NovelToon NovelToon
Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Perselingkuhanku Di Atas Permainan

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Paksaan Terbalik / Tamat
Popularitas:169k
Nilai: 4.9
Nama Author: iska w

Jika kamu mau bermain api, berarti kamu harus siap untuk terbakar, karena jika api asmara sudah berkobar akan sulit untuk mematikannya.

Dan jika kamu berani untuk menyakiti, berarti harus siap untuk disakiti, ini bukan soal Karma, tapi itu hasil dari apa yang pernah kamu tanam.

Pertukaran pasangan adalah hal yang tidak wajar dilakukan, namun Embun Damara dan Arsenio Hernandes terpaksa melakukannya, karena desakan dari pasangan masing-masing.

Namun siapa sangka, yang awalnya mereka menentang keras dan merasa tersakiti, kini butir-butir cinta mulai bersemai dihati mereka masing-masing, walau masih ragu, tapi rasa sayang dan cinta diantara mereka mengalir begitu saja seiring berjalannya waktu. Padahal perjanjian mereka hanya bertukar pasangan selama satu bulan saja.

Akankah cinta mereka akan kekal sampai nanti, atau harus putus karena masa perjanjian sudah selesai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iska w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32.Sifat Asli.

Bagas yang memang tipe orang bersumbu pendek, saat dia semakin dilarang maka dia akan semakin nekad, dia terus mencoba menerobos pelayan yang mencoba menghadang dirinya.

"Hah? bukannya itu Embun dan Arsen?" Saat Bagas berhasil sampai didepan pintu Kafe dia melihat Embun dan Arsen sedang tertawa dengan bahagianya.

"APA? jadi yang bertunangan disini adalah Embun dan Arsen?" Nevika pun ikut kaget seolah merasa tidak percaya, namun saat dia membaca tulisan yang terukir indah dibackground tempat mereka bersua foto, dia langsung membungkam mulutnya sendiri.

..."Happy Engagement Arsenio Hernandes dan Embun Damara"...

"Apa mereka sudah gila?" Bagas langsung mengepalkan kedua tangannya, hatinya seolah mulai terbakar, rasa cemburunya seolah menguasai seluruh jiwanya kini.

"Maaf Mbak dan Masnya, silahkan keluar dari Kafe ini, sebelum saya panggilkan security didepan sana." Setelah sejenak ikut terpaku melihat ekspresi dari Bagas dan Nevika, pelayan Restoran itu kembali memberi peringatan kepada mereka berdua.

"EMBUN SAYANG, APA YANG KAMU LAKUKAN DISANA!" Teriak Bagas sekencang-kencangnya.

"Pak Security, tolong bawa dua orang ini keluar dari Kafe ini." Karena kenyamanan pelanggan adalah nomor satu, jadi pelayan itu terpaksa memanggil pihak keamanan, sebelum Bagas semakin membuat kegaduhan dan onar ditempat itu.

"Embun itu kekasih saya yang sebenarnya Mbak, tapi kenapa dia malah bertunangan dengan orang lain dibelakang saya?" Bagas langsung menjelaskan tentang hubungan mereka walau tidak ditanya.

"Saya turut prihatin Mas, tapi jangan curhat dengan saya, karena saya juga tidak kenal kalian semua, jadi saya tidak tahu apa-apa!" Ucap Pelayan Kafe itu dengan santainya, bahkan membuat pak Security yang sudah berada disana sontak menahan tawa.

"Nevika, bagaimana ini, apa Arsen pernah membahas hal ini denganmu?" Giliran dia langsung pindah berbicara dengan Nevika yang masih terdiam membisu dengan tatapan yang terus terarah kedalam Kafe.

"Tidak, dia sama sekali tidak pernah menghubungiku setelah permainan ini dimulai." Jawab Nevika dengan pandangan yang terlihat kosong, karena Arsen yang seolah cinta mati dengannya kini tega berpaling dari dirinya bahkan dalam kurun waktu satu bulan saja.

