Pertemuan tak terduga antara Clara dan Arjuna,yang mana dulunya mereka satu sekolah semasa putih abu-abu.
Ada yang berbeda ketika Arjuna menatap netra wanita yang kini ada di hadapannya, tiba-tiba saja, Arjuna seakan terlempar pada situasi masa lalu.Masa di mana saat itu mereka masih ber seragam putih abu-abu.Saat itu Arjuna sebagai ketua OSIS,sedangkan Clara adalah sekertaris.Setau Arjuna,wanita itu dulu tipe gadis cuek,tomboy serta tidak pandai menjaga penampilan.Jelas sekali melekat dalam ingatan Arjuna,saat gadis lain sibuk memilih gaun yang indah untuk acara pensi,Clara justru hanya mengenakan celana overal dan kaos oblong.
Di saat gadis lain mengejar dan menyatakan cinta pada Arjuna,saat itu Clara adalah gadis paling acuh.Seakan Arjuna tak terlihat sama sekali di hadapan Clara.
Lalu bagaimanakah kisah Arjuna dan Clara setelah sekian purnama tak bertemu??
Akankah mereka merangkai kisah Indah???atau malah tak terjadi apa-apa???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baihaqi Abizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bagian ke tiga puluh
***
Mata Arjuna membulat sempurna,memandang layar ponsel tanpa berkedip.Hingga sebuah senyuman terbit di bibir penuh milik Arjuna.Bagaimana tidak,di saat waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam.Arjuna nekat mengirim pesan pada Clara,meski Arjuna berpikir tidak akan mendapatkan balasan,bahkan yang lebih miris Clara tidak akan tau ada pesan masuk,sebab Clara sudah tidur.
Setelah sadar dari keterkejutan,Arjuna pun dengan segera membalas pesan dari Clara.
"Clara,belum tidur kah Ra?",dengan senyum mengembang dan semangat empat lima,Arjuna mengirimkan pesan melalui aplikasi berlogo gagang telpon berwarna hijau itu.
Satu menit,dua menit hingga sampai tiga puluh menit,tak kunjung ada balasan dari Clara.Arjuna menggusah napas kasar,kembali membuka room chat nya dengan Clara, berharap akan ada notifikasi mengetik.Nyatanya,hingga satu jam berlalu,ponsel Arjuna tetap sepi.
Dengan suasana hati yang kacau,Arjuna merebahkan diri secara kasar,di atas ranjang luas,dengan alas sprei satin berwarna abu-abu.
"Apa Clara udah tidur??,tapi kenapa tadi Clara balas aku.Ah,pasti abis balas pesan aku,Clara Langung tidur".Gumam Arjuna,seraya mengacak rambutnya kesal,dan berguling di atas ranjang."Cla,aku nggak bisa tidur",lirih Arjuna,dengan wajah yang terlihat merana.
***
"Lo kena-pa??",Ucap Rendi,matanya menelisik wajah sang sahabat,yang datang dengan wajah lesu dan lingkaran hitam di sekitar mata."Begadang?",Rendi menaikan alisnya,menunggu Arjuna membuka mulut,untuk menjawab pertanyaan."CK,punya mulut kan Lo,apa susahnya sih buka mulut,jawab apa yang gue tanya.Susah emang ngomong sama perjaka tua!".Sarkas Rendi,yang di hadiahi lemparan kotak tisu oleh Arjuna.
"Brengsek banget,bisa diem nggak sih mulut Lo!".Jawab Arjuna,berjalan mendekati sofa dan merebahkan tubuhnya."please Ren,kasih gue waktu setengah jam.Gue bener-bener ngantuk".Ucap Arjuna,sambil memejamkan matanya.
Dahi Rendi pun mengerut dalam,bergegas menghampiri sang sahabat dan menempelkan punggung tangannya di atas kening Arjuna."Nggak panas".
"Ck,singkirin tangan Lo Rendi.Gue emang nggak sakit,cuma ngantuk aja.Udah jangan ganggu".
Di rasa Arjuna memang butuh istirahat, akhirnya Rendi pun memilih meninggalkan ruangan Arjuna."Biarlah Arjuna istirahat,soal penasaran bisa tanya nanti".Gumam Rendi dalam hati,langkahnya ter ayun keluar dari ruangan Arjuna.
***
"Halo Ra".Ucap Rendi membuka obrolan melalu panggilan.
"Ya mas,ada yang bisa aku bantu kah?".
"Tolong tak away espresso less sugar dua ya Ra,sekalian rekomen yang manis-manis deh Ra.Siapa tau Arjuna butuh".
Mendengar nama Arjuna di sebut,Clara pun mengerutkan dahi."Mas Juna kenapa mas?sakit?".
Terdengar. Nada khawatir pada kalimat tanya Clara.Rendi pun merasa ada angin segar untuk sahabatnya.
"Nggak tau,wajahnya kacau banget.Ya udah Ra,tolong ya,aku tutup dulu,aku mulai kerja dulu".
Rendi mematikan sambungan telfon,dan menerima berkas yang di ulurkan oleh Andi,asisten dari Rendi.
Sayup-sayup Clara mendengar suara seseorang yang berbicara pada Rendi, akhirnya Clara mencoba menahan rasa penasaran,tentang keadaan Arjuna.
Clara mendesah napas kasar,menyimpan ponsel di dalam saku celana.Dan berjalan menuju mesin kopi,dan menyiapkan pesanan Rendi.Clara menimbang di titipkan lewat ojek online,atau di antar langsung oleh dirinya.
