NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Terpaksa Menikahi Gadis Cacat

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2M
Nilai: 4.8
Nama Author: mawarjingga

21+🔥🔥🔥


Ben Alberto Adiwangsa, seorang laki-laki dewasa berumur 29 tahun, yang memiliki wajah tampan dengan hidung runcing, alis tebal, rahang yang kokoh, serta memiliki tubuh tinggi tegap, sosok sempurna yang mampu membuat gadis manapun tak akan mampu menolak pesonanya.

Namun siapa sangka, seorang Ben memiliki kisah yang begitu rumit, sebuah kisah cinta pahitnya di masa lalu, yang membuat Ben sampai kini enggan untuk memulai kembali hubungan serius dengan gadis manapun.

4tahun yang lalu tepatnya 2 hari menjelang pertunangannya dengan Sandra kekasihnya, ia tak sengaja memeregoki gadis yang dicintainya itu tengah berduaan dengan seorang laki-laki dalam keadaan yang begitu intim, di dalam Apartemen milik kekasihnya.

Hingga suatu hari ia harus menerima kenyataan, bahwa dirinya dipaksa menikahi gadis cacat yang telah ia tabrak, akibat dari keteledorannya saat berkendara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mawarjingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Butuh waktu

Ben beringsut, menjatuhkan tubuhnya diatas lantai, dengan kedua lutut yang bertekuk tepat dibawah Putri yang saat ini tengah duduk disisi ranjang.

"Bisakah kau memberiku satu kesempatan, aku berjanji akan memperbaiki semuanya." ujar Ben dengan nada memohon sembari menggenggam kedua tangan Putri dengan penuh kelembutan.

Sementara Putri hanya terdiam, menatap ke sembarang arah, bingung harus menanggapinya bagaimana, karena direlung hatinya yang paling dalam trauma akan kebohongan Ben masih begitu melekat, tak mudah ia hilangkan begitu saja.

Ia butuh waktu untuk itu..

Namun dibalik waktu yang ia jalani, berarti ia harus tetap bertahan dengan Ben membiarkan laki-laki yang berstatus suaminya itu, membuktikan kata-katanya.

"Sayang, hei lihat aku, apa kau masih meragukanku?" Ben menyentuh dagu Putri agar menatap kearahnya.

Deg!

Bukan pertanyaannya yang membuat Putri merasakan hawa panas di sekujur tubuh terutama di bagian wajahnya, melainkan karena panggilan Ben yang memanggilnya dengan sebutan sayang.

Rasanya tubuh Putri seakan melayang, antara bahagia dan gugup, terutama dengan suara itu, suara Ben dengan nada yang begitu lembut, bagaikan suara riang burung cipo, menenangkan sekaligus menghanyutkan.

"Bagaimana sayang, apa kesempatan itu ada untukku?" lanjut Ben setelah beberapa saat Putri tak kunjung menanggapinya.

"Sepertinya tidak ada!" jawab singkat Putri, membuat Ben membelalakan matanya tak percaya.

"Asal kau tahu sayang, aku tidak peduli apapun itu, kau harus tetap berada disampingku, tak peduli kau menolak ku ataupun tidak, aku akan tetap menahanmu disini."

"Saya rasa anda sudah gila tuan, bagaimana bisa anda memaksa seseorang agar selalu berada disamping anda!"

Ben tersenyum, sama sekali tidak merasa sakit hati dengan ucapan istrinya, karena memang benar adanya, ia sudah gila, benar-benar gila karena istri kecilnya itu.

"Kau benar sayang, aku sudah gila, aku sudah tidak waras, bahkan seluruh pikiran jernihku hilang berganti dengan wajahmu yang memenuhinya, katakan bagaimana caranya agar aku bisa menghilangkan semua kegilaan ini."

"Dan satu lagi, minggu depan kita akan mengadakan resepsi pernikahan kita, aku akan mengundang seluruh karyawan maupun rekan kerjaku, agar mereka semua tahu, bahwa kau adalah istriku, istri Ben Alberto Adiwangsa."

Deg!

"Tuan, anda tidak sedang mabuk bukan?" ujar Putri yang semakin merasa bingung dengan sikap drastis suaminya.

"Kau benar aku memang sedang mabuk, mabuk cinta lebih tepatnya." balas Ben sambil terkekeh, yang membuat Putri bergidik ngeri.

"Sepertinya saat ini anda membutuhkan seorang Dokter, sebentar akan saya suruh dia untuk segera datang." ujar Putri yang kemudian mulai mengusap layar pintarnya, mencari sebuah kontak Dokter yang selama ini di rekomendasikan Darrel untuknya.

"Tidak sayang, dengar! aku tidak butuh Dokter, aku hanya membutuhkanmu."

Setelah mengatakan hal itu Ben bergegas keluar, untuk menerima telpon dari seseorang.

"Hallo!" ujar Ben dingin.

"Kak, elo sengaja kan menjebak gue disini, supaya gue nggak bisa ketemu Putri, bahkan elo tak henti-hentinya memberikan gue setumpuk pekerjaan yang gue rasa nggak perlu gue kerjain." cerocos Darrel dari sebrang sana.

Ben menautkan kedua alisnya, sudut bibirnya terangkat menciptakan sebuah senyuman, "Kenapa, bukankah pekerjaan itu yang kau inginkan adikku tercinta, lalu apa yang kau sesali."

