NovelToon NovelToon
AINUN

AINUN

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: AAH♥️

Aneh bukan? Tapi kembali lagi, hati manusia tidak bisa dipaksakan. Karena cinta merupakan keikhlasan, tak ada paksaan atau pun pelampiasan. Semuanya murni dari kesucian hati yang paling dalam.

Kita tidak bisa menentukan kepada siapa hati ini akan berlabuh. Semua terjadi dengan sendirinya, namun tetap dalam kendali Sang Pencipta.

Ada saatnya berjuang dan diperjuangkan. Tugas kita hanyalah memantaskan diri sesuai dengan apa yang diharapkan, karena jodoh merupakan cerminan diri. Namun, jika harapan tidak sesuai dengan kenyataan, maka yakin itulah yang terbaik. Bisa jadi, jalan kita menuju kebahagiaan yang hakiki.

Pencipta maha tahu, apa yang sebenarnya lebih kita butuhkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AAH♥️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ainun 32

"Maaf, Mbak, saya ada perlu dengan Pak Danish," kataku masih mencari alasan.

"Silahkan Anda duduk dulu. Saya akan menghubungi asisten beliau."

Mendengarksn ucapannya, aku mengangguk dan membalikkan tubuh untuk segera duduk sesuai instruksinya. Sekitar 15 menit aku menunggu, seorang pria menghampiri bagian resepsionis. Aku melihat wanita tersebut menunjuk ke arahku. Seketika pria itu menoleh kepadaku dan segera menghampiri. Wajahnya tampan, namun memancarkan aura dingin.

"Ikut denganku, Nona."

Tanpa komentar sedikit pun, aku segera mengikuti langkah pria tersebut. Mungkin itu adalah asisten yang dimaksud. Aku berjalan di belakangnya seperti anak ayam yang mengikuti induknya.

Kami memasuki lift khusus Presiden Direktur perusahaan Marajha Group. Dia menekan tombol angka 17 yang merupakan tujuannya. Kemungkin itu adalah tempat Sang Raja bersemayam. Mataku sesekali melirik pria di samping. Ekspresinya tidak berubah. Pandangannya lurus ke depan tanpa menoleh sedikit pun. Aku yang melihat itu tidak berani untuk bertanya.

Lift berdenting dan membuka pintu menampakkan isi dari lantai tersebut. Interior yang didominasi dengan warna coklat krem. Dinding kaca yang menampakkan suasana kota M. Sungguh, itu menarik perhatian. Meskipun luas namun hanya terdapat 1 ruangan. Tidak diberi tahu pun aku sudah tahu, bahwa tempat tersebut merupakan singgasana pemimpin Marajha Group.

Jantungku berdetak lebih kencang, merasa gugup harus berhadapan dengan rentenir itu. Aku juga tidak tahu mengapa demikian. Mengingat orang tersebut, harusnya aku lebih santai.

Kumohon jantung, jangan seperti ini.

"Nona."

Panggilan dari pria tersebut mengusik lamunanku. "I-iya, Pak."

"Silahkan masuk! Presdir sudah menunggu, Nona," sembari membukakan pintu untukku.

"B-baik. Terima kasih."

Aku menundukkan kepalaku. Kakiku melangkah memasuki ruangan tersebut. Aku tahu kalau pandangan pria dingin itu tidak pernah lepas dariku. Entah apa yang dia pikirkan. Tapi yang jelas, itu tidaklah sesuai dengan apa yang terjadi.

"Selamat datang."

Suara bariton menyambutku. Aku mengangkat kepala mengalihkan pandanganku dari bawah. Mataku bersitatap langsung dengan pria berwajah tampan dengan rahang tegas, duduk bersandar di kursi kebesarannya. Memakai jas abu-abu yang melekat pas di badan. Senyum lebar tersungging di bibirnya. Sungguh aku tidak bisa menebak ekspresi rentenir licik itu.

Aku tidak menjawab sapaannya. Tiba-tiba bibirku keluh. Aku hanya diam melihatnya berdiri dan berjalan mendekat.

"Maaf, karena aku tidak pernah menengokmu lagi," katanya dengan suara lembut sebelum melanjutkan kalimatnya, "Aku sangat sibuk belakangan ini."

Aku tertegun mendengarnya. Wajahku terasa panas dan mungkin telah menciptakan rona merah yang jelas. Apakah indera pendengaranku tidak bermasalah? Mengapa rentenir ini meminta maaf?

Aneh.

Melihat sikap pria yang menjulang tinggi di depan, aku menelan ludah gugup. Aku memalingkan wajah dan segera membuang napas.

