Dicerai saat jahitan bekas operasi sesar belum kering, Yunda juga mendapat penolakan dari keluarganya karena malu memiliki anak seorang janda.
Yunda pun pergi dari kotanya dan pindah ke kota besar. Berbekal ijasah S1, Yunda pun mencari pekerjaan di kota besar. Yunda pun bertemu dengan Gandhi, pria beristri yang ternyata adalah bos-nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSDKDSO BAB 32
Sesi wawancara pun dimulai.
Seperti keinginan Gandhi, para pelamar yang tadi protes lebih dulu di wawancara.
Mereka semua di kumpulkan di satu ruangan lalu kemudian di panggil satu persatu untuk di wawancara oleh Gandhi langsung. Wawancara ini hanya formalitas, karena tanpa perlu mendengar jawaban para pelamar dengan seksama, Gandhi sudah langsung mencoret nama si pelamar. Sedangkan para pelamar yang tadi tidak protes, di kumpulkan di ruangan yang berbeda dengan para pelamar yang protes.
Di ruangan para pelamar yang tidak protes, Gandhi menyuruh pihak HRD untuk menyediakan kopi, teh dan cemilan untuk menemani mereka menunggu para pelamar yang protes selesai di wawancara.
Satu jam kemudian.
Para pelamar yang protes sudah selesai di wawancara, sekarang tiba lah para pelamar yang tidak protes untuk di wawancara oleh Gandhi langsung. Karena nama Yunda berawalan huruf A maka Yunda adalah pelamar pertama dari gelombang dua yang pertama Gandhi wawancara.
Gandhi menanyakan pertanyaan yang tidak ada dalam kertas, ia malah menanyakan tentang kehidupan pribadi Yunda.
Dari wawancara dengan Yunda, Gandhi akhirnya tau kalau Yunda adalah perempuan korban suaminya. Mendengar cerita Yunda, Gandhi merasa iba dengan Yunda. Sudah dicerai suami, di buang keluarganya pula, sungguh janda yang malang. Tapi Gandhi sangat kagum dengan tekad Yunda yang sangat besar datang ke Jakarta untuk merubah nasib dirinya dan anaknya walau hanya bermodal nekad.
Tak usah ditanya lagi apakah Gandhi akan menerima Yunda atau tidak, sudah pasti Gandhi akan menerima Yunda sebagai sekretarisnya.
Bukan hanya Yunda para pelamar yang tadi tidak protes semua keterima kerja, walaupun mereka nantinya akan di tempatkan di beberapa bagian atau bahkan ada nanti yang di tempatkan di anak perusahaan.
Padahal niat Gandhi membuka lowongan kerja untuk mencari sekretaris saja, tapi melihat kesabaran para pelamar gelombang dua ini, Gandhi pun mengapresiasi kesabaran mereka dengan menerima mereka kerja. Walaupun mereka semua, kecuali Yunda tidak langsung menjadi karyawan tetap melainkan karyawan kontrak.
Semua pelamar yang di wawancara hari ini akan mendapatkan pengumuman diterima kerja atau tidaknya lewat telepon, jika ada pihak HRD yang menelpon maka mereka di terima kerja, kalau tidak yah berarti tidak di terima kerja. Itulah yang Gandhi katakan pada para pelamar yang di wawancara hari ini.
Sesi wawancara pun selesai. Tinggal lah Gandhi di ruang wawancara bersama Bayu.
"Bayu." panggil Gandhi.
"Ya Pak." jawab Bayu.
"Suruh HRD langsung menelpon semua pelamar gelombang dua ini besok dan suruh mereka menemui bagian personalia, agar mereka bisa secepatnya bekerja." perintah Gandhi.
"Baik Pak." jawab Bayu.
"Bagian personalia sudah menetapkan dimana mereka di tempatkan kan?" tanya Gandhi.
"Sepertinya sudah Pak, tapi akan lebih banyak yang di tempatkan di anak perusahaan." jawab Bayu.
"Tadi mereka bilang tidak masalah dengan itu." balas Gandhi.
"Oh iya, kecuali pelamar yang bernama Ayunda ini, suruh langsung menemui saya besok pagi jam sepuluh." ucap Gandhi.
"Baik Pak." jawab Bayu.
"Hari ini tidak ada jadwal yang mendesak kan?" tanya Gandhi.
"Tidak ada Pak." jawab Bayu.
"Ya sudah, saya pulang dulu kalau begitu dan jangan menghubungi saya karena saya mau istirahat. Kepala saya pusing sekali." ucap Gandhi.
"Baik Pak." balas Bayu.
Gandhi pun keluar dari ruang wawancara lalu keluar dari gedung perusahaan, sedangkan Bayu, dia pergi ke ruang HRD untuk menyampaikan pesan dari Gandhi.
💋💋💋
Kini Gandhi sudah ada di mobilnya.
Tiba-tiba saja ia teringat akan Yunda dan anaknya. Gandhi pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Yunda. Nomor Yunda, Gandhi dapatkan dari CV Yunda yang tadi Gandhi baca saat mewawancara Yunda.
Setelah tiga kali nada panggil, Yunda pun menjawab telepon Gandhi.
"Halo." jawab Yunda.
"Dimana?" Tanya Gandhi.
"Ini siapa?" tanya Yunda.
"Ini aku, Gandhi." jawab Gandhi.
"Gandhi? Gandhi siapa?" Tanya Yunda. Nama Gandhi banyak, walau tau nama CEO Pradana Utama adalah Gandhi tapi Yunda tidak kepikiran kalau Gandhi si CEO lah yang menelponnya.
"Kamu lupa nama yang mewawancara kamu tadi?" sindir Gandhi.
"Oh... Pak Gandhi."
"Dimana? Apa sudah keluar dari gedung perusahaan?" tanya Gandhi.
"Sudah Pak, ini sedang di halte bus." jawab Yunda.
"Jangan kemana-mana, tunggu saya disana!" perintah Gandhi.
Tanpa mendengar jawaban Yunda, Gandhi langsung menutup teleponnya lalu melajukan mobilnya menuju halte bus yang jaraknya beberapa meter darip perusahaan Gandhi.
💋💋💋
Bersambung...
jadi oon terus...