SISTEM TERTAMPAN

Di jalan raya yang ramai oleh kendaraan beroda empat dan dua, Alseenio dengan santainya mengendarai sepeda motor tanpa ada rasa takut atau ragu.

Sepeda motornya melaju begitu saja bagai air yang mengalir di sungai. Di berbagai kondisi kepadatan dan volume jalan raya, ia masih melaju seakan tidak ada halangan dan rintangan, tentu Alseenio tidak melanggar aturan dan patuh pada peraturan lalu lintas. Meskipun ia masih melaju kencang di atas 100 kilometer per jam.

Alseenio saat ini sedang mengenakan pakaian yang biasa ia pakai sehari-hari, yaitu kaus hitam lengan pendek yang ditutupi oleh jaket hitam dan juga celana bahan warna abu-abu.

Kemeja putih untuk sekolah ada di dalam tasnya, hanya tinggal pakai saja nanti.

Awalnya, Alseenio ingin membeli seragam sekolah untuk video sekarang ini, tetapi ia langsung ingat bahwa baju seragam bekas sekolahnya dahulu masih ada dan tersimpan rapih, beruntungnya juga ia bawa ke apartemennya.

Omong-omong masalah baju, Alseenio masih belum mengirimkan baju yang tidak dibawa ke apartemen dan beberapa barang yang masih berguna ke panti asuhan atau orang yang memang sedang membutuhkan.

Rencananya ia akan memberikan barang yang masih bagus tersebut dalam waktu dekat, entah itu minggu ini atau bulan depan.

Pada saat ini, Alseenio sedang menuju tempat pertemuan sembari merekam video untuk Yitub miliknya. Sayang sekali apabila dirinya sedang keluar dari apartemen dan berjalan-jalan yang ada tujuannya tidak direkam atau pun divideokan, lumayan untuk menambah konten Yitub di channel-nya.

Di sepanjang jalan, sebagai Yituber ia harus berinisiatif untuk berbicara dan juga kreatif untuk mencari topik pembicaraan agar isi videonya tidak membosankan dan membuat orang ngantuk.

Kini ia tengah membicarakan spesifikasi soal sepeda motornya, mulai mesin hingga komponen kecil seperti kampas rem cakram, selang rem, knalpot, bahkan bautnya, tubuh Ducati ini karbon kevlar semuanya. Tidak lupa juga mengenai tampilan keseluruhan dari sepeda motornya yang di awal telah ditunjukkan.

Tampilan sepeda motornya memang berbeda dengan yang lainnya, sebab ini memang kustom yang sudah dipilih oleh Sistem tanpa sepengetahuan darinya.

Sepeda motornya berwarna hitam untuk dasar warnanya dan beberapa corak atau motif yang berwarna ungu, Alseenio juga baru sadar bahwa terdapat namanya di bagian sayap depan sepeda motor yang ditulis dengan gaya yang keren dan garang, memang sulit untuk dibaca karena dia sendiri pun di awal menganggap tulisan tersebut sebagai corak dan simbol hiasan.

Secara keseluruhan tampak menyeramkan sepeda motornya ini, modifikasinya terlalu berlebihan dan mahal.

Gambarnya itu kustom dari Pihak perusahaannya langsung yang berada di Italia dan didesain sesuai dengan apa yang Alseenio sukai. Sistem memberitahukan semua informasi itu kepadanya.

Alseenio berasumsi bahwa barang-barang mewah seperti sepeda motor dan lain-lain telah dikustomisasikan khusus oleh Sistem tanpa diketahui oleh dirinya.

Sejujurnya, Alseenio merasa sedikit kesal dengan Sistem karena ia tidak diberitahukan oleh Sistem secara langsung, tetapi di lain sisi ia menyukai barang yang diberi Sistem.

Meskipun demikian, tidak ada rasa tidak suka dengan barang yang diberikan oleh Sistem, terlebih terkait sepeda motor kustom ini, ketiga sepeda motor miliknya sesuai seleranya.

Ketika Alseenio asyik mengobrol sendirian dengan kamera yang tetap menyala, suara mekanis Sistem tiba-tiba terdengar di kepalanya dan mengeluarkan sebuah pemberitahuan.

[Ding! Misi Sampingan Terdeteksi!]

Misi : Melakukan salam kepalan tangan dengan orang yang tidak dikenal sambil mengendarai sepeda motor.

Persyaratan : 10 orang (0/10).

Waktu : 30 menit.

Hadiah : 1x Kotak Misteri.

