• THE PSYCHOPATH'S SECRET •
By. Fany Lili
--------------------------
Warning!
Tidak disarankan untuk pecinta romansa, karena cerita ini berisi aksi horor sadis psycho keji 😱👿
Awal mulanya,
Seorang pria bernama Keanu merasa sakit hati akibat kematian adiknya yang menjadi korban pembunuhan sadis.
Selain itu, luka lama akibat dari pembunuhan yang menimpa ayah dan ibunya pada 15 tahun yang lalu juga masih sangat membekas di hatinya.
Belum lagi, karena tingkah para penduduk desa tidak pernah menganggap dirinya sebagai manusia yang layak hidup, maka ruang gelap dari dalam dirinya pun bangkit.
Ia menjadi pria yang benar-benar gila dan tidak lagi mengenal belas kasihan pada manusia.
Dan....
Semuanya sudah terlambat, ketika seseorang akhirnya mengetahui kebenarannya.
Seperti apa akhirnya?
Yuk lanjut baca ceritanya dan beri like, komentar, dan simpan sebagai vaforitmu 🥰🖐🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fany Lili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LARI GENIE!
BAB 32
Genie menemukan grafiti ikan koi di balik bingkai cermin. Tanpa ragu, dirabanya gambar tersebut dengan takjub.
Tiba-tiba sebuah pintu rahasia terbuka begitu Genie tidak sengaja menekan sesuatu di sana.
"A apa ini? Pintu rahasia?" Genie tercengang.
Perlahan, ia melangkah masuk ke dalam jalan rahasia yang mirip gua. Basah dan lembab.
"Keanu memiliki ruang rahasia di rumahnya? Mengapa aku baru tahu itu?" gumam Genie sambil mendongak ke atas melihat-lihat bagian lorong.
Ketika akhirnya ia sampai di ruang luas dengan sebuah meja besar di sisi kanan, Genie melangkah dengan keheranan.
"Menakjubkan! Tempat apa ini?" pekik Genie dalam hati.
Baru saja ia tersenyum melongo dengan ruangan rahasia itu, Genie mendengar suara des*han yang kuat diiringi suara khas yang sangat ia kenal dari sudut tempat yang gelap di depan sana.
Ia sangatlah penasaran. Dilangkahkan kakinya menuju suara yang ia dengar. Namun begitu ia maju dua langkah, ia melihat Keanu sedang bercinta dengan seorang wanita yang terikat kedua tangannya ke atas kepala.
Kemudian, di sisi lain tampak juga seorang wanita dan tiga orang anak gadis yang semuanya dalam keadaan telanjang dan terikat rantai. Tunggu! Anak gadis?
"Trissa? Teresha? Tracy?" Genie terkejut dalam hati. Cepat-cepat ia menutup mulut agar tidak bersuara.
Ketika Genie tengah mengintip, Keanu menyelesaikan aktivitasnya. Ia mencabut lalu mengusapkan batangnya yang berlumuran cairan ke dada Sean.
"Aaahh.. Pelayananmu sangat memuaskan. Persiapkan kembali dirimu besok malam. Aku masih menginginkanmu untuk beberapa waktu."
"Tidak akan!"
"Tidak perlu bersusah payah untuk menolak. Aku tahu kau juga menikmatinya."
"Sialan. Ya! Aku mengakui kalau kau membuatku menggelinjang hebat. Tapi aku tidak ingin melakukannya lagi. Itu menjijikkan!"
Keanu meremas payud*ra Sean, "Jika kau tidak mau, aku terpaksa akan menggunakan anak-anak itu."
"Apa? T tidak boleh. Kau tidak boleh menjamah mereka!"
"Apa boleh buat. Aku masih menginginkanmu tapi kau menolak," Keanu menyeringai. "Jika tidak ingin ku gunakan mereka, persiapkan saja dirimu besok malam," lanjutnya.
"Brengsek! Baiklah. Akan ku lakukan. Tapi katakan padaku. Apa alasanmu melakukan kejahatan ini. Mengapa kau menculik dan membunuh semuanya?"
"Membunuh? Sepertinya kau salah faham. Aku hanya bermain-main dengan mereka," Keanu menjejalkan tongkatnya ke dalam mulut Sean.
Sean kewalahan menerima benda itu di dalam mulutnya. Bahkan saat ia diminta menghisapnya, Sean malah merasa mual. Ia pun berusaha menghindarinya dengan menjauhkan mulutnya dari tongkat Keanu.
Karena Sean tidak menurutinya, Keanu menjambak rambutnya dengan kencang sampai kepalanya mendongak ke atas.
"Akkhh.."
"Cepat lakukan!"
"Tidak! Itu membuatku mual.."
PLAK
Keanu menempeleng keras kepala Sean.
"Lakukan."
"Sudah ku bilang itu menjijikkan..." suara Sean terdengar ketakutan.
Keanu bangkit dan mendekati Trissa. Ia meraihnya dan menyodorkan tongkatnya ke mulut gadis kecil itu.
"Trissa manis. Lakukan untukku."
Trissa mengangguk dan bersiap melakukannya. Bibirnya sudah menyentuh ujung tongkat tersebut. Namun Sean berteriak, "Hentikan! Tolong hentikan!"
Teriakan Sean rupanya mewakili Genie. Wanita yang tengah bersembunyi itu terduduk di dekat meja sambil menutupi erat mulutnya dengan kedua tangannya.
Genie benar-benar tidak percaya apa yang sedang ia lihat dan dengar barusan. Apakah Keanu sengaja menculik mereka semua dan menjadikannya tawanan untuk memuaskan hasrat dalam dirinya?
Lalu mengapa? Bukankah ia juga beberapa kali memberikan pelayanan untuknya? Apakah semua itu masih kurang?