Sungguh Clara penasaran dengan keadaan Arjuna, menimbang-nimbang,akhirnya Clara putuskan untuk mengantar sendiri pesanan Rendi.Sekalian memastikan keadaan Arjuna.Clara pun meminta stafnya untuk menyiapkan kudapan untuk dia bawa ke kantor Rendi.
***
Clara tersenyum pada security yang saat ini berdiri di depan pintu lobi,"Permisi pak",sapa Clara sambil tersenyum manis.
Security itu pun ikut tersenyum,dan dengan sigap membuka pintu untuk Clara."Silahkan ibu", Security itu sedikit menundukkan tubuhnya,tanda hormat.
Clara mengayunkan langkah menuju meja resepsionis,"Permisi mbak,saya mau bertemu dengan pak Rendi".Ucap Clara,sambil meletakan paper bag dengan logo cafe milik Clara.
Melihat paper bag,dengan logo cafe yang biasa di datangi oleh bos,dan bahkan dirinya sendiri.Lantas resepsionis bernama Ambar itu pun mengangguk".Sebentar,saya konfirmasi sama sekertaris pak Rendi dulu ya Bu",ucap Ambar,tangannya cekatan mengangkat gagang telpon."Silahkan ibu,kedatangan ibu sudah di tunggu". Resepsionis itu kembali berucap,seraya tersenyum manis,dan tangannya memberi tanda mempersilahkan Clara untuk menuju ruangan Rendi yang berada di lantai tiga.
Sebelum pergi meninggalkan meja resepsionis,Clara tersenyum dan mengucap terimakasih.
Clara berjalan menuju lift,saat pintu lift terbuka Clara masuk dan menekan angka tiga.
Ting
Lift terbuka,dan Clara pun kembali melangkah.Hingga akhirnya Clara melihat Reno,asisten Rendi yang berdiri di depan sebuah pintu yang masih tertutup rapat.
"Selamat pagi Bu Clara",sapa pria itu sopan,seraya membungkukkan tubuh."Kedatangan ibu sudah di tunggu,silahkan".Reno,sang asisten dari Rendi mengetuk pintu,lantas membuka setelah mendapatkan ijin dari pemilik ruangan.
"Selamat pagi",sapa Clara dengan suara yang terdengar ceria.Senyum Clara mengembang,"Kopi pagi",Clara mengangkat paper bag,dan meletakan di atas meja.
"Wah,wangi banget Ra.Eh,nggak hanya kopi ternyata",Ucap Rendi,sambil mengeluarkan isi dari dalam paperbag."Wah,bisa gemuk gue Ra,kalo kaya gini".
Clara mengangguk seraya tersenyum,"aku duduk di sini boleh kan mas?",Clara menunjuk sofa tunggal yang ada di samping kiri Clara.
Rendi menepuk keningnya pelan,"Sorry Ra,saking semangatnya liat kopi sama kudapan,sampai lupa nawarin kamu buat duduk". Akhirnya Rendi mempersilahkan Clara untuk duduk,"Bentar Ra,aku minta Reno panggil Arjuna.Dia kacau banget,aku yakin dia juga butuh kafein".Tanpa menunda,Rendi mengangkat gagang telpon dan berbicara dengan sang asisten.
Setelah itu,Rendi ikut duduk dan menyesap kopi dengan pelan.Menikmati rasa pahit yang memenuhi tenggorokan."Ahh,nikmat banget emang kopi pagi".
***
Arjuna mengerjapkan mata,saat merasakan tepukan lembut di lenganya."Eugh",lenguhan Arjuna pun terdengar.Matanya memicing,saat mendapati Reno tersenyum seraya melihatkan barisan gigi putih nan rapih,di hadapan Arjuna.
"Buset,senyum Lo No,nggak banget!".Arjuna meregangkan tubuh,dan perlahan duduk.
"Maaf mas Juna,di panggil mas Rendi".Ucap Rendi seraya mengusap tengkuknya.
Arjuna mengangguk,"Bilang Rendi,saya cuci muka dulu".
"Baik mas Juna,saya permisi dulu pak.Maaf,tadi saya masuk ruangan mas Juna tanpa ijin,soalnya saya sudah ketuk pintu,..".
"Iya,tadi saya tidur.Jadi nggak denger pas kamu ketuk pintu".Arjuna berdiri,dan menepuk pundak asisten dari sahabatnya.
***
Arjuna masuk ke dalam kamar mandi,dan melihat wajah bantalnya di depan cermin."Lumayan lah,satu jam gue tidur".Arjuna menyalakan air,dan mulai membasuh wajah.Di rasa cukup,Arjuna mengeringkan wajah menggunakan tisu.Tak lupa Arjuna membawa ponsel,dan bergegas menemui Rendi,sebelum sang sahabat mengomel lebih panjang lagi.
Arjuna pikir,Rendi memanggil karena akan membahas proyek yang tengah mereka kerjakan.Meski sebenarnya Arjuna lebih suka terima beres,kali ini Rendi ingin Arjuna ikut terlibat.Dan,karena bertemu dengan Clara saat pertama kali Arjuna menemani Rendi bertemu dengan klien.Maka Arjuna pun dengan mudahnya meng iyakan permintaan sang sahabat.Hingga akhirnya,beberapa bisnisnya di Jogja,Arjuna pasrahkan pada salah satu pegawai yang menjadi kepercayaan Arjuna.
"Apa sih Lo Ren!!",sentak Arjuna ketika memasuki ruangan Rendi,dan apa ini?seketika Arjuna mematung kala mendapati wanita yang masih menjadi pemilik hatinya,duduk manis di atas sofa.
"Clara",beo Arjuna,dadanya bergemuruh hebat."oh sial,jantung murahan".Rutuk Arjuna dalam hati.