"Membosankan sekali hidup ku, " ujar seorang wanita.
Siapa kah dia ini???
yuk kita baca cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-19. Dia Wanita Tangguh Ku
"Keadaan Nyonya baik-baik saja, dan Nyonya juga melawan bandit-bandit itu, " jawab Jun.
"Melawan, " ujar putra mahkota Rui.
"Ya, karna ternyata Nyonya pandai bertarung, dia pun menebas kepala ketua bandit tanpa mengedipkan matanya, " ujar Jun menjelaskan.
"Dia... seberani itu, " tanya putra mahkota Rui.
"Ya Tuan, Nyonya sangat hebat dan kuat, " jawab Jun yang mengagumi keberanian Mei len.
"Dia wanita tangguh ku, " ujar putra mahkota Rui.
"Ya Tuan, Nyonya sangat cocok dengan mu, " ujar Jun.
…………………
"Paman.. Bibi, kalian tidak apa-apa, " tanya Mei len pada paman Yas, Chi lan dan yang lain para penumpang di gerobak paman Yas, mereka masih menatap Mei dengan pandangan yeng berbeda-beda.
"Aku.. aku baik-baik saja, " jawab paman Yas.
"Bibi.. kenapa Bibi diam saja, apakah Bibi terluka, ?" tanya Mei len pada Chi lan.
"Bibi.. Bibi.. baik-baik saja, Nona.. darah itu.. " jawab Chi lan, namun ucapan nya menggantung ketika melihat darah di wajah Mei len.
"Ah darah ini.. tenang lah Bibi ini bukan darah ku, " ujar Mei len.
"Syukur lah, " ujar Chi lan.
"Paman ayo kita segera kembali ke desa, lihatlah hari sudah makin gelap, dan disini semakin berbahaya, " ujar Mei len pada paman Yas.
"Ah, yah, yah, ayo kita segera kembali, " ujar paman Yas.
Gerobak-gerobak sapi itu berjalan kembali, meninggalkan kekacauan di jalan sepi itu, paman Yas dan yang lain nya tak banyak bicara, mereka berdiam diri dan sesekali melirik ke arah Mei len.
Namun tanpa mereka sadari, di balik pohon besar di hutan itu, nenek tua Mo berdiri diam dalam keadaan tubuh gemetar.
"Tidak.. kenapa semuanya gagal, dan dia, dia, gadis itu.. dia begitu kejam, aku.. aku.. bagaimana dengan ku nantinya, ? bagaimana jika dia mengetahui aku adalah dalang di balik penyerangan bandit-bandit itu, " gumam nenek tua Mo dengan ketakutan.
Yah, bandit-bandit itu bukanlah bandit, melainkan para pembunuh bayaran, yang di bayar oleh nenek tua Mo, nenek tua Mo merasa tak aman akan adanya Mei len, nenek tua Mo tak ingin semua semua yang di miliknya di ambil kembali oleh Chi lan.
"Aku, aku.. harus menemukan orang besar itu, aku yakin dia akan membantu ku, karna aku mengetahui rahasia nya , " gumam nenek tua Mo.
……………………
"Bagaimana Ibu, apakah perempuan bodoh itu telah di temukan, ?" tanya Mei ling pada Nyonya Cang.
"Belum, hingga saat ini dia belum di temukan, " jawab Nyonya Cang.
"Aku tak mau dia kembali ke kediaman ini Ibu, " ujar Mei ling.
"Tenang lah.. orang suruhan Ibu akan membunuh nya, jika menemukan nya, " ujar Nyonya Cang menenangkan Mei ling.
"Lalu kapan itu Ibu, ?" tanya Mei ling tak sabar.
"Bersabarlah, inget untuk mencapai sesuatu, kita harus bersabar jawab Nyonya Cang.
"Tapi apa tidak akan apa-apa, ? bagaimana jika ayah mencari nya, " ujar Mei ling.
"Tidak akan, karna ayah mu tak perduli dengan anak bodoh itu, " ujar Nyonya Cang.
"Lalu kakak Sam, " ujar Mei ling yang tiba-tiba mengingat Sam.
(Mak lupa nama kakak nya Mei len, kalo ada yang tau tulis di komen aja ya, nanti biar Mak benerin😅)
"Dia juga sama seperti ayah mu, jadi dia pun tak akan perduli dengan anak bodoh itu, " ujar Nyonya Cang.
"Hem.. kau benar Ibu, jangan kan ayah dan kakak, para pelayan saja tak ada yang perduli padanya, " ujar Mei ling.
"Yah itu benar, dan orang yang perduli padanya, pasti akan aku habisi, " ujar Nyonya Cang tanpa beban.