Hukuman : 30 menit tidak bisa bernapas.

Whooshhh!

Dengan penampakan antarmuka misi Sistem yang secara tiba-tiba muncul di depan matanya, Alseenio hampir saja menabrak sebuah mobil di depannya yang sedang melaju pelan.

Beruntung, reaksinya sangat cepat dan ia berhasil menghindari mobil tersebut di detik-detik terakhir.

Misi Sistem yang datang membuatnya tersentak terkejut dan fokusnya dalam berkendara menghilang beberapa saat.

Nyaris saja ia kehilangan nyawa akibat ulah Sistem yang bajingan ini.

Kekesalan dan amarah muncul di dalam hatinya, dan ia berpikir, “Sistem yang keparat! Hampir saja aku mati akibat tindakanmu tadi! Misi ini pun serupa dan tidak berbeda, sama-sama memiliki hukuman kematian. Siapa yang bisa menahan napas selama setengah jam, sialan?!“

Hukuman Sistem memang tertulis tidak manusiawi sekali, dan secara tidak langsung hukuman ini menyebabkan kematian dengan risiko yang tinggi.

Setelah berhasil menyisihkan rasa kekesalannya dengan alasan takut akan terkena hukuman dari Sistem, Alseenio berhenti sejenak di bahu jalan dan membaca isi pada misi satu ini.

Sebuah perintah terdapat di dalam panel layar misi dan isi dari misi ini agak aneh.

“Aku bersalaman dengan orang lain di jalan sambil mengemudikan sepeda motor?“ Alseenio membacakan ulang misi di dalam hati dengan wajah yang terheran.

Misi aneh tanpa alasan dan tujuan yang jelas, mau tidak mau Alseenio harus menyelesaikan misi agar tidak mendapatkan hukuman.

Alseenio menarik napas panjang, dan melaju kembali di jalan.

“Maaf, gaes. Barusan ada sedikit kendala, baju terasa tidak nyaman di dalam jaket dan sudah aku benarkan.

“Oh, ya. Aku ada sebuah ide, gaes. Mungkin kalian akan suka dengan ide ini. Hehe~”

Alseenio mengobrol dengan kamera dan memberi penjelasan mengenai alasan dirinya yang baru saja berhenti di jalan secara tiba-tiba, mungkin adegan tersebut akan dipotong saat sesi pengeditan dan tidak dimasukkan ke dalam video yang akan diunggah.

Setelah itu, Alseenio segera menyelesaikan misinya.

Alseenio mencari orang-orang yang sedang menaiki sepeda motor dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat.

Tidak lama kemudian akhirnya ia ketemu target dan mencoba melancarkan aksinya.

Tangan kiri Alseenio terangkat dan menjulur ke arah pengendara sepeda motor tersebut.

Awalnya, pengendara tersebut tidak memahami maksud Alseenio dan tampak bingung dengan gelagatnya terus-menerus menoleh ke arah Alseenio seakan meminta penjelasan, dan kemudian pengendara tersebut mengepalkan tangan dan membenturkannya ke kepalan tangan Alseenio.

Alseenio mengangguk dan memberi jempol kepada pengendara tersebut, sehabis itu Alseenio menekan gas dan melaju cepat meninggalkan orang itu.

Melihat reaksi pengendara yang adalah seorang pria muda, sejak awal Alseenio menahan tawa dengan sekuat tenaganya, sekarang di jalan Alseenio tertawa lepas.

“Hahaha, kebingungan dia, gaes. Awalnya dia enggak tahu dan matanya menatap aku dengan bingung, tetapi akhirnya ia mengerti juga,“ ujar Alseenio kepada penonton khayalan.

Selanjutnya Alseenio melakukan aksi dengan pola yang sama, yakni mencari target, mendekati, dan mengeksekusi sampai target mengerti, lalu pergi.

Alseenio mencari orang-orang yang masih muda untuk dijadikan target, atau sekiranya sedikit gaul dan mengerti maksud dari gerakannya.

[2/10]

[5/10]

[8/10]

[9/10]

Di panel layar transparan menampilkan orang yang sudah ia ajak salam kepal tangan dan misinya 90% hampir selesai.

Kebanyakan orang yang menjadi target itu ialah para siswa yang sedang berangkat ke sekolah.

Reaksi mereka semua sangat lucu, apalagi pada saat mereka salah tingkah dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Wajah orang-orang tersebut akan Alseenio blur atau diburamkan, lantaran ia belum sempat meminta izin untuk dimasukkan ke dalam video, tidak sopan apabila memasukkan wajah orang yang sangat jelas ke dalam konten video Yitub tanpa izin.

