SISTEM KEKAYAAN PEMULUNG

"Abang tunggu di sini dulu ya, aku ingin lihat situasi di luar, soalnya Abang masih terluka dan bila perlu kunci dulu pintunya dari dalam untuk jaga-jaga."

"Iya Dek, kamu hati-hati ya."

Zero pun keluar, lalu memakai rompi, dia ingin melihat situasi sekaligus mencari tahu di mana sebenarnya wanita-wanita yang tadi dia lihat di sekap.

Ketika sampai di luar, ternyata aktifitas memuat barang belum selesai. Tapi semua senjata sudah di muat di bawah tumpukan barang, berarti senjata-senjata tersebut akan di selundupkan.

Kini hanya tinggal lima orang saja yang berada di dekat mobil kontainer, selebihnya sudah berpencar, bersiaga, mencari Zero yang mereka anggap misterius.

Ini kesempatan bagi Zero untuk mengalahkan mereka tapi sebelumnya dia ingin mencari wanita-wanita tadi.

Zero masuk ke gudang di mana dia tadi melihat sepuluh wanita itu digiring masuk. Di sana hanya ada satu orang pengawal jadi tanpa menunggu lagi Zero langsung melumpuhkannya.

Para wanita tersebut heran, kenapa pengawal tiba-tiba jatuh dan luruh ke lantai. Mereka berusaha membuka terali sambil berteriak.

Melihat para wanita menjerit, Zero pun segera berkata, "Kalian semua harap tenang! ikuti instruksi dariku jika ingin keluar dari tempat ini dengan selamat."

Sejenak semua terdiam mendengar suara tanpa wujud, mereka saling pandang, heran sekaligus merasa senang karena bakal bisa keluar dari tempat ini.

Begitu melihat terali mulai terbuka, para wanita tersebut berhamburan keluar, tapi sebelum mereka keluar dari gudang tersebut, Zero pun berkata.

"Setelah aku bereskan lima pengawal di luar gudang ini dan mengalihkan perhatian pengawal yang lain, kalian pergilah tapi harus tetap berhati-hati, karena masih banyak pengawal yang berkeliaran. Aku akan membuat ledakan, setelah itu kalian boleh pergi, keluarlah secepatnya dari pergudangan ini."

Para wanita itupun menurut, sementara Zero pergi menuju mobil container yang sudah hampir penuh dengan barang yang dimuat di dalamnya.

Selain senjata, Zero juga melihat berbagai bahan peledak ada di sana. Kesempatan ini tidak dia sia-siakan.

Pertama Zero merusak sistem kelistrikan pada mobil container tersebut agar arus listrik tidak stabil hingga dapat menimbulkan percikan api dan berujung membakar bahan mudah terbakar yang ada di dalamnya.

Kelima orang di sana telah menyelesaikan tugasnya dan mobil container itupun siap berangkat. Dua orang naik ke atas mobil sementara ketiga pengawal sisanya meninggalkan tempat itu hendak menuju ke gudang tempat Bang Togar menunggu.

Zero tersenyum saat mesin mobil mulai hidup dan siap berangkat, dia tinggal menunggu saatnya mobil tersebut meledak.

Kemudian dia mengikuti ketiga pengawal yang hampir sampai di pintu gudang, secepat kilat Zero menggunakan kekuatannya merampas senjata mereka dan tanpa pikir panjang lagi dia mulai menendang dan menghajar hingga ketiganya terkapar.

Tidak berselang lama, terdengarlah suara dentuman keras, mobil kontainer yang membawa aneka bahan peledak dan senjata tadipun meledak.

Para pengawal yang tersisa, terkejut mendengar suara dentuman dan melihat api yang membumbung tinggi. Dengan keadaan panik merekapun berlari mendekat ke arah mobil yang meledak itu.

Wajah mereka pucat pasi, kejadian ini pasti akan berakibat fatal untuk diri mereka. Bos besar pasti akan sangat marah dan yang pasti akan memberikan hukuman berat atas musnahnya bahan peledak dan aneka senjata yang akan dikirim.

Zero pun berlari secepatnya ke dalam gudang sambil melepas rompinya. Dia ingin segera mengajak Bang Togar pergi dari tempat itu.

Saat situasi sedang kacau dan pengawal yang tersisa pokus pada mobil yang terbakar, para wanita, Zero dan Togar pun menggunakan kesempatan itu untuk keluar dari area pergudangan tersebut.

"Kak, tunggu! kami tidak tahu harus kemana, tempat ini asing bagi kami," ucap salah seorang gadis yang usianya paling muda diantara kesepuluh wanita tersebut.

"Memangnya kalian bukan berasal dari wilayah sini?" tanya Zero.

"Kami dari luar daerah, kami tidak mengenal tempat ini," ucap salah seorang lagi.

"Ayo ikuti kami! kita akan mencari tempat yang aman dulu buat kalian," ucap Togar.

Mereka sudah lumayan jauh, pergi meninggalkan tempat tersebut. Zero dan Togar segera menyetop truk yang lewat, meminta tolong agar mau mengantar mereka pulang ke rumah Togar.

Setelah mendapatkan sejumlah uang dari Zero, sopir truk itupun akhirnya setuju. Para wanita diminta untuk naik lebih dulu, barulah Zero dan Togar ikut naik.

Merekapun tiba di rumah Togar, istri Togar merasa heran saat melihat penampilan suaminya yang sudah acak-acakan dan penuh luka di tubuhnya, apalagi melihat begitu banyak wanita turut serta pulang bersama Togar dan Zero.

Melihat istrinya yang sangat khawatir dan menangis, Togar segera menenangkannya. Lalu Togar meminta sang istri untuk berkemas, membawa pakaian dan barang penting. Mereka harus meninggalkan rumah untuk sementara, bersembunyi dari kejaran Bang beni beserta komplotannya.

Hal ini merupakan permintaan Zero, untuk sementara Togar harus sembunyi untuk mendapatkan perawatan agar kondisinya pulih kembali.

Zero mengajak mereka semua kerumahnya, sambil mencari jalan keluar untuk memulangkan kesepuluh wanita itu kerumahnya masing-masing.