"Ainun," panggilnya dengan nada lembut.

Aku memejamkan mata. Baru kali ini dia memanggil namaku. "Ya," jawabku tanpa menoleh.

"Bolehkah, kita..." ucapannya menggantung.

Dadaku semakin berdentum hebat. tanganku mengepal kuat.

Ada apa lagi, ya Allah.

"Bolehkah ... kita duduk."

Mendengarnya, aku segera membuka mata yang terpejam dan tanpa sadar menggigit bibir bawah. Mungkin wajahku saat ini semakin menampakkan semburat merahnya. Aku menolehkan kembali seraya mengangguk pelan.

Aku mengikuti langkahnya menuju sofa yang tersedia di ruangan itu. Kami pun segera duduk terpisah namun saling berhadapan. Hening seketika, hingga dia mencoba memecahkan.

"Ada apa, Ainun?" tanyanya kepadaku.

"Sebenarnya ... a-aku ingin menyicil hutangku."

Tiba-tiba tawanya pecah. Aku yang berada di depannya mengernyitkan alis, menatap kebingungan.

"Ada apa?"

Dia memperbaiki posisi duduknya yang awalnya bersandar, sembari berdehem menetralkan tawanya.

"Ternyata, kamu masih ingat hutang itu. Bahkan, aku sendiri sudah lupa," katanya tanpa rasa bersalah.

Aku tertegun mendengar itu. Dengan mudah dia melupakan hutang yang hampir membuatku gila.

Seketika aku melawan rasa gugup dan mengangkat daguku, lalu menatapnya sinis. "Apa maksudmu lupa? Bahkan hutang ini membuatku kurus karena memikirkannya setiap hari!"

Dia kembali tersenyum. "Benarkah? Tapi jika kamu ingin membayarnya juga tidak apa-apa. Aku akan menerimanya dengan senang hati."

Cih, aku pikir ketika mengatakan lupa dia akan berkata, tidak usah membayarnya Ainun, uangnya kamu pakai saja. Dasar rentenir!

"Memang! Tujuanku datang kesini untuk membayarnya. Tidak perlu khawatir," kataku dengan sinis seraya mengambil amplop yang berada di dalam tasku.

"Hmm ... habis gajian, yah?"

Aku menyodorkan amplop tersebut di atas meja. "Iya! Uangku banyak," jawabku ketus.

Dia terkikik geli hingga menampakkan deretan giginya yang putih dan rapi.

.

.

.

.

.

Terima kasih banyak kepada Readersku yang masih setia dengan Novel AINUN 🤗 semoga semuanya dalam keadaan sehat wal Afiat, Aamiinn 😇

Jangan lupa untuk terus mendukung AINUN dengan memberikan LIKE COMMENT DAN VOTE 😉

AINUN sangat Yakin bahwa readersnya adalah orang yang baik dan pastinya pengertian 🤗

Salam

AAH♥️

1
Ria Novita
Luar biasa
EMAH FARID
😂😂😂😂ngakak ikan hiuuuu
trnyata lutfii orang nyaa
EMAH FARID
sesuai dengam judul nya 😭😭😭
EMAH FARID
yaallah sedih nyaaa.... ini novel tersedih yg pernah aku baca
EMAH FARID
sedihh sangat ceritanya thorrr
EMAH FARID
mewek bca fart ini
EMAH FARID
ainun lucuuuuu
EMAH FARID
kyanya bara
Yati Yati
thor mudah"n ainun nikah ma bara
Nani Hasan
palingan nanti ketemu Ainun ya Thor 🤭
Nani Hasan
Thor pagi ini sy br mulai baca ini novel karya mu Thor tp sdh bbrp kali jg air mataku jatuh Krn alur ceritanya....sy jg merasakan rasa sakit yg Ainun rasakan 😭😭😭
Fa Rel
ainun sok cantik orang danis nrima apa adanya dia nya aja bodoh skg nyesel mkaan tuh nyesel
Hikmah
Happy ending... Tapi q masih selalu mengingat bara.
Naisah Naisah
seru nih .... rebutan pujaan hati
Naisah Naisah
waduh seru bgt cinta segi empat nih....
Naisah Naisah
suka bgt cerita pendek padat
Naisah Naisah
yehhh seru....bgt top keren
Naisah Naisah
cerita singkat padat jelas
Eva The-kk
waduhh neng rubi mas hiko ya. yg bikin kesel hati. kita satu servee
Iyah Jariyah
bagus cerita y semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!