Niat hati Meysa untuk bersembunyi dari kejaran wartawan. Justru ia terbangun di kamar bernuansa kerajaan dan juga dengan pakaian lengkap seorang wanita zaman dahulu. Kebingungan dengan apa yang terjadi, justru identitas dirinya di sini adalah seorang ratu yang lemah. Bertolak belakang dengan sikap dan kemampuannya, Meysa tidak akan membiarkan dirinya terinjak-injak.
Kalau begitu lihatlah bagaimana ratu dari modernisasi ini akan menggemparkan kerajaan, tekad Meysa.
Bagaimanakah perjalanan Meysa di zaman ini? Akankah ia berhasil pulang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencoba Menolak
Senyum yang tadinya akan tersungging justru langsung berubah menjadi kecemasan karena sosok yang membuka pintu bukanlah sosok yang ditunggu.
Bukannya tangisan atau teriakkan sakit yang mendalam tapi justru kemarahan dan ocehan. "Apa yang kalian lakukan? Hah! Bagaimana jika ada yang tau? Apa-apaan ini?" Suara melengking tinggi itu adalah suara Ibu suri. Wanita itu tadinya berniat menemui putranya untuk mengatakan mengenai Joseph yang akan mengawal dirinya saat keberangkatan nanti. Tapi bukan sang putra yang terlihat tapi juga kekasih putranya yang membuat darahnya mendidih apalagi melihat apa yang akan terjadi dan dipastikannya menjadi masalah besar.
"Ibu...." Keduanya langsung merapikan diri segera, bahkan tubuh mulus bak bihun itu terpampang nyata di depan mata wanita berkain coklat itu.
"Vanriel?" Wanita itu menatap wajah putranya yang menunduk sejenak dengan gairah yang sudah diubun-ubun.
"Ibu, kami..." Mata itu memutar malas, ia mendekat ke arah Yuri yang baru saja selesai berpakaian kembali.
"Dengar Yuri.... Aku tau kau sudah tidak sabar untuk menikah, masalahnya restu kaisar belum kalian kantongi. Aku tidak bisa membantu banyak sebelum Tania sendiri yang mengizinkan atau ada masalah dengan dirinya. Jangan bertindak gegabah, jika tidak kau dipastikan akan kembali ke kediaman mu."
"Dan kau Vanriel.... Tahan dirimu. Lebih baik lakukan tugas untuk membuat ayah mu lebih terpukau dan dengan itu mungkin saja ada kewenangan baru yang kau dapatkan. Mengerti?"
Bak anak kecil yang selesai diajari keduanya mengangguk. Meksipun dirinya adalah ibu suri, tapi suaminya memiliki kekuasaan untuk lebih kuat serta untuk menyingkirkan Tania sepertinya semakin sukar karena pemikiran serta sikap bak wonder women itu.
"Ada apa ibu?" Akhirnya pria gagah itu bertanya juga alasan kedatangan ibunya.
"Ibu ingin mengabari, kalau jenderal Joseph akan menemani mu ke desa."
"Tapi Ibu... Aku juga memiliki Alferd. Aku rasa itu..."
"Tidak ada bantahan! Kau bisa membawa keduanya kan?"
"Bukan begitu Ibu, tapi siapa yang menjaga istana?" Karena selain Joseph belum ada kepercayaan yang bisa diberikan untuk menangani kemananan istana selama ini.
"Tenang saja. Sosok itu akan segera datang!" Dengan kepercayaan diri yang besar, Ibu suri seolah menunggu kedatangan sosok itu.
...🌟🌟🌟🌟🌟🌟...
Tania melangkahkan kakinya menuju kediaman Vanriel untuk mengambil surat yang tertinggal karena adegan tumpahan susu di rambutnya yang membuat ia harus memakai ruangan mandi Vanriel. "Salam semuanya." Sontak saja ketiganya melihat Tania yang berada di tengah pintu menatap mereka.
"Ada apa Tania?" Tanya Vanriel menatap rambut yang masih tergerai indah itu.
"Aku ingin mengambil surat yang tertinggal disini." Tidak ingin ada drama karena keberadaan Ibu suri ditambah dengan Yuri yang sangat kontras dengan dirinya membuat Tania yang merasa tidak mood segera melangkah cepat.
"Surat apa itu?" Belum langkah terakhir, akhirnya Tania mendengar kekepoan ibu suri akan yang dikerjakan nya.
"Hanya surat biasa ibu. Tidak ada hal khusus, ini menyangkut keberangkatan besok."
"Oh, aku pikir surat perpisahan!" Celetuk Yuri yang membuat mata Vanriel cukup besar.
"Kalau itu... Tanyakan pada kaisar atau mungkin usulkan segera. Aku permisi, salam untuk semuanya." Tanpa berbalik Tania melangkah pergi.
"Kau lihat itu? Dia semakin berani dan tidak memiliki sopan santun! Ingin sekali ibu mengatakan pada ayahmu bahwa menantu pilihannya sangatlah buruk! Wajah yang berubah cantik belum tentu bisa merubah kepribadian juga!"
Yuri mengangguk setuju secepat mungkin, tapi tidak dengan Vanriel karena hatinya yang mencoba menolak untuk itu.
Mendengar langkah kaki yang mendekat, mata dengan kantung besar itu langsung menatap ke depan dan terlihat wajah cantik dengan dress kacang almond. "Salam." Tangannya menyapa balik dengan bibir yang tidak terucap dengan jelas.
"Ratu..."
"Aku kesini untuk memberikan surat ini. Surat dari Kaisar." Seiringan dengan itu, pria yang mengabdi bertahun-tahun itu melihat tulisan disana.
"Ini...." Tania tersenyum kecil melihat ekspresi pria itu.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