"Bang sad lo kak." bisa Ben tebak, adiknya disana tengah menyumpahi dirinya dengan sumpah serapahnya, dan Ben sama sekali tak peduli akan hal itu.

"Dengar adikku, untuk menjadi seseorang yang sukses itu kau harus banyak belajar, dan ya seharusnya kau berterimakasih kepadaku, aku memberimu banyak pekerjaan, supaya kau terbiasa dan cepat tanggap, bukankah aku baik?" lanjut Ben seraya terkekeh.

"Oh iya satu lagi, aku ingin mengundangmu agar hadir di pesta pernikahanku minggu depan, datanglah aku sangat menantikan kehadiranmu dihari bahagiaku."

"Apa? lo udah gila kak, apa yang lo rencanakan selanjutnya, gue nggak akan biarin lo mempermainkan perasaan Putri lagi kak, nggak akan!"

"Tentu saja ada banyak rencana."

"Kak, elo udah tahu hubungan kak Alby sama Putri di masa lalu kan?"

"Tentu saja," balas Ben yang terdengar sangat santai, yang justru membuat Darrel semakin gelisah.

"Kak, jangan jadikan Putri sebagai alat untuk menyakiti kak Alby, Putri tidak pantas elo korbankan kak."

"Kau tahu apa anak kecil, diam! cukuplah menjadi penonton yang bijaksana, kau mengerti?"

"Kak_"

Ben segera memutuskan sambungan telponnya dengan Darrel, karena ia rasa hal itu tidak cukup penting baginya.

Fokusnya saat ini adalah, bagaimana caranya agar ia mendapatkan maaf serta cinta yang tulus dari Putri, ia tak mau kehilangannya, dan ia tidak rela siapapun memiliki gadisnya, termasuk kakak dan adiknya.

Sementara didalam kamar, Putri masih ditempatnya yang semula tanpa bergeser sedikitpun, ia masih terlalu syok dengan pengakuan cinta Ben beberapa menit yang lalu, ia memang jauh lebih mencintai Ben, namun ia tidak mau terlalu percaya dengan Ben yang pernah membohonginya berulang kali.

Bisa saja Ben kembali menjebaknya, lalu membuatnya mengalami sebuah kehancuran, sehancur-hancurnya, sama seperti Alby kakaknya yang banyak menjanjikan cinta dan kesetiaan, dan pada kenyataannya ia meninggalkannya lalu menikahi wanita lain.

Cukup sudah ia dikecewakan oleh kakak beradik itu, dan ia berharap kedepannya tak lagi merasakan hal-hal yang menyakitkan yang pernah di alaminya.

******

Ditempat yang berbeda, Rezza tampak tidak sabar menunggu penghuni rumah ber cat cream dengan gaya sederhana itu, membukakan daun pintu yang sudah ia ketuk berulang kali.

Di menit kemudian seseorang yang ia tunggu akhirnya muncul, menyembul di balik daun pintu kupu-kupu itu, memandangnya dengan dahi berkerut.

"Kenapa Za, apa ada keperluan mendesak, sampai kamu datang selarut ini?" tanya si pemilik rumah yang tak lain adalah Arfan, ayah kandung Putri.

"Maaf Om, saya mengganggu waktu istirahat Om." balasnya sedikit tidak enak, karena ia bertamu dimalam hari bahkan jarum jam kini hampir menuju ke angka 12.

"Yasudah, masuklah dulu karena Om rasa udara diluar malam ini cukup dingin, tidak baik untuk kesehatanmu!" ujar Arfan seraya memimpin langkahnya menuju ruang tamu, mempersilahkan Rezza untuk duduk diatas sofa yang berada diruangan tersebut.

"Jadi apa yang membawamu kemari, Om lihat sepertinya ada hal penting yang tidak bisa kamu tunda Za."

"Betul Om, hal ini tidak bisa saya tunda, dan saya rasa kurang afdol juga kalau saya menanyakannya lewat telpon."

"Baiklah, katakan!"

Rezza menghela nafas, menunduk dalam, lalu menegakan tubuhnya, berusaha menetralkan perasaannya yang tak karuan.

"Apa benar Putri sudah menikah Om?"

"Benar." balasnya lugas, tanpa memikirkan hal lain.

Terlihat Rezza yang kembali menghela nafasnya beberapa kali, "Apakah benar Putri menikah dengan Ben Alberto Om."

"Benar!"

Lagi-lagi jawaban Arfan membuat Rezza seperti kesulitan bernafas.

.

.

Ben Alberto Adiwangsa

Velancia Flora Putri

.

.

.

1
daroe
Hamidun
daroe
masih perawan 😄
daroe
hadeh istri yg mantan kakak, dan dicintai adiknya ini mah
cakep putri triple kills wkwkwkwkwk
daroe
wehhh kampretttooo
nissa
hamil tu
nissa
semoga berbahagia putri
nissa
sirik bilangbu
nissa
cemburu baru tau
nissa
lah kan sudah suami istri
nissa
mantap
nissa
iya bener yang yang tu
nissa
aneh
nissa
giliran butuh aja ngajak
nissa
gak usah mau ri, suruh pergi aja sendiri
nissa
gak uusah mau put
nissa
bagus put kabur aja
nissa
mantap
nissa
lanjut
nissa
idih kok marah
nissa
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!