"Sejak kapan kamu selingkuh sama adikku mas? JAWAB!!!" Bentaknya pada sang suami
"Dua bulan ini." Jawab nya lirih.
Kayla baru saja mengetahui fakta mengejutkan, suaminya selingkuh dengan adiknya sendiri. Orang yang dia tampung di rumahnya, menjadi benalu bagi rumah tangganya.
Anaknya yang baru berumur 4 tahun harus tiada akibat keracunan dan membuat Kayla sangat depresi hingga berakhir dirinya meninggal akibat tertabrak mobil.
Namun siapa sangka, Kayla kembali terbangun 6 bulan sebelum dirinya mengetahui sang suami selingkuh.
"Aku akan mengubah semuanya, masih ada waktu 4 bulan sebelum hal itu terjadi," (- Kayla Meishana Dominique)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukti dari Arvian
Aku baru saja selesai membersihkan dirinya, dia keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggang. Tangannya tengah mengeringkan rambutnya yang basah akibat keramas tadi.
"Mas!"
Aksa menghentikan kegiatannya, dia menatap bingung istrinya yang masuk ke dalam kamar sambil menutup pintu.
"Ada apa?" Tanya Aksa dengan santai.
"Ada apa kamu bilang?" Geram KAyla.
AKsa menaikkan satu alisnya, dia melihat raut wajah Kayla yang menahan amarah. KEnapa bisa istrinya marah? bukankah mereka habis ... walau dengan paksaan.
"Bukankah semalam kita ...,"
"Kamu memaksaku!" Bentak Kayla.
Bukannya merasa bersalah, Aksa malah tersenyum. DIa melempar handuk yang ada si tangannya dan membawa Kayla ke dekapannya dengan sekali gerakan.
Kayla yang tak siap pun menabrak dada bidang suaminya yang masih basah.
"Mas apa-apaan kamu! aku sedang hamil!" Bentak Kayla dan berusaha lepas dari dekapan AKsa.
Bukannya menurut, Aksa malah membalikkan tubuh Kayla sehingga dia memeluk Kayla dari belakang.
"Oh ya, aku hampir melupakan mereka," ujar Aksa.
"Lepasin gak!" Sentak Kayla.
Aksa malah mengelus perut Kayla, sehingga Kayla pun diam dengan perasaan yang tak karuan. Ingin dia melawan, tetapi entah mengapa Kayla merasa nyaman.
"Maafkan aku semalam memaksamu, aku tak memperdulikan permintaanmu. MAafkan mas," ujar Aksa.
"MAs marah, mas melakukannya dalam keadaan marah. Apa kemarin kau bertemu dengan Bryan?" Lanjut AKsa.
Kayla terdiam, jadi inilah alasan Aksa memaksanya. Pria itu marah karena kedekatannya dengan Bryan.
"Bryan hanya ...,"
"Jangan dekat dengannya Kay, dia tak sebaik yang kamu kira. Sedari dulu bukanlah aku sudah mengatakan padamu agar menjauhi Bryan?" ujar Aksa.
"Dia hanya rekan kerjaku dulu mas, sekaligus teman baikku," ujar Kayla.
Aksa memejamkan matanya, dia mengeratkan pelukannya dan menciumi tengkuk leher Kayla.
"Iya, seharusnya yang kamu waspadakan itu dia bukan aku. Karena di hari dimana kamu jatuh dari tempat itu, Bryan ada di sana. Dia ada di sana, Kay," ujar Aksa.
Kayla merasakan lehernya basah, ternyata Aksa menangis. Kayla cukup terkejut, dia tak pernah mengira AKsa akan menangis karenanya.
"Mungkin kamu tidak.ingat, tapi saat kamu tergeletak dengan kepala yang mengeluarkan banyak darah. Bryan hanya diam dan tak menolong hingga aku datang. Kau ... kau hampir tiada hiks ...,"
Kayla tertegun sejenak, apa maksud dari suaminya? Tentang Bryan dan tentang masa lalu nya. Siapa yang harus dia percaya? Bahkan untuk mempercayai Aksa rasanya sangat sulit.
"Aku tidak tahu mas harus percaya siapa, rasa percaya ku padamu sudah terkikis oleh pengkhianatanmu," ujar Kayla.
***
Selepas drama tadi, Kayla menjadi lebih sering diam. Dia tengah memikirkan semuanya, tentang apa yang terjadi sebenarnya.
"Mommy, lihat ini! Al gambal mommy," ujar Arvian.
Kayla membuyarkan lamunannya, dia tersenyum menatap Arvian yang tengah menunjukkan sebuah gambar.
"Mana sini, coba mommy lihat," ujar Kayla.
Arvian menyerahkan kertas gambarannya, Kayla oun melihatnya dengan senyum mengembang. Namun, senyumnya luntur bergantikan ekspresi kaget.
"Ar, apa yang kau gambar?" Tanya Kayla sambil beralih menatap putranya.
"Itu mommy," ujar Arvian.