"Kita tidak bisa membiarkan mereka bertunangan Nevika, aku tidak akan pernah rela!" Wajah Bagas sudah terlihat memerah, seolah kobaran api mulai membakar tubuhnya.

"Aku pun tak tahu!" Jawab Nevika yang ikut kesal sendiri.

"Mbak, izinkan aku masuk, aku harus tahu alasan mereka bertunangan." Pinta Bagas kembali yang mendesak kepada pelayan Kafe itu agar diizinkan masuk.

"Maaf sekali pak, tetap tidak bisa, tapi kalau saya boleh menyarankan, Cinta itu laksana sebuah Api, jadi jangan pernah sekali-kali kalian permainkan, karena jika kalian bermain-main dengan api, ia akan membakar dirimu sendiri." Seolah kata bijak itu keluar dari mulut Pelayan begitu saja.

"Woah... luar biasa, apa kamu merasa sebagai pujangga cinta disini, hah!" Namun semua itu malah semakin memancing kemarahan pada diri Bagas.

"Kalau begitu silahkan Anda keluar, jangan banyak drama disini, karena nanti saya juga yang akan kena marah jika pelanggan kami merasa tidak nyaman karena hadirnya Anda, bisa dimengerti Mas nya?" Walau dengan kata-kata yang seolah menusuk tapi pelayan Kafe itu masih menggunakan nada bicara yang terdengar santai

"Kafe macam apa ini!" Teriak Bagas yang merasa tidak terima.

"Pak Security, bawa mereka keluar!" Teriak Pelayan itu yang takut jika nanti Bagas marah-marah dan hilang kendali, sedangkan didalam sana acara masih berlanjut.

"Hei, kamu tidak tahu siapa aku, hah!" Jiwa preman dari Bagas langsung keluar disana.

"Tidak tahu dan saya juga tidak mau tahu, maaf jika kalian kurang berkenan, tapi didalam hidup ini semua ada aturannya, permisi!" Pelayan itu benar-benar tidak takut sama sekali, karena jika terjadi apa-apa banyak yang jadi saksi pikirnya.

"HEI!" Seolah kesabaran dari diri Bagas benar-benar terkikis habis.

"Sudahlah Bagas, kita pulang saja, jangan buat malu, ada keluarga mereka juga disini, besok kita tanyakan langsung saja kepada mereka." Akhirnya Nevika yang langsung menarik lengan Bagas dan mengusap dadanya untuk menenangkan dirinya.

"Tapi Nev?" Bagas masih belum puas karenanya, ingin sekali dia masuk dan melabrak Arsen dan juga Embun yang sedang tertawa bahagia didalam sana.

"Apa kamu mau mendapatkan kesan buruk dari keluarga Embun?" Nevika masih bisa berpikir sedikit lebih jernih daripada Bagas yang memang tidak bisa menggendalikan emosi.

"Aish Sialll!"

Dan akhirnya Bagas memilih pergi dari Kafe itu dengan wajah yang terlihat kesal sekali, dia sungguh-sungguh tidak rela jika harus kehilangan Embun dihidupnya.

"Bagas, kenapa jalannya cepat sekali, tunggu aku!" Jerit Nevika saat dirinya tertinggal dibelakang, karena langkah Bagas panjang dan cepat.

"Cepatlah, jangan lelet jadi orang!" Seketika muncul juga sifat asli dari Bagas yang seperti Preman, sering berbicara kasar tanpa memperhatikan perasaan oran lain.

"Kok kamu jadi marah denganku sih, aku kan juga nggak tahu apa-apa tentang pertunangan mereka?" Umpat Nevika dengan langkah yang sudah ngos-ngosan, karena parkirnya cukup jauh kebelakang.

