NovelToon NovelToon
Calon Suamiku Ternyata Kakakku Sendiri

Calon Suamiku Ternyata Kakakku Sendiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:41.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cha Yoka

Ikutin kisahnya yang berakhir dengan perpisahan dan air mata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cha Yoka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Edy tersenyum menawan dan berbalik meninggalkan Dae. Edy duduk di sofa sambil menatap Dae.

"Hah, tadi benar-benar hampir lepas kendali. Juniorku selalu merespon setiap bersentuhan dengannya. Oh Dae....,kenapa kamu keras kepala. Tidak mengakuinya. Sepertinya aku harus lebih ekstra mendapatkannya," bathin Edy dengan senyum di matanya.

Dae langsung turun dari tempat tidur dan menghampiri Edy.

"Anda Presdir kulkas yang mesum!" bentak Dae saat dia berdiri dihadapan Edy.

Edy berdiri hingga mereka saling berhadapan dan saling menatap. Dia langsung memeluk pinggang Dae dan mendekatkannya ke dalam pelukan Edy.

"Tapi kamu menikmatinya Dae. Dan kita sama-sama menikmatinya, apakah aku benar Dae ku," bisik Edy.

Dae melepaskan pelukan Edy. Namun ternyata Edy memegang kuat pinggang Dae.

"Lepaskan Presdir, anda sudah keterlaluan!" bentak Dae.

"Dae, aku hanya minta kasih kesempatan buatku untuk membuktikan bahwa aku mencintaimu. Kenapa kamu gak mengerti juga," balas Edy panjang.

Kali ini Edy benar-benar banyak bicara. Tidak seperti biasanya yang sangat pelit dan irit berbicara.

"Tapi aku sudah memiliki kekasih. Dan tidak mungkin mendua," tegas Dae tak mau kalah.

"Aku gak perduli dengan dia. Kamu akan menjadi milikku. Bahkan dia sendiri tidak ada bisa merebut mu dariku Dae," tantang Edy.

Dae merasa putus asa. Dia mengelak nafasnya dan menundukkan kepalanya.

"Baiklah, aku akan memberimu kesempatan untuk menunjukkan kepadaku bahwa kau bisa membuatku jatuh cinta," ucap Dae mantap dengan menatap Edy.

Edy tak percaya mendengar nya. Baginya ini suatu hal yang menggembirakan.

"Serius Dae ku...! Oh ya ampuuun Dae..., aku senang banget mendengarnya," ucap Edy sambil mencium seluruh wajah Dae. Hingga air liurnya menempel di mana-mana.

Edy memegang wajah Dae dengan kedua tangannya dan menatap ke mata Dae mencari kejujuran. Edy bisa melihat bahwa Dae memiliki mata yang sangat cantik dengan bulu mata yang panjang dan lentik. Dengan hitungan detik, Edy menempelkan bibirnya ke bibir Dae, dan melum**nya dengan lembut. Kali ini Dae membalasnya dengan suka rela. Ntah kenapa hatinya merasa bahagia diperlakukan seperti itu dengan Edy.

Tak berapa lama mereka berciuman, Edy melepaskan pagutannya dan mengusap lembut bibir sexy Dae.

"Ayo aku antar kamu pulang. Aku ingin merayakan kebersamaan kita sekarang," pinta Edy.

"Sekarang?" ulang Dae.

"Ya sekarang, kenapa Dae?" tanya Edy.

"Tapi ini masih jam kerja Presdir, apa kata karyawan lain, jika kita keluar bersamaan," jawab Dae gak setuju.

"Jangan perdulikan," balas Edy enteng.

"Tapi aku gak mau karyawan disini mengetahui hubungan kita Presdir," ucap Dae.

"Bukankah lebih baik mereka mengetahuinya, supaya tidak ada yang mengganggumu atau mengharapkanmu seperti si Raffy," balas Edy membuat Dae terkejut.

"Dari mana kamu tau. Apa kamu memata-mataiku, iya?" tanya Dae kesal.

"Semua yang berhubungan denganmu, aku tau Dae ku. Karena kau orang spesial, aku tak mau orang lain menyakitimu," jawab Edy santai.

"Huuuh bilang aja benar, kalau kamu memata-mataiku, gak sopan," gerutu Dae.

"Apakah aku boleh menerkammu sekarang Dae? Kau sangat membuatku ingin memakan dan memangsamu saat ini juga," ucap Edy menyeringai.

"Ma--maksudnya?" tanya Dae gugup.

"Jangan memancingku dengan sikap menggemaskanmu itu Dae ku. Apakah kau tak merasakan juniorku dari tadi sudah mengeras," jawab Edy blak-blakan.

Dae langsung menurunkan pandangannya ke arah celana Edy tepat di bagian resletingnya. Dae bisa melihat ada yang menyembul. Seketika wajah Dae memerah menahan malu. Dia pun mengalihkan pandangannya.

