresapi rasa sakit yang menjalar ke seluruh ruang di hatinya hingga membuat kepalanya seperti mau pecah. Perasaan itu membuatnya tidak nyaman dan tidak bisa tidur. Lalu tangannya meraba-raba sesuatu dibalik bantalnya. Dia mulai memainkan benda berwarna hitam yang dia letakan dibawah bantal sebelum mandi tadi. Jari-jarinya memainkan ikat rambut hitam milik Niana itu, lalu dia mengikatkan di telapak tanganya seperti saat Niana membantunya membalut lukanya. Tak terasa berapa lama Dirga memainkan ikat rambut itu hingga akhirnya dia tertidur.

Saat berjalan menuju ruangannya Dirga berhenti sejenak menoleh ke arah meja kerja Niana. Wajah Dirga sedikit kecewa karena Niana tidak ada di meja kerjanya. Dirga pun lalu masuk ke ruanganya setelah Mr Ken yang satu langkah dibelakangnya berjalan melewatinya dan membukakan pintu lalu menutupnya. Niatnya mengerjai Niana kini mau dihentikannya agar tidak membuatnya semakin pusing karena Niana selalu membuatnya gelisah tanpa memberi dia waktu tenang walau untuk sejenak saat dia sedang dalam masalah.

"Niana.. Pak Dirga sudah masuk, bangunlah" ucap Riska

"Oke terima kasih" ucap Niana yang bersembunyi di kolong meja

Ternyata Niana bersembunyi di bawah meja kerjanya untuk menghindari Dirga. Dia meminta Riska bekerja sama agar dia bisa menghindar dari Dirga dan tidak dituduh menggodanya lagi. Apalagi gosip tentang dia penggoda bos semakin menyebar ke seluruh kantor. Dia juga tidak ingin membuat masalah dengan tunangan Dirga yang sudah kembali. Ruang kerja karyawan yang berderatan itu bagian depan bawah tertutup sekat sampai 30cm di atas meja. Sehingga Niana tidak terlihat saat bersembunyi di bawah meja kerjanya.

Niana selalu menghindari Dirga dimana pun itu. Setiap Dirga berangkat dan pulang kantor, Niana selalu bersembunyi agar tidak terlihat Dirga. Bahkan saat melihat Dirga dari kejauhan dia langsung cepat-cepat bersembunyi. Dia tidak mau melihat Dirga lagi dan tidak ingin terlibat masalah dengannya.

Tadi malam Aska memberi tahu Niana tentang pertengkarannya dengan Dirga saat di perusahaan Alexander Corporation. Saat Aska bertengkar dengan Dirga, Aska diam-diam merekam pertengkaran mereka. Niana mendengar rekaman dari Aska, hatinya terluka mendegar Dirga menuduhnya telah menggodanya. Aska memberi tahunya walau hatinya tidak tega karena Niana pasti akan sakit hati dengan perkataan Dirga.

Hal itu terpaksa dilakukan Aska karena perintah Pak Hadi yang tidak mampu membuat Niana berhenti dari Sanjaya Grub. Pak Hadi telah meminta Aska melakukan segala cara agar Niana mau meninggalkan Sanjaya Grub. Kedua orang suruhan Pak Hadi, Mondi dan Boni telah bekerja sama dengan Fatir untuk mengawasi Niana saat ada di dalam kantor. Mondi dan Boni melaporkan pada Pak Hadi kalau Niana di kantor selalu dipermainkan dan disuruh mengerjakan sesuatu yang tidak masuk akal oleh Dirga berdasarkan cerita dari Fatir.

Niana pun tidak ingin dikatakan lagi sebagai penggoda atasannya, apalagi Dirga sendiri yang terang-terangan berkata pada Aska sehingga mengiris perih menoreh luka di hatinya. Walaupun kenyataannya memang Niana bukanlah tipe wanita yang Dirga sukai, tetapi janji manisnya yang tidak akan meninggalkannya telah tertanam dalam memori dan membekas di hatinya yang tak sanggup untuk dilupakan.

Keputusan Niana menghindari Dirga semakin bulat, setalah mendapat kabar dari Riska kalau dia digosipkan mencoba merayu pemilik Sanjaya Grub lagi. Riska mengirimkan foto Niana yang sedang tarik-menarik ikat rambut dengan Dirga di taman kemarin. Entah siapa yang sengaja memotretnya dan membuat gosip yang menyudutkan dirinya. Apalagi gosip itu muncul saat tunangan Dirga sudah kembali, dia tidak ingin jadi bahan gosip lagi di kantor kalau dia sering bersama Dirga. Apalagi dituduh sebagai orang ketiga yang merusak hubungan orang.