………………………
Cit.. Cit.. Cit.. Cit.. suara burung berkicauan menyambut suasana pagi yang begitu sejuk, di belakang gubuk Chi lan terlihat Mei len sedang melakukan sesuatu, dia sedang menyangkul tanah tandus kosong.
"Chip apa tanah ini bisa di tanami sesuatu, ?" tanya Mei len.
"Bisa Tuan, " jawab Chip.
"Apa yang bisa ku tanam disini Chip, ?" tanya Mei len.
"Apapun yang Tuan inginkan, " jawab Chip.
"Di tanah tandus ini, ? yang benar saja Chip, " ujar Mei len tak percaya.
"Tuan.. anda kan memiliki ruang ajaib, disana ada air ajaib, dan air itu bisa membuat yang tak mungkin menjadi mungkin, " ujar Chip.
"Chip kenapa kamu baru bilang hal ini padaku, " ujar Mei len.
"Maaf Tuan saya lupa, " ujar Chip.
"Lupa kau bilang, Chip seperti nya kau sudah tertular oleh ku, " ujar Mei len.
"Seperti nya Tuan, " ujar Chip.
"Tuan, " panggil Chip pada Mei len yang asyik dengan aktivitas nya.
"Hem, " jawab Mei len hanya berdehem.
"Sebaiknya kalau Tuan mau menanam sesuatu, di ruang ajaib saja, akan sangat tak aman jika menanam disini, lihatlah sekeliling gubuk ini, tak ada pagar sama sekali, dan juga.. tanaman yang di sirami menggunakan air dari ruang ajaib, pertumbuhan nya akan sangat cepat, nanti bagaimana tanggapan orang-orang yang melihatnya, " ujar Chip panjang kali lebar.
"Ternyata seperti itu, " ujar Mei len.
"Yah Tuan, " ujar Chip.
"Baiklah.. kalau begitu kita harus pergi ke gunung lagi, kita harus kembali menjelajahi tempat itu, " ujar Mei len.
"Itu lebih bagus, " ujar Chip.
"Nona, apa yang anda lakukan, " tanya Chi lan yang baru bangun dari tidur nya, Chi lan jadi merasa malu, karna tidur di atas kasur empuk membuat nya kesiangan.
"Bibi kamu sudah bangun, ? aku sedang mencoba menanam sesuatu disini Bibi, " jawab Mei len.
"Maaf Nona Bibi bangun kesiangan, dan untuk tempat ini.. pasti akan sulit di nanami, " ujar Chi lan.
"Mau Bibi bangun jam berapa pun aku tak masalah Bibi, terus mengenai tempat ini.. emm.. kita pikirkan saja lagi nanti, lebih baik sekarang Bibi makan, " ujar Mei len, tentu saja kata-kata nya itu membuat Chi lan terharu hingga dia menangis.
"Bibi, kenapa kamu malah menangis, ?" tanya Mei len panik.
"Bibi tidak apa-apa, Bibi hanya terharu dengan sikap Nona, karna semenjak suami dan anak Bibi meninggal tak pernah ada yang memperlakukan Bibi seperti ini, " ujar Chi lan menjelaskan, dan Chi lan teringat dengan masa lalu nya yang sangat menyakitkan itu.
"Maafkan aku jika telah membuat Bibi merasa sedih, " ujar Mei len meminta maaf, karna dia Chi lan jadi menangis.
"Nona tidak bersalah, " ujar Chi lan.
Ya sudah, sekarang Bibi makan dan diam di rumah, bereskan barang-barang yang kemarin kita beli, aku akan pergi ke hutan pinggiran gunung lagi, siapa tau aku kembali beruntung, " ujar Mei len.
"Kalau begitu Bibi akan ikut, " ujar Chi lan.
"kalau Bibi ikut, siapa yang akan membereskan barang-barang itu, ?" tanya Mei len sambil menunjuk barang yang menumpuk di pojokan gubuk Chi lan.
"Nona Bibi han..
"Hanya khawatir, " ujar Mei len memotong kata-kata Chi lan.
"Dengarkan aku Bibi, Bibi lihatkan kemarin aku baik-baik saja, dan hari ini pun akan begitu, jadi.. sesuai yang aku katakan tadi, Bibi diam di rumah, dan bereskan barang-barang kita, " ujar Mei len lagi tanpa mau di bantah.
"Nona..
UDAHAN DULU YA NEXT TIME KITA KETEMU LAGI DI BAB SELANJUTNYA.
sekarang kalau dirimu bertranformasi ke dalam novel ,terus mengalami semua yang tertulis di novel,bagaimana caramu untuk bisa kembali ke masa kehidupan real mu?