"Jangan memandang ke tempat lain Dae, kalau pikiranmu ke sini," tunjuk Edy dengan mesumnya.

Dae melototkan matanya menatap Edy yang sangat mesum.

"Bener-bener deh ya Presdir kulkas mesum!" kesal Dae sambil memukul-mukul dada Edy dengan kesal.

"Awwww Dae....sakit! Kenapa kamu memukulnya? Seharusnya kamu membelainya," ucap Edy yang mengarahkan tangan Dae ke dadanya sambil mengusap-usapnya.

Dae langsung menarik tangannya dari genggaman Edy.

"Oh ya ampuuun, lama-lama bisa gila gw kalau menghadapi si kulkas mesum nih," gerutu Dae sambil memutar matanya.

"Ayo Dae ku kita berangkat," ajak Edy dengan menarik tangan Dae.

Dae hanya pasrah mengikutinya. Dia gak habis pikir, Edy si kulkas bisa seperti ini.

"Apa gw yang buta ya selama ini, gak bisa melihat si kulkas ini yang begitu mesumnya," bathin Dae mendengus.

Setelah sampai di ruangan kerja Edy, dia menyuruh Dae menunggunya dan mendudukkannya di pangkuannya.

Dae seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, menurut apa yang dilakukan Edy.

Edy sedang menghubungi Asisstentnya untuk memberitahukan kalau dia sedang keluar bersama Dae.

Ketiak Edy menghubungi Li, Dae berusaha melepaskan diri dari pangkuannya. Tapi lagi-lagi, Edy tak membiarkan Dae lepas dari genggamannya. Dia memeluk pinggang Dae dengan erat.

"Dae, kamu jangan bergerak terus. Nanti yang dibawah sana terbangun dari tidurnya lagi," bisik Edy menggoda.

"Edy......! Hentikan kemesumannu!" bentak Dae kesal.

Asisstent Li terkejut mendengar suara perempuan diseberang sana yang berani membentak Presdir mereka.

"Siapa dia? Berani sekali membentak Presdir. Apa dia gak takut mati?" bathin Li di seberang sana.

"Dae, kamu gak bisa merasakannya. Ini akibat ulahmu. Kenapa kamu gak bisa diam dan tenang. Kenapa harus bergerak terus? Kamu sama saja menyiksaku Dae. Apa kamu mau kita melakukannya disini?" tanya Edy.

Edy gak sadar kalau tlp nya masih aktif sehingga orang di seberang sana bisa dengan jelas mendengarnya. Hingga memberikan pikiran-pikiran yang melanglang buana.

Dae merasa malu dan wajahnya saat ini sudah super merah seperti tomat yang busuk.

Asisstent Li menelan ludahnya kasar mendengar percakapan sepasang kekasih. Dia tak menyangka akhirnya Presdirnya mendapatkan Dae. Dia segera mematikan tlpnya dari pada harus menelan ludah berulang kali dan menahan hasratnya saat mendengar percakapan mesum itu.

"Mesum, mesum mesum....!"

Seketika mulut Dae langsung di bungkam sama bibi Edy. Edy melum*** nya hingga suasana semakin panas menggelora. Edy terus melancarkan aksinya, meraba setiap inci tubuh Dae, hingga baju kemeja yang digunakan Dae terbuka dan memperlihatkan baju putih mulus Dae.

Edy memberikan kecupan-kecupan di bahu Dae hingga tak sengaja Dae mengeluarkan suara erotisnya yang merdu.

Edy tersenyum puas melihat Dae dibawah kendalinya. Tak hanya itu tangan Edy menjelajah ke seluruh tubuh Dae. Hingga ke titik kenikmatan Dae.

Dae mengerang tak tertahan, hingga membuat Edy terus melakukannya, meraba dan mengusapnya hingga area itu lembab, basah.

"Dae ku, kamu sudah basah!" ucap Edy dengan suara seraknya.

Bisikkan itu membuat Dae merang**** karena Edy tak hanya berbisik, dia pun menggigit dan menji**** area telinga Dae.

Lagi-lagi Dae mengerang, mendesah hingga membuat hasrat Edy benar-benar membuncah. Edy sudah gak tahan lagi untuk menahannya, hingga dia membuka resletingnya dan mengeluarkan senjatanya yang sudah mengeras. Lalu dia menaikkan rok Dae sampai ke atas dan menarik penghalang terakhir milik Dae. Dia ngarahkan Dae untuk duduk diatas pangkuannya dengan posisi menghadap ke Edy. Dae yang sudah tak bisa menahan hasrat yang baru pertama kali dirasakannya, menurut apa yang di minta Edy. Dia melakukannya.

"Dae ku, aku akan melakukannya, kamu mau kan?" ucap Edy yang sudah berhasrat.

Dae yang juga sudah di kuasai oleh nafsu, tak bisa menolak kemauan Edy. Edy benar-benar membuat Dae terlena akan sentuhannya.