Rasanya dia ingin segera mengundurkan diri dari Sanjaya Grub karena selain gosip miring tentangnya juga karena setiap hari Dirga selalu mengerjainya dengan melakukan pekerjaan yang tidak sesuai jobdesknya. Sehingga pekerjaannya sendiri terbengkalai sampai beberapa hari tidak bisa sempat mengecek tokonya.

Sudah tiga hari Dirga tidak melihat Niana di kantornya padahal dia juga tidak pernah absen dari kantor. Setiap ada panggilan telefon dari Dirga, Riskalah yang selalu mengangkatnya dengan berbagai alasan kenapa bukan Niana yang mengangkat telefonnya.

Jam pulang kantor tiba disambut hujan deras. Banyak karyawan kantor yang beruntung karena sudah pulang ketika cuaca masih mendung sebelum hujan turun. Niana yang berjalan pulang melalui tangga akhirnya sampai di lantai 1 saat hujan turun pas deras-derasnya. Dia lebih senang pulang melewati tangga daripada naik lift agar tidak bertemu dengan Dirga walau harus disambut hujan deras. Niana berdiri di depan pintu masuk gedung kantor menunggu hujan reda.

Saat tiba di lantai 1 Dirga bersama Mr Ken keluar dari lift. Tampak Mr Ken membawa sebuah payung ditangannya. Perkiraan Niana, Dirga pasti sudah pulang seperti jam biasanya tetapi ternyata Dirga belum pulang dari kantor. Dirga melihat Niana sedang berdiri di luar menunggu hujan reda.

"Ken berikan payungnya" ucap Dirga yang masih berdiri di tempat

"Ini tuan" ucap Mr Ken menyerahkan payung kepada Dirga

"Kenapa menunggu hujan di luar, udaranya sangat dingin" suara Dirga yang sudah berdiri memakai payung menganggetkan Niana

"Dirga... kenapa dia belum pulang" batin Niana

"Tidak apa-apa saya ingin menunggu di sini, hujannya juga sudah tidak terlalu deras"

"Pakailah payung ini" ucap Dirga yang menyodorkan payung yang dibawanya

"Terima kasih pak, hujannya sebentar lagi berhenti. Kalau Pak Dirga memberikan pada saya, Pak Dirga bisa kehujanan menuju mobil" ucap Niana saat mobil Dirga sudah datang di depannya

"Ken akan mengambilkan payung di mobil, jadi pakailah payung ini" ucap Dirga yang mau menyerahkan payung satu-satunya

"Niana...." seru Fatir dari belakang sambil menepuk

"Fatir.. kamu belum pulang" ucap Niana

"Ayo kita pulang bersama, kamu mau naik bis juga kan?" ucap Fatir yang berdiri di samping Niana sambil memakai payung berdua dengan Niana

"Maaf Pak Dirga saya pulang dulu" ucap Niana menoleh ke arah Pak Dirga yang raut wajahnya kesal karena Niana menolak payungnya

"Permisi pak" ucap Fatir menganggukan kepala seraya memberi hormat

Niana dan Fatir menerjang rintik-rintik hujan yang sudah mulai mereda dengan sebuah payung. Dirga hanya bisa melihat mereka sepayung berdua dengan hati yang panas walau cuaca di luar terasa dingin. Tiba-tiba mereka berhenti dan Fatir melepas jaketnya lalu diselimutkan pada Niana. Fatir terlihat sangat peduli dengan Niana. Hati Dirga pun semakin panas melihat pemandangan itu, bahkan tetesan air hujan dan angin yang membawa cuaca dingin pun tak mampu menurunkan suhu panas di dalam hatinya. Mr Ken langsung mengikuti Dirga yang akan masuk mobil sambil membawakan payungnya.

"Jadi dia lebih memilih bantuan dari cleaning servis itu, selama ini tidak ada satupun wanita yang menolakku" batin Dirga kesal dan menendang kursi depan yang diduduki Mr Ken yang sedang menyetir. Mr Ken hanya melirik tuannya dari kaca spion di atas nya.