Mr Grey My Husband

Entah apa yang suami dan ibu mertua nya bicarakan membuat pikiran Nisa tak konsentrasi dengan pekerjaan nya.

Sudah satu jam ibu mertuanya di dalam ruangan kerja suaminya, namun belum ada tanda-tanda mereka akan keluar.

Namun saat Nisa mulai untuk fokus, pintu ruangan Grey terbuka dan nampak tiga orang yang ada di dalam ruangan Grey tadi pun keluar.

" Inget pesen mama...kamu harus ikut mama besok weekend yaa..?

Terlihat Cantrine mengingatkan sang putra

" Iya mah,Aleek usahakan "

begitu lembut saat menjawab perkataan sang bunda.

" Kita pulang ya.. Leek..tolong jangan kamu kecewakan mama sama kakek "

Setelah usai bicaraa Catrine melangkahkan kaki nya untuk pergi meninggalkan gedung Angkasa.

Setelah terlihat sang mama pergi, Grey melangkah ke meja kerja Tasya.

" Kak Tasya.. tulis namannya, masuk dalam daftar reject "

Ucapan Grey sontak membuat Nisa kaget dan memandang sekilas suaminya.

" Nisa tadi mana buku yang kakak kasih, itu daftar reject Mr Grey"

Grey mendengar perkataan Tasya langsung berhenti,dan menoleh pada Tasya juga Nisa yang tak ada respon .

" Ini kak... "

Grey melihat Nisa mengulurkan tangan dengan sebuah buku berwana Merah dan Grey tahu jika itu adalah buku keramatnya.

Namun entah kenapa Grey seperti ada yang lain di dalam diri istrinya yang berbeda.

Pekerjaan di kantor membuat Nisa berusaha konsentrasi, karena bagaimana pun..tanggung jawabnya sangat besar, apalagi Alex sedang tidak ada di kantor .

Jam lima sore, Nisa sudah bersiap untuk pulang sama halnya dengan Tasya.

Nisa mengirimkan pesan untuk suaminya, dia berpamitan untuk pulang duluan karena Jane menjemputnya.

.

.

Sampai dirumah Pas adzan magrib dan Nisa segera membersihkan diri nya dan juga langsung menunaikan ibadah sholat nya.

" Ya Allah jauhkan hati ini dari perasaan curiga pada suami ku ya Allah, berilah hamba ketenangan saat dia jauh dariku.. "

Salah satu doa Nisa yang dia panjatkan saat selesai sholatnya selain itu dia meminta kesehatan untuk orang tuanya juga dirinya, tak lupa mendoakan almarhum papa mertuanya.

Setelah selesai dengan ibadahnya Nisa keluar kamarnya dan menuju dapur disana sudah ada Jane yang sedang meracik bahan makanan untuk makan malam mereka.

" Masak apa nih malam ini?

Nisa mendudukkan bokongnya di kursi meja makan, samping Jannah

" Masak balado kentang sama soup aja lah, sama ada kerupuk "

Terang Jannah sambil mengupas bawang.

Drrrtttt Drrrttt

📞Driver surgaku

" Driver surgaku.. "

Gumam Jannah saat tak sengaja melihat siapa yang menghubungi sang sahabat.

Nisa langsung mengangkat panggilan dari suaminya

" Assalamualaikum "

Suara Nisa terdengar sedikit ketus.

" Wa'alaikumsalam sayanggg... "

Jawaban dari seberang tepon terdengar lembut

" Hemmm..

Respon Nisa dengan wajah kesal

" Kok cuma hemmm, emang nggak kangen sama suaminya ?

goda Grey pada Nisa yang dia tau dalam mode merajuk.

" Biasa aja, ada apa telpon?

Respon Nisa seadanya, terkesan cuek

" Kok tanya nya ketus gitu? bisa keluar sebentar.. mas udah ada di depan rumah kamu..

Grey sedikit khawatir dengan respon Nisa yang sepertinya sangat kesal,dan Grey memberi tahu jika dia ada di depan rumahnya.

"Hahhh... serius? jangan bohong..!!

Nisa kaget dengan omongan Grey, yang dia nggak percaya Grey ada didepan rumah.

" Ngapain bohong, serius lah... suami kamu ini tau istrinya lagi ngambek..

Greya mencoba meyakinkan sang istri, tentang keberadaanya,dan tahu jika istrinya sedang merajuk.