"Aku tanya sekali lagi Dae, aku akan melakukannya. Kamu tidak menyesal Dae?" tanya Edy kembali dengan mata yang berkabut.

Dae mengangguk mantep, dia sudah hilang pikiran karena sentuhan yang tak pernah dirasakannya.

Hingga akhirnya Edy mengarahkan senjatanya ke posisinya, Edy mendorongnya perlahan, sekali hingga dua kali langsung jleb.

Dae menjerit namun suaranya tak keluar karena tertahan oleh ******* bibir Edy, hingga yang menjadi sasarannya adalah bibir Edy sedikit berdarah akibat gigitan dari Dae.

Edy menghentikannya sejenak, dia melihat air mata mengalir dari sudut mata Dae. Edy pun mengusapnya dengan jarinya.

Perlahan-lahan Edy mulai menggerakkannya. Pelan tapi pasti, hentakkan demi hentakkan dilakukan Edy, suara-suara merdu bergema diruangan itu. Dae benar-benar hilang kendali. Dia menikmati dan mendesah hingga membuat Edy tidak ingin melepaskannya. Mereka terus melakukannya tanpa henti, hingga Edy dan Dae mencapai puncak bersamaan.

"Dae...ku..., owhhhh," Edy menyemburkan miliknya di dalam.

"Owhhhh Ed.....," Dae pun mengerang nikmat.

Lalu Dae terkulai lemas di pelukan Edy dengan wajah yang berantakan.

Edy terus mengecup seluruh wajah Dae tanpa hentinya. Dia merasa beruntung, akhirnya Dae menjadi miliknya. Dan dialah yang pertama menyentuh Dae. Edy memeluk Dae dengan erat dan memejamkan matanya sekejap sambil menghirup aroma tubuh Dae yang sudah bercampur dengannya.

Setelah beberapa menit, barulah Edy membuka matanya dan mengangkat Dae dari atas pangkuannya. Edy melihat bercak darah merembes di pahanya dan celananya. Edy tersenyum puas melihat semuanya.

Edy menatap Dae yang malu-malu, dia memakaikan baju Dae dengan benar. Lalu Dae hanya bisa berdiri, dia merasakan miliknya terasa perih. Saat Dae hendak melangkah, dia hampir terjatuh, jika Edy tak menariknya di pangkuannya.

"Biar aku bantu untuk duduk di sofa," ucap Edy.

Edy pun membenahi celananya dan segera bangkit. Lalu dia membopong Dae ke kursi sofa ruangan itu. Mereka sama-sama duduk di sofa bersebelahan.

"Apakah rasanya sakit Dae?" tanya Edy menoleh kesamping.

Dae mengangguk membenarkan ucapan Edy. Bahwa dia merasakan perih di miliknya.

"Aku mencintaimu Dae," ucap Edy sambil memeluk Dae dari samping.

Dae tak membalas ucapan Edy, dia masih bingung. Dia merasa bersalah terhadap Ilyas. Bagaimanapun, ntah kenapa dia tidak bisa menolak sentuhan Edy. Namun ketika bersama Ilyas, Dae hanya merasakan biasa saja, tidak ada debaran hebat yang dirasakannya. Dae benar-benar bingung menghadapi semua ini, karena ini salah untuk dilakukan.

1
Insyirah Harito
wah..... hadir lg nh, smangt thor tgs nya
Nizam Aufar
kok gak lanjut kak
Insyirah Harito
loh gimn tuh dae ditinggal keduanya. hmmm makanya jngn coba-coba mendua
Hantu: Hahaha, sabar-sabar
total 1 replies
Insyirah Harito
Nah lo, hampir kepergok
Yoga Andri
ceritanya bgs bags ya, suka bngt. Tp alurnya belum begitu jelas thor
Nizam Aufar
kok lama amat ini
Nizam Aufar
lanjut kak....
Nizam Aufar
lanjut kak
Insyirah Harito
Edy pasti tau masa lalu ilyas
Hantu: sepertinya begitu ya
total 1 replies
Nizam Aufar
lanjut kak
Yoga Andri
cinta segitiga ya
🌹🌹💐
up yng banyak donk
🌹🌹💐
lanjut donk
Hantu: Pantau terus ya kisah Dae...
total 1 replies
Insyirah Harito
Gw ngakak baca ceritanya di episode ini. Ani emang friend terbaik
Hantu: Semoga terhibur ya
total 1 replies
Insyirah Harito
Dua cowok satu cewek
Hantu: cinta segitiga
total 1 replies
🌹🌹💐
lanjut, aq suka ceritanya😍
🌹🌹💐
kok ga ada sambungannya ya, bikin penasaran aja 🙄
Insyirah Harito
karya-karyamu keren thor.... ku suka..
Hantu: Terima kasih.., silahkan dilanjut
total 1 replies
Insyirah Harito
Sepertinya cerita yg bgs
Hantu: makasih sudah mampir dikarya baruku..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!