Pertempuran Wanita Jelek

Matahari telah naik, sinar teriknya menyengat kulit. Di sebuah restoran, Zayn menarik napas panjang saat menatap punggung beberapa lelaki pergi meninggalkannya, diantaranya Ken dan beberapa stafnya. Huh, satu meeting selesai lagi hari ini.

Zayn menarik sudut bibirnya saat menatap ke arah meja, tatapannya tertuju pada kotak makan berwarna hijau, pemberian dari Alana tadi pagi. Akhirnya ...

Zayn pun meraih kotak makan yang sejak tadi ikut bersamanya, tapi tak sempat ia nikmati karena perkerjaan yang tiada hentinya.

Ya, sejak datang ke kantor perkerjaan seakan tak ada habis untuk di jamah, bertemu dan meeting dengan klien di beberapa tempat.

Mata Zayn berbinar saat membuka kotak makan yang berisi nasi dan daging rendang kesukaannya. Air liurnya seakan menetes, padahal dia baru saja makan dengan klien, Tapi dia begitu tergiur dengan makanan di dalam kotak makan itu.

Uhg, seharusnya dia masih kesal pada vampir China itu, karena memberikannya lengkuas. Tapi kenapa juga dia luluh menerimanya.

Zayn mulai menyendok makanan ke mulut.

“Enak!” gumam Zayn. “Vampir China itu memang hebat memasak, rasanya seperti sedang makan di acara pesta pernikahan,” gumam Zayn lagi makan dengan lahap.

Entah mengapa masakan Alana selalu membangkitkan kenangan.

Zayn terus menyantap makanannya hingga terhenti saat menatap lelaki berjas hitam melangkah mendekat.

"Tuan, ini sudah saatnya kembali ke kantor, anda ada rapat penting dengan dewan direksi,” ujar Ken.

Zayn mendengkus, dia bahkan belum selesai dengan makanannya dia harus pergi lagi, rapat lagi.

“Tuan orang yang telah saya suruh menyelidiki telah mendapatkan laporan yang anda minta," sambung Kay.

Mendengar itu Zayn seketika mengangkat pandangannya menatap Ken lekat.

“Jadi laporan tentang perempuan dan Vampir China itu telah ada?” tanya Zayn antusias.

“Iya tuan.”

Zayn melengkungkan senyuman. Lalu bangkit.

“Ayo kita ke kantor sekarang,” ujar Zayn meninggalkan restoran dengan langkah cepat.

***

Zayn dan Ken telah berada di ruangan presdir, Zayn duduk di kursi kebesarannya.

Manik mata Zayn mengarah pada dua map yang bertumpuk. Dua laporan dari Laura dan Vampir Chinanya. Tangannya terulur mengambil laporan yang sangat ingin dia tahu.

Dan ternyata itu hasil dari ...

Zayn mulai membaca kertas putih itu. Ternyata dia mengambil data tentang perempuan licik itu. Dia penasaran dengan perempuan yang di katakan oleh Alana.

“Setelah mencocokkan dengan foto yang di ambil oleh nona Alana, nama perempuan itu bukan Laura, tapi dia adalah Casandra Angela, latar belakannya semua tertulis di sana. Dia selalu bersekolah di sekolah milik keluarga Walter dan sudah sejak lama dia di biayai oleh keluarga Walter,” jelas Ken.

“Keluarga Walter?” Zayn mengening menatap Ken, raut wajahnya meminta penjelasan.

“Iya tuan.”

“Siapa? Apa benar pamanku?” tuding Zayn.

“Masih di selidiki tuan! Siapa di belakangnya selama ini dan apa tujuannya.”

Zayn menarik napas berat, dia harus menunggu lagi. Tangan Zayn hendak meraih satu map lagi tentang Alana.

“Tuan anda harus pergi, tidak baik membuat dewan direksi menunggu,” ujar Ken membuat Zayn terhenti.

“Memangnya kenapa?” tanya Zayn memasang wajah tak suka.

“Paman Anda sedang mencoba menghasut para direksi untuk meragukan kinerja anda sebagai pemimpin perusahaan karena anda hanya pewaris yang baru di temukan,” jelas Ken.

Mendengar itu tangan Zayn seketika terkepal erat. Tak terima.

“Berani sekali dia!” hardik Zayn dengan amarah.

“Dia ingin pewaris Walter kembali seperti dulu yaitu cucu kedua Walter yaitu Arion.”

Arion sang sepupu ... Zayn terdiam. Sebelum dia kembali ke keluarga ini. Arion yang merupakan cucu ke dua telah digadang-gadang menjadi penerus perusahaan ini. Sedangkan dia benar hanya pewaris yang hilang.

“Tapi, sayang sekali saat ini Arion lebih menyukai profesi sebagai aktor, jadi tuan bisa tenang fokus menunjukkan kinerja terbaik tuan,” jelas Ken.

Zayn masih terdiam mendengar nama Arion, ia kembali terlintas keakraban sepupunya itu bersama vampir Chinanya.

Ahh, dia tidak takut posisinya di perusahaan dia ambil oleh Arion. Tapi, ada kegelisahan dan ancaman lain tentang Arion yang membuat hatinya dihujam keresahan, jika mendengar nama sepupunya itu.

Senyum vampir China yang mekar saat berbincang dengan Arion sang artis idola, pancaran binar matanya. Terus mengudara di pikiran.

“Ayo tuan kita harus pergi,” ucap Ken memecah lamunan Zayn.

Pemuda ini menarik napas berat lalu bangkit, melangkah ke luar ruangan bersama dengan Ken.

like

Coment

Vote