"Aku tidak marah denganmu, aku hanya kesal saja, pokoknya kita harus berbuat sesuatu agar mereka bisa berpisah, Embun itu milikku TITIK!" Bahkat otot-otot ditubuh Bagas seolah keluar semua dari kulit.

Dasar Kampret! Dia yang punya ide ini awalnya, kenapa jadi aku yang kena imbasnya, apa coba hebatnya Embun itu dibanding aku?

Sampai disini Nevika baru menyadari kalau ucapan manis Bagas memang hanya sandiwara saat permainan berlangsung saja, padahal dalam sebulan ini dia berfikir kalau Bagas sudah tertarik dengannya, tapi ternyata dugaannya salah besar.

"Mereka hanya bertunangan saja, masih ada kesempatan untuk memisahkan mereka!" Tidak ada yang bisa mereka lakukan saat ini, dan mereka harus tetap tenang agar bisa memikirkan langkah selanjutnya.

"Apa idemu Nevika, jangan hanya diam saja kamu!" Bagas seolah menyudutkan Nevika, karena sebenarnya dia yang tidak punya ide sama sekali, pikirannya langsung buntu saat tahu mereka bertunangan.

"Hei Bagas, apa kamu pikir aku juga tidak takut kehilangan Arsen? dia juga milikku dan asal kamu tahu saja, aku pun tidak pernah rela melepas Arsen untuk wanitamu itu, paham!"

Nevika pun akhirnya merasa tidak terima juga saat Bagas sudah mulai meninggikan suaranya dengan dirinya, bahkan sudah tidak ada lagi panggilan sayang diantara mereka, karena emosi yang sudah memuncak diantara keduanya.

"Aish... Aku sungguh tidak menyangka mereka akan melewati batas permainan." Bagas mulai menyesali ide gilanya dulu, karena banyak hal yang tidak dia dapatkan dari Nevika, karena Nevika hanya asyik diajak seru-seruan aja, untuk menjadi pendamping hidup selamanya sudah pasti Embun lebih baik.

"Tapi tidak mungkin juga Arsen benar- benar suka dengan wanitamu itu, karena selama ini Arsen itu sangat menyayangi aku, bahkan rela melakukan apapun demi aku." Karena selama ini Arsen memang sangat menyayangi Nevika, bahkan sudah dikenalkan dengan keluarga besarnya.

"Embun pun sama, perhatian dia denganku itu sudah seperti dengan suaminya, bahkan dia saja begitu menghormati keluargaku, dan sudah menggangap Mamaku seperti Mamanya sendiri." Jelas Bagas yang tidak mau kalah.

"Jangan salah, Arsen pun sudah berjanji dengan Ayahku kalau dia akan menjagaku dan melindungiku kok, pasti saat ini mereka juga hanya bersandiwara saja, besok juga mereka pasti putus!" Ucap Nevika dengan pemikirannya.

"Pokoknya sampai kapanpun aku tidak rela jika Embun menikah dengan pria lain, selain aku!" Teriak Bagas yang seolah bersumpah dengan diri sendiri.

"Besok adalah hari dimana permainan ini selesai, lebih baik kita atur pertemuan pagi saja, aku sudah tidak tahan lagi." Umpat Nevika yang sebenarnya juga kecewa dengan sikap Bagas yang langsung berubah drastis, dia berfikir bahkan saat mereka nanti sudah kembali dengan pasangan masing-masing tapi Bagas masih tetap memperlakukan dirinya dengan manis seperti biasa, tapi sepertinya hal itu tidak akan terjadi.

"Aku pun sama! kita ketemuan besok pagi ditempat awal mula kita membuat perjanjian ini dulu." Ucap Bagas dengan mantap, seolah sudah tidak sabar agar malam ini cepat berlalu.

"Setuju!" Nevika langsung mengiyakan saja.

"Kalau begitu aku pulang dulu!" Bagas langsung melenggang pergi kearah mobilnya.

"Lalu aku bagaimana?" Jerit Nevika yang langsung melongo melihat Bagas berlalu begitu saja.