Kini hanya tersisa 1 orang lagi dan misi akan selesai setelahnya.

Pandangan Alseenio bergerak mencari target misi bagaikan elang yang mencari mangsanya.

Tidak lama kemudian, di bidang penglihatannya, ia melihat dua orang perempuan yang masih berseragam sekolah sedang menaiki sepeda motor dan berboncengan.

Senyum kecil muncul di balik helm, dan Alseenio meningkatkan kecepatannya untuk bisa bersebelahan atau berendeng dengan dua perempuan tersebut.

Masih dengan operasi yang sama, ia segera mengulurkan tangan kirinya yang panjang ke arah keduanya tanpa adanya omongan sama sekali.

Kedua perempuan itu bereaksi serupa dengan target yang lainnya, terlebih lagi perempuan yang ada di belakang yang sedang dibonceng, ia menatap kepalan tangan Alseenio beberapa detik tanpa melakukan apa-apa.

Raut wajah yang bingung dan tatapan perempuan tersebut yang sesekali melihat ke helm Alseenio terekam jelas di kamera Yopro. Alseenio pun di saat ini menahan diri untuk tidak tertawa.

Alseenio menggoyangkan sedikit dan memajukan kepalan tangannya untuk memberi isyarat halus kepada perempuan tersebut.

Akan tetapi, perempuan yang masih sekolah ini sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Alseenio.

Terlalu lama apabila diteruskan seperti ini, dan Alseenio mulai mengubah operasinya.

Alseenio mengangkat kaca helm, dan berkata, “Salam kepal tangan, mbak?“

“Ha?“ Perempuan itu tidak mendengar ucapan Alseenio dan kembali bertanya.

Alseenio mendekatkan sepeda motornya dengan stabil tanpa terganggu dan sekali lagi berkata, “Salam kepal tangan, mbak.“

“Apa?“ Perempuan ini masih tidak mendengar jelas suara Alseenio.

Jujur saja, menahan tawa itu sangat sulit dan menyakitkan, sedari tadi ia menahan untuk tidak tertawa, terlebih saat berbicara dengan perempuan ini.

“Kita bersalaman kepalan tangan, mbak!“ Alseenio meningkatkan nadanya saat berkata lagi.

Suara Alseenio seketika terdengar jelas di telinga perempuan tersebut, dan kemudian ia memerah karena tersipu malu.

Perempuan ini cukup cantik, nilainya mungkin hampir mendekati 80 poin. Untuk seumurannya kecantikan ini bisa dibilang tinggi.

Wajahnya sangat imut ketika memerah, apalagi saat tersenyum malu, dan ketika mengangkat tangannya untuk membalas sapaan akrab Alseenio, gerakannya begitu lucu.

Setelahnya, Alseenio menunjuk ke arah kamera yang melekat di moncong helm. “Boleh di unggah ke Yitub?“

“Emm … boleh-boleh.“ Perempuan itu mengangguk menampilkan persetujuannya.

“Terima kasih,” ucap Alseenio sambil merespons dengan anggukan, lalu ia meningkatkan tarikan gasnya sembari melambaikan tangan.

Kedua perempuan tersebut menatap Alseenio yang sosoknya makin mengecil dan menghilang dari pandangan keduanya.

Alseenio tersenyum di sepanjang jalan, konten ini tampaknya menjadi asyik dengan adanya kejadian yang begitu lucu tadi, para penontonnya pasti merasakan keseruan konten ini.

Dalam rencananya, Alseenio akan membagi beberapa rekaman hari ini menjadi tiga video, yang terdiri dari video keberangkatan menuju tempat pertemuan yang adalah saat ini, lalu ketika di jalan menuju sekolah Abang MV, dan ketiga bagian pulang dari acara kolaborasi tersebut.

Pada dasarnya, apabila Alseenio tidak mendapatkan misi dan konten yang manarik ini, ia masih bisa membuat videonya menjadi menarik dengan menampilkan keahlian berkendaranya yang nyaman dan enak dipandang.

Tepat ketika ia sedang menikmati kesenangan berkendara sepeda motor, ia mendengar suara pemberitahuan Sistem yang jelas.

[Ding! Misi Sampingan Terselesaikan!]

[Selamat Kepada Tuan Rumah Anda Telah Mendapatkan Kemampuan Taekwondo Tingkat Tinggi!]