" Siapa juga yang ngambek, GR...

Elak Nisa, namun dihati kecilnya bersorak saat tahu suaminya ada di depan.

" Kalau nggak ngambek, berarti lagi cemburu, Iya kan??

Tebak Grey dengan tingkah Nisa yang meledak ledak.

" Ihhh.. nggak mutu,udah jangan ganggu aku mau masak, mau makan laper.. dari agi cuma makan nasi uduk itu pun sisa "

Nisa bersikukuh mengakui kecemburuannya, karena dia juga kesal mengingat dia melewatkan makan siangnya.

" Ya udah kamu keluar sebentar please.. ?!!

Grey memohon pada Nisa untuk keluar, karena terus tetang dia sudah rindu dengan istrinya itu.

" Hemmm..

Jawab Nisa dan memutuskan panggilan dari suaminya.

Klik.

" Mau kemana lo Cha?

Jiwa kepo Jannah merontah

" Kepoo..!!

Nisa dengan lantang meneriaki sang sahabat yang dia tahu pasti rasa keponya.

Nisa keluar dari dalam rumah dan benar saja,mobil suaminya yang berhenti di depan pagar rumahnya.

" Mas... "

Nisa mengulurkan tangannya pada Grey dan dengan Cepat Grey menyodorkan tangannya dan disambut Nisa dan menciumnya.

" Masuk "

Grey membuka pintu sebelahnya, supaya Nisa masuk dalam mobilnya, dan dengan langkah malas Nisa masuk dalam mobil,dengan cepat Grey menguncinya. Sebelum Nisa protes Grey mengambil sesuatu.

" Nih...ambil"

Nisa mengambil paper bag yang di sodorkan Grey padanya dan mengintipnya.

" Haiii... ini kepiting saus tiram, udang goreng tepung, trus smootea Boba... ini buat Nisa mas?

Wajah Nisa mendadak berubah ceria,kontras sekali dengan wajah yang tadi Grey lihat

" Astaga.. cuma dikasih makanan dia langsung ceria lagi.. bener-bener unik kamau sayangg... alhamdulillah senengnya aku liat kamu senyum lagi... "

Grey sangat senang karena berhasil membuat istrinya senyum kembali.

" Iya... itu buat kamu sama Jannah, maaf yaa.. hari ini buat kamu sedih... maaf juga belum bisa kenalin kamu sama mama "

Grey membelai pucuk kepala istrinya dan mengecup tangan istrinya dengan lembut.

" Maafin Nisa, sifat Childish Nisa ...maafin yaa..?

Nisa tahu jika suaminya juga berasa kalau dia berbeda hari ini padanya.

📩Mama

Aleek kamu dimana, semua sudah nunggu kamu..

📨Me

Lagi di jalan mah, sebentar lagi sampai.

" Sayanggg.. mas harus pulang, mama udah chatt.. nggak papa kan?

Grey sebenarnya berat ingin beranjak dari tempat Nisa berada,namun bagaimana lagi kakeknya tak bisa di bantah

" Nggak papa mas, it's oke.. kamu ati-ati di jalan kalau sampai rumah kabarin aku.. "

Nisa ingin sekali menahan suaminya, namun dia sadar statusnya masih istri yang di rahasiakan

Grey mencondongkan wajahnya, Nisa tau jika suaminya ingin melakukannya, Nisa pun mendekatkan wajahnya ke depan wajah Grey dengan cepat Grey menyambar bibir manis istrinya dan beberapa menit mereka lakukan cium.an yang tak biasa buat mereka, seperti tak rela melepaskan pagu tan satu sama lain berlomba menghirup oksigen yang menipis sampai akhirnya mereka menyerah karena pasokan oksigen mereka benar-benar menipis.

Hah.. hahh.. hahhh...

Suara deru nafas mereka mengakhiri ciuman panas itu, Grey menghapus sisa sisa cium an di bibir Nisa yang sudah terlihat bengkak karena ulahnya.

" Aku pulang ya...tidur jangan malem-malem"

Grey memeluk tubuh Nisa, dan menciumi wajahnya dengan gemas dan terakhir mengecup sekilas bibir Nisa.

Setelah itu Nisa keluar dari mobil Grey, setelah mobil Grey tak terlihat lagi baru Nisa masuk ke dalam rumah.

Bersambung