Kayla kembali terfokus pada gambar Arvian, di sana terdapat orang lidi yang terbaring dan terdapat warna merah di sekitar orang lidi itu oleh pensil warna. Tatapan KAyla beralih pada orang lidi yang lain, ada 2 orang lidi yang berdiri di dekat orang lidi yang pertama.
"Dan mereka berdua siapa?" Tanya Kayla.
Arvian mendekat, dia menunjuk orang lidi yang berada di paling atas.
"Itu tante Van," ujar Arvian dengan polos.
"Tante Van?" Bingung Kayla.
"Eum, dan deket mommy itu om pembinol," ujar Arvian.
Deghh!!
Kayla sungguh terkejut, tak menyangka jika apa yang putranya gambar sama seperti yang Aksa katakan. Kayla menjadi pusing, siapa yang harus ia percaya? Selama ini dia mempercayai Bryan karena dirinya pikir Bryan tak ada hubungannya dengan masalahnya saat ini. NAmun, pikirannya salah.
"Kenapa Arvian menggambar ini nak?" Tanya KAyla pada Arvian yang kembali menggambar.
"Enggak tahu." Ujar Arvian sambil menaikkan bahunya.
Kayla menghela nafasnya, dia memijat pangkal hidungnya. Kepalanya terasa pusing, kehidupan nya seperti puzzle yang terpisah.
"Oh ya Ar, kenapa kau membuat temanmu cedera?" Tanya Kayla ketika teringat sesuatu, dia lupa menanyakan hal itu tadi pagi.
"Dia jelekin mommy, Al nda cuka," ujar Arvian.
Kayla tersenyum, tangannya menyentuh kepala Arvian. DI usapnya rambut tebal putranya itu dengan sayang.
"Ar, mommy gak pernah ajarin Ar kekerasan. Jika mereka berkata seperti itu biarkan saja, nanti juga mereka lelah sendiri," ujar Kayla penuh perhatian.
"Tapi ini Al jadi cakit." Unjuk Al pada dadanya.
HAti Kayla terenyuh mendengar jawaban polos putranya, air katanya tak dapat lagi ia bendung. Dari banyaknya masalah, hanya Arvian penguatnya. Dia bisa bertahan dengan Aksa setelah mengetahui jika suaminya itu berselingkuh hanya karena Arvian.
"Aku mengabaikan Arvian dan perasaannya demi masalahku, aku tak lagi memperhatikannya dan terfokus pada Aksa sehingga aku tidak tahu apa-apa mengenai putraku." Batin Kayla.
"Dia bilang mommy jelek, kalna nda pelnah antal Al. Bilang mommy nda peduli Al, kan mommy cayang Al kan?" ujar Arvian.
Kayla memeluk putranya dengan sayang, dia mengecup kepala putranya beberapa kali.
"Mommy sangat sayang Ar, apa yang teman Ar katakan itu salah. Kalau begitu, mommy akan mengantar Ar samapi kelas dan menunggu hingga Ar pulang sekolah bagaimana?" ujar Kayla.
Arvian mengangguk senang, dia membalas pelukan Kayla dengan erat. Setelah itu Arvian mengecup pipi mommynya.
"Cayang mommy," ujar Arvian.
"Mommy juga menyayangimu nak," ujar Kayla.
BErbeda dengan ibu dan anak itu, kini Vania sudah kembali.pulang setelah Kayla mengusirnya dengan kasar.
Sesampainya di rumah, dia menangis sejadi-jadinya di depan sang ayah.
"Ada apa nak? Aksa menyakitimu?" Tanya Arga dengan khawatir. Niatnya dia pulang karena mengambil berkas tertinggal, tetapi dia melihat Vania menangis di ruang tamu.
"Papa!" Seru Vania dan memeluk Arga.
Arga terkejut, dia membalas pelukan putrinya dengan mengusap punggungnya pelan.
"Ada apa?" Tanya Arga.
Arga bisa selembut itu dengan Vania, tapi tidak dengan Kayla. Dia terlihat membeda-bedakan sang anak hanya karena Vania lahir dari wanita yang dia cintai. Berbeda dengan Kayla.
Sampai sekarang, Arga tak merasa bersalah sama sekali. Rosa juga tak pernah datang menemui Arga setelah kejadian itu, dia todak sudi bertemu dengan Arga. Dan kini, mereka sedang menjalani sidang perceraian yang Rosa buat.
"Tadi hiks ...,"
Vania menceritakan semuanya, sehingga wajah Arga pun berubah menjadi marah.
"Sudah berhenti nangisnya yah, nanti papa tegur Kayla," ujar Arga.
Vania mengangguk, dia sudah di biasakan manja sedari kecil. Maka dari itu, semua yang Vania mau harus dia dapatkan.
"Pa, mama kok gak pulang-pulang? mama kemana sih?" Tanya Vania sembari melepas pelukannya.
Vania baru menyadari jika sang mamah tidak pernah pulang, papa nya hanya mengatakan jika Rosa sedang berlibur.
"Sebenarnya, papa dan mama sudah berpisah," ujar Arga dengan pelan.
"APA?!" Kaget Vania.
🙏👍❤