[Mengingat Tuan Rumah sedang berkendara. Apakah Anda ingin mengintegrasikan kemampuan sekarang?“]

Alseenio seketika mengubah wajahnya dan tersenyum masam. “Sudah tahu aku tengah di perjalanan, kenapa kamu bertanya lagi, Sistem?“

“Nanti saja,” tambah Alseenio dengan malas.

[Ding! Kemampuan disimpan sementara!]

“Ada-ada saja, sistem satu ini.“ Alseenio menggelengkan kepalanya dan kembali fokus ke jalan raya.

Beberapa menit berlalu, akhirnya Alseenio sampai ke sebuah komplek perumahan di daerah Bekasi.

“Di mana, bang? Sebentar lagi anak-anak ingin berangkat?“

“Ini aku sudah di depan komplek Pida,” jawab Alseenio lewat earphone.

“Oh! Sudah sampai, bang? Masuk saja terus lurus soalnya, blok pertemuan sebaris dengan jalur keluar masuk komplek.“

“Oke-oke, aku akan masuk sekarang.“

“Siap! Aku tunggu, kalau ada melambaikan tangan dari jauh itu berarti aku,” kata Abang MV dari earphone.

“Oke.“

Panggilan ditutup oleh Alseenio dan ia segera masuk ke dalam perumahan secara perlahan.

Begitu masuk ke dalan ia melihat blok komplek yang satu baris dengan jalur masuk komplek dan di kejauhan ia melihat banyak rombongan sepeda motor.

Alseenio langsung mendatangi mereka dan berhenti di rombongan sepeda motor tersebut.

“Halo, bang!“

Abang MV menghampiri Alseenio dan menyapanya.

Teman-teman Abang MV ikut menyerbu Alseenio setelah melihat kedatangan Alseenio.

“Ducati, bro!“

“Gila! Keren juga ini Ducati.“

“Mahal ini, merek Ducati enggak pernah gagal.“

“959 bukan, sih?“

“Halo, Bang Alseenio!“

Kebanyakan orang yang mengerumuninya pernah Alseenio lihat sebelumnya di waktu mereka bersama ke Kafe untuk meminum kopi dan nongki.

“Halo, halo,” sapa Alseenio ke semua orang.

Ia turun dari sepeda motornya untuk bersalaman satu per satu dengan mereka semua.

Berikutnya ia mematikan kameranya dan keluar dari kerumunan, lalu melangkah berjalan ke halaman depan rumah AMR Rider atau nama aslinya ialah bang Amir.

Benar, tempat pertemuannya di lokasi rumah bang Amir.

“Bagaimana tadi, bro. Di perjalanannya?“ Bang Amir bertanya seraya melakukan fist bump.

“Lumayan lancar,” jawab Alseenio sambil membuka helmnya.

“Bagaimana rasanya setelah terkenal di Instagrem?“ Abang MV menghampiri Alseenio dan Bang Amir.

“Ya, begitu, ada enak dan tidak enaknya.“

Alseenio masih memakai masker helm dan belum ingin membukanya. Alih-alih membuka masker, jaketnya ia buka sekaligus mengeluarkan seragam sekolah SMA miliknya dari tas.

“Aku mengerti, soalnya kita yang sudah menjadi Motovlogger merasakan juga efek dari seorang yang terkenal, mungkin kamu lebih-lebih dari kita rasanya,” kata Abang MV dan disetujui oleh para teman-temannya yang diam-diam mengumpul melihat Alseenio.

Mendengar perkataan Abang MV, Alseenio menanggapi dengan kesetujuannya, mengangguk dan menjawab, “Benar, rasanya sama seperti itu.“

“Omong-omong, baju SMA-nya bekas sekolah juga, bang?“

“Kelihatan, ya?“ tanya Alseenio yang selesai mengenakan seragam SMA bekas sekolahnya dahulu.

Seragam sekolahnya tampak kekecilan di tubuhnya sekarang, tidak bisa dimasukkan ke dalam celana.

Syukurnya masih pantas dilihat.

“Iya, bang.“ Abang MV mengangguk.

“Sama, aku juga.“ Bang Amir menunjukkan baju kemeja putihnya yang penuh atribut seragam.

“Wih, banyak banget itu atribut.“

“Keren-keren.“

….

Teman-teman semuanya memberi respon.

Alseenio pun tersenyum di balik masker helmnya.

“Semuanya sudah selesai?“ tanya Abang MV kepada teman-temannya.

Semuanya mengangguk dan menjawab bahwa semuanya sudah siap untuk berangkat.

“Ayo kita berangkat!“