Mengapa ia juga menculik anak-anak? Bahkan ia bersandiwara di depannya seolah tidak tahu menahu soal hilangnya Trissa, Teresha dan Tracy.
"Jangan suruh anak-anak melakukan ini, Kean. Mereka bisa saja hamil karenanya," Choa ikut angkat suara.
Keanu menoleh pada Choa yang sedang memangku bayi Daisy.
"Apa kau yang akan melakukannya?"
GLEK
Choa tidak bermaksud seperti itu saat melindungi Trissa. Maka ia pun diam menunduk.
"Trissa, cepat lakukan untuk paman."
Baru saja Keanu mendekatkan batangnya pada Trissa, Teresha yang menjadi kakak tertua pun berusaha melindungi adiknya. Ia tidak tahu, bahwa Trissa sudah pernah melewati yang lebih dari itu.
"Menyingkir dari Trissa! Paman tidak boleh melakukannya!" teriak Teresha marah.
Keanu menyingkirkan Teresha, namun anak itu tetap bersikukuh menjadi perisai untuk adiknya. Siapa sangka, Keanu mendapat pilihan lain karena hal itu. Dengan kasar dan kuat, ia menarik Teresha dan membuatnya tengkurap di lantai.
Tanpa menunggu persetujuan siapapun, ia mulai menggenjot Teresha dengan paksa. Tentu saja, anak itu berteriak histeris saat merasakan sakit luar biasa pada liang gadisnya.
Genie yang sejak tadi merasa takut untuk keluar dari persembunyiannya itu berusaha memberanikan diri untuk menolong keponakannya. Ia berdiri dan meraih dua pisau yang berjejer rapi di atas meja.
Setelah ia bertekad bulat, didekatinya Keanu yang sedang menyetubuhi Teresha dengan kasar. Karena posisi Keanu yang memunggungi pintu masuk, ia tidak mengetahui ada seseorang yang datang mendekatinya dengan dua buah pisau di tangannya.
Choa dan yang lainnya terkejut melihat seorang wanita datang membawa pisau. Mereka hanya membelalakkan mata dan tidak berani bersuara.
CRAK
CRAK
CRAK
Genie menikamkan dua pisau yang ia bawa itu ke punggung Keanu berulang kali hingga membuat banyak luka di sana. Tentu saja Keanu yang tidak menyangka akan mendapat serangan bertubi-tubi seperti itu pun jatuh tersungkur menindih punggung Teresha.
Dalam kesakitannya, ia menoleh ke belakang.
"Argg! Apa yang kau la.. kukan...." Keanu terkejut melihat Genie ada di dalam ruangannya.
"G Genie?"
"Dasar psyco! Kau bersandiwara tidak mengetahui soal penculikan anak-anak. Bahkan kau berkata-kata lembut padaku agar aku tidak bersedih karena kehilangan mereka. Apa kau mempermainkanku, ha?!!"
Keanu yang punggungnya banyak mengeluarkan darah itu pun berusaha berdiri dan mendapatkan pacarnya itu. Ia harus menyeretnya agar tidak keluar dari ruangan.
"Haha.. Ya. Benar sekali. Aku mempermainkanmu," jawabnya terkekeh sambil terbatuk dan memuntahkan darah.
"Kenapa? Bukankah kau mencintaiku?"
"Ya. Aku mencintaimu. Karena itu aku menyisakanmu."
"A apa maksudmu?" Genie melangkah mundur karena Keanu berhasil berdiri.
"Dia yang membantai seluruh keluargamu, Genie! Juga pembunuhan yang lain. Dialah pelakunya! Cepat lari dan laporkan kasus ini pada polisi!" seru Sean dari tempatnya.
Genie gemetaran. Ia tidak mengira hal semacam itu dilakukan Keanu, orang yang dia cintai. Meski sempat curiga, ia berusaha mempercayai Keanu bahwa bukan pria itu yang membantai seluruh keluarganya.
Melihat Keanu tengah berjalan mendekatinya, Genie berbalik dan lari dengan cepat sebelum Keanu menangkapnya. Ia benar-benar harus keluar dari sana dan meminta bantuan polisi untuk menangkap pembunuh keluarganya.
"Genie! Tunggu!" panggil Keanu sambil terkekeh seperti orang kesetanan.
Begitu melewati meja peralatan, Keanu mengambil martilnya dan berencana membunuh Genie karena situasi yang terdesak.
"Lari Genie! Dia akan membunuhmu! Cepat selamatkan dirimu dan cari bantuan polisi!! teriak Sean.
Genie berlari ketakutan saat melihat Keanu mengejarnya dengan sebuah martil di tangan. Apa ini? Benarkah Keanu tega membunuhku??
"Aauww!" Genie terjerembab jatuh ke lantai lorong yang basah. Namun ia segera bangkit kembali.
Apalagi karena Keanu yang semakin cepat melangkah mendekati dirinya dengan tatapan mata yang mengerikan.
"Datanglah kemari, sayang. Kau harus tetap di sini bersamaku," kata Keanu.
"Kau gila, Keanu! Kau gila!" jawab Genie sambil terus berlari.
Dan pada pintu terakhir, Genie kesulitan mencari cara untuk membuka pintu keluarnya. Ia menggerayangi seluruh dinding di dekat pintu keluar.
"Cepat! Cepat temukan sesuatu!!" pekik Genie sangat takut.
Ia menoleh kembali ke belakang dan melihat Keanu hampir sampai padanya. Pria itu berjalan tertatih karena luka pada punggungnya.
"Tuhan! Tolong selamatkan aku dan yang lainnya! Mohon tunjukkan padaku sesuatu!" Genie meminta pertolongan Tuhan.
.
.
.
BERSAMBUNG.....
kalau salah kasih tau ya😉