"Kamu bisa pulang naik taksi kan? pikiranku sedang kacau, jadi aku tidak bisa mengantarmu pulang sekarang!" Jawabnya dengan sikap acuh tak acuh.

"HEI... Apa kamu pikir yang kacau hanya kamu saja? ini sudah malam Bagas, setidaknya kamu antar aku pulang dulu, baru kamu bisa pergi sesuka hatimu!" Teriak Nevika yang semakin geram saja melihat pria itu.

"Bodo amatlah, kepalaku pusing!" Umpat Bagas yang tidak perduli, bahkan dia langsung masuk kedalam mobilnya.

"BAGAS, awas kamu ya!" Jerit Nevika sambil memijat kakinya yang lelah.

"Terserah kamu saja, makanya belajar jadi gadis mandiri, jangan sedikit-sedikit merenggek minta ini itu, Dasar gadis Manja!" Hujat Bagas yang akhirnya mengeluarkan unek-unek tentang keburukan Nevika selama satu bulan ini.

"Kamu memang keterlaluan Bagas, aku menyesal menyanggupi permainan gila ini denganmu!" Teriak Nevika yang seolah benci dengannya.

"Aku tidak perduli!"

Bagas langsung menyalakan mobilnya meninggalkan Nevika seorang diri disana dan dalam sekejab mata saja perlakuan Bagas dengan Nevika langsung berubah.

Karena terkadang dalam hidup ini, kita akan menyadari perasaan kita yang sebenarnya terhadap pasangan itu setelah kita mulai kehilangan.

Dan Nevika hanya bisa menitikkan air matanya saja, karena merasa tidak dihargai dan tidak diperdulikan, padahal selama satu bulan ini Bagas selalu baik dengannya dan memenuhi segala keinginanya, bahkan selalu berucap manis dan mesra, tapi ternyata semua itu hanya setingan semata demi memuaskan segala keinginan Bagas kepada dirinya.

Air dingin itu tidak bisa membunuh segala Kenangan indahmu, begitu juga dengan pistol, pedang, pisau ataupun rasa Benci sekalipun, jadi berhati-hatilah dalam melangkah sebelum kata Sesal akan datang menghantuimu.

1
Abimanyu Rara Mpuzz
seperti aku suka melinjo 😍😍😍
Abimanyu Rara Mpuzz
kanjeng mami hadir
Abimanyu Rara Mpuzz
manvus 🤣
Abimanyu Rara Mpuzz
Kecewa
Abimanyu Rara Mpuzz
Buruk
Abimanyu Rara Mpuzz
kisahnya seperti ftv ryan Delon Sharena tukeran pasangan
Aurellie Azzahra
ada ya cewek pinter tp bego😬😬
Utit Dewisetyowati
semoga arsen jadi pacar embun
Utit Dewisetyowati
semoga Embun jadian sama Arsen
Utit Dewisetyowati
sama ² gila itu anak
Utit Dewisetyowati
embun sadarlah jàngan mau mengerjakan tugas pacar loe
Utit Dewisetyowati
smg lancar semuanya
raditha astriani
❤️
Nenti iis Fatimah
kenapa keluarga embun gak di sebut ya, d skip apa emang gak ada yg hadir
Nenti iis Fatimah
asiiik bakal dihalalin tuuh
Nenti iis Fatimah
baguuus
Nenti iis Fatimah
nah gitu dong nikmati aja prosesnya buat kedepannya serahin aja sama author yg punya cerita hehe
Nenti iis Fatimah
diih emang pada egois si Bagas sama nevika mau diputusin sayang di pertahankan gak mau ya gitu deh jadinya
Rustan Sarny Apul Sinaga
hayolohhhh tercyduk bunda ratu....kawin kawin
Rustan Sarny Apul Sinaga
selamat menikmati cintanya Nevika ya mas Bagas....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!