NovelToon NovelToon
Dokter Pribadiku, Istriku

Dokter Pribadiku, Istriku

Status: tamat
Genre:Romantis / Dokter / Tamat
Popularitas:568.1k
Nilai: 5
Nama Author: RieyruNa

Kisah cinta Dokter cantik dan seorang Pengacara tampan yang dingin. Dipersatukan oleh perjodohan. Dipertemukan oleh takdir cinta keduanya.

Akankah mereka berdua pada akhirnya bersenyawa? 💕💕💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RieyruNa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 32

Ayesh menyusul Hyorin masuk ke dalam kamar, menutup pembatas kaca dan menarik gorden sampai tertutup rapat.

"Mau apa Mas?" tanya Hyorin sedikit menaikkan alisnya heran.

"Mau makan kamu,"

"Ih aku bukan makanan, keluar sana Mas aku mau bobo." Hyorin menarik selimutnya.

"Menolak suami itu dosa, bukankah urusan kamu dengan Dokter Indra sudah selesai?"

"Harus banget ya Mas? Jangan malam ini deh, please." Hyorin sedikit memohon.

"Salah sendiri tadi menggodaku jadi sekarang wajib tanggungjawab."

"Nyebelin banget kamu Mas," Hyorin melempar bantal ke arah Ayesh, sedangkan yang dilempar dengan sigap menghindar.

Ayesh merangkak naik ke atas kasur dan menenggelamkan dirinya di bawah selimut mengikuti Hyorin.

"Pipi kamu kok merah kaya gitu Rin,"

"Mana ada Mas," Hyorin memegang pipinya.

"Ada sini deh lebih dekat,,"

"Ogah...minggir sana Mas keluar aja deh aku nggak bisa tidur ini, gerah dekat-dekat kamu."

"Aku akan bikin kamu lebih gerah lagi!" Ayesh berbisik lembut di telinga istrinya.

Hyorin bergidik ngeri dengan serbuan nafas lembut ditelinganya.

Ayesh menarik lengan Hyorin, mendekap gadis itu kemudian melancarkan aksinya.

Ayesh mencium bibir Hyorin dengan lembut dan semakin dalam, gadis itu awalnya hanya diam. Namun, Ayesh mulai nakal dengan membuka kancing baju Hyorin sambil terus memagut bibir ranumnya, kemudian meremas benda kenyal yang ada di dalam sana.

Tubuh Hyorin meremang, merasakan sentuhan lembut yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Gadis itu perlahan mengikuti alur yang dimainkan Ayesh.

Merasa ada tanggapan dari gadisnya, pemuda itu semakin menggebu menerobos masuk lebih dalam dan meruntuhkan pertahanan lawan, mencetak gol di gawang yang sangat sempit.

Ayesh menyelesaikan permainan dengan epik, mereguk manisnya madu cinta di malam pertama yang sesungguhnya. Malam yang begitu ia nantikan dengan sabar sejak hari pernikahan mereka.

Hyorin terkulai lemas, ada rasa perih di bawah sana dibagian intinya setelah kenikmatan yang pertama kali ia rasakan. Gadis itu memilih untuk memejamkan mata, berharap pagi tidak segera tiba agar ia bisa beristirahat lebih lama. Tubuhnya terasa remuk dan pegal disana sini.

Ayesh menarik selimut yang hanya menutupi sebagian tubuh polos Hyorin hingga ke bagian dada, agar gadis yang sudah tidak berdaya itu tidak merasakan kedinginan, kemudian menyusul Hyorin masuk ke dalam mimpi dengan masih dalam keadaan polos.

****

Ayesh bangun lebih dulu ketika adzan subuh berkumandang, beranjak untuk mandi dipagi buta.

Ayesh masuk kembali ke dalam kamar dengan setelan koko dan sarung bersiap untuk menunaikan sholat subuh, dia melihat Hyorin dari balik kaca pembatas sedang duduk dibibir ranjang dengan selimut sebagai penutup tubuhnya yang masih polos.

"Rin cepat mandi sana aku tunggu sholat berjamaah ya," ucap Ayesh lembut.

Hyorin hanya mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya.

"Aaauuuwwwww...," Hyorin memekik.

"Apakah ada yang sakit Rin?" Ayesh begitu khawatir jika ulahnya semalam menyakiti Hyorin.

"Jalannya pelan-pelan saja," sambung Ayesh memerintah.

Hyorin masuk ke dalam kamar mandi dengan sangat hati-hati.

Ayesh melihat ada bercak darah di sprei, pemuda itu tersenyum puas di dalam hatinya.

Aku memang tidak salah memilihmu Rin, pantas rasanya begitu sempit. Hahahaaaa....

Tanpa sadar dia menarik sudut bibirnya membayangkan pergulatan semalam yang begitu panas. Sama-sama baru pernah melakukan hubungan intim, jantung mereka berdegup kencang dengan nafas yang saling memburu.

Ayesh melepas sprei di kamar Hyorin dan menggantinya dengan yang baru.

Selesai menunaikan kewajiban pagi secara berjamaah, Hyorin bergegas ke dapur untuk membuat sarapan yang dicegah oleh Ayesh pada akhirnya.

"Apakah masih ada yang sakit?"

Hyorin menggeleng, wajahnya lagi-lagi bersemu merasa masih malu dengan orang yang ada dihadapannya yang telah melihat setiap inci bagian tubuhnya tanpa sehelai benangpun.

"Tapi jalan kamu lucu sekali Rin,"

"Mas...sana ah minggir, jangan dekat-dekat. Aku mau ke dapur,"

"Nanti malam lagi ya Rin? Ayesh menaik turunkan alisnya kemudian tertawa.

"Dasar mesum," jawab Hyorin cemberut.

"Mesum sama istri sendiri juga tidak dosa," Ayesh tertawa kecil.

Hyorin kemudian berlari keluar dari kamar tidak ingin meladeni suaminya lebih lama lagi yang berbicara semakin ngawur membuat dirinya semakin malu.

"Hei...hati-hati bukankah masih sakit? Ayesh mengikuti Hyorin ke dapur.

"Mau teh, kopi atau jahe biar anget Mas?"

"Aku maunya itu," Ayesh menunjuk bagian dada Hyorin.

"Ih...Mas pagi-pagi mesum terus perasaan,"

"Salah kamu kenapa begitu membuat aku candu, wangi vanilla."

Pukul setengah Delapan, mereka telah rapi dengan setelan baju kerja masing-masing.

"Aku antar ya Rin, setelah itu aku akan jemput Doni ada meeting pagi ini, mendadak mobil Doni masuk bengkel."

"Aku naik taksi saja Mas,"

"Eh mana boleh,"

"Kalau kamu antar aku dulu nanti tidak keburu, kan tidak searah rumah Doni dengan rumah sakit."

"Sudah jangan cerewet atau nanti kita semua terlambat, ayo masuk!"

Tiba di pelataran rumah sakit Hyorin langsung turun dari mobil Ayesh, setelah menyalami suaminya terlebih dahulu.

"Assalamu'alaikum Mas,"

"Wa'alaikumsalam, nanti sore aku jemput, jangan nekat pulang sendiri." Ayesh berpesan dari balik jendela mobil kemudian berlalu pergi.

Hyorin menjalani rutinitas seperti biasa, di lorong rumah sakit Hyorin bertemu dengan Indra yang tampak tidak bersemangat. Hyorin memilih untuk menghindar dari pada terjadi masalah.

****

Ayesh dan Doni meluncur ke kantor Firma Hukum Akbar Grup. Sekarang Doni yang menggantikan Ayesh dibalik kemudi.

"Loe kayaknya lagi happy banget, gue perhatiin dari tadi senyum-senyum terus kaya orang sinting."

"Sembarangan kalau ngomong!"

"Wah ada yang nggak beres nih,"

Doni menaik turunkan alisnya menggoda Ayesh.

"Pikiran loe ngeres mulu Don, kalau nyetir itu fokus ke jalan!"

"Gue tahu loe pasti habis dapat jatah dari bini loe ya?" Doni malah tergelak sendiri.

"Kalau iya kenapa? Puas loe Don. Emange loe bersolo karir terus, hahahaaaa...!"

"Rese' loe Yesh lama-lama," Doni ikut tertawa.

"Gimana Yesh rasanya?"

"Cari Istri sana, biar loe tahu gimana rasanya. Jangan jadi bujang nggerang!"

"Punya sahabat gini amat ya mulutnya, gue sumpal pakai kaos kaki loe lama-lama."

Ayesh dan Doni tiba di Kantor terlambat sekitar Sepuluh menitan, mereka kemudian bergegas ke ruang meeting sebab sudah ditunggu disana.

Sekitar pukul Sebelas siang meeting diakhiri, Ayesh melirik jam tangannya kemudian mengirimkan pesan untuk istri tercinta.

Ayesh

Assalamu'alaikum sayang jangan lupa makan siang ya, oh ya masih sakit nggak? 😘😘😘

Hyorin yang baru keluar dari kamar rawat, menghentikan langkahnya mendengar ponselnya memekik tanda ada pesan masuk.

Hyorin tersenyum melihat suaminya mengirimkan pesan kepadanya. Hyorin bergegas membuka pesan itu dan membalas dengan cepat, takut suaminya itu ngambek lagi.

Hyorin

Wa'alaikumsalam Mas, iya kamu juga ya Mas.

Ayesh

Nanti malam lagi ya 🤭🤭

Hyorin

Idih nggak janji ya 😅😅

Ayesh

Nanti selesai kerja jam berapa?

Hyorin

Aku jam Dua Mas, aku langsung pulang saja ya?

Ayesh

Tunggu aku datang, jangan pulang sendirian!

Hyorin memilih untuk tidak membalas kembali pesan dari Ayesh, sebab apa yang menjadi titahnya itu sudah tidak bisa dibantah.

Hyorin melanjutkan kembali pekerjaannya, dia memilih menunggu Ayesh di dalam.

Ayesh mengirimkan voice note kepada Hyorin,

"Sayang aku sebentar lagi sampai rumah sakit, kamu siap-siap ya." Isi pesan Ayesh.

Hyorin keluar menuju parkiran, tidak disangka Indra ada disana sengaja sedang menunggunya. Hyorin memilih mencari jalan lain agar tidak harus bertemu dengan Indra, yang pernah mengisi relung hatinya bertahun-tahun lamanya.

Indra yang sudah melihat pergerakan Hyorin yang menjauh dari parkiran kemudian mengejar gadis itu, mengikuti langkah Hyorin.

Hyorin yang berusaha melangkah dengan cepat, masih kalah cepat dengan langkah Indra yang mengejarnya.

"Rin tunggu kenapa kamu menghindariku?"

"Maafkan aku Kak, aku tidak mau ada yang salah paham dengan kita."

"Rin dengarkan aku, apa sudah tidak ada lagi rasa yang tertinggal dihatimu barang sedikitpun terhadap diriku?"

"Kak...aku tidak mau menyakitimu lebih jauh dengan memberikan harapan palsu sebab pada kenyataannya kita tidak bisa bersama, carilah orang lain Kak,"

"Kamu itu sudah menyakitiku sangat dalam Rin, apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan? Bahkan kamu menikah diam-diam, disaat aku sedang menantikan jawaban dari kamu. Hati aku sakit Rin," Indra memegang bagian dadanya.

"Untuk hal itu aku minta maaf Kak, semuanya diluar kendaliku,"

"Bukankah kamu bisa menolak Rin?"

Sementara Ayesh di parkiran mondar-mandir mencari istrinya yang tak kunjung keluar, ponselnya aktif namun berkali-kali panggilannya diabaikan.

Merasa cemas dengan istrinya, Ayesh memutuskan untuk masuk ke dalam rumah sakit dan benar saja Hyorin sedang bersama Indra.

"Tidak ada penolakan dalam sebuah perjodohan yang sudah direncanakan sejak kami kecil," suara bass Ayesh membuat Hyorin terkejut.

"Mas...,"

"Ayo pulang!" Ayesh menarik lengan Hyorin dan menggenggam tangan gadis itu erat.

Manik mata Ayesh bertemu dengan mata Indra yang tampak diliputi amarah, Ayesh balik menatap Indra dengan sengit.

"Jangan coba-coba jadi pebinor atau kamu akan tahu akibatnya Dokter Indra yang terhormat! Aku sudah tahu kartu As kamu jadi jangan coba macam-macam." Ayesh memberikan ancaman.

Ayesh pun berlalu dengan membawa serta Hyorin. Gadis itu masih menutup mulutnya rapat-rapat. Khawatir suaminya akan mengamuk di rumah sakit.

Indra yang merasa kesal dan kalah telak, terus saja mengumpat.

Awas kamu....akan aku pastikan Orin jatuh kembali ke pelukanku.

------------------------------------------------------------------------

Hai Kak, terimakasih atas semua dukungannya ya. 🥰🥰🥰

Jangan lupa terus like, komen, vote dan jadikan favourite ya. 💕💕💕

Happy reading semua, jangan bosan menunggu next episode nya ya Kak 🤗🤗🤗

1
Zikran Zikran
Lumayan
Ray
apakah Ayahnya menikah lagi?
Ray
ada rahasia apa Ayah?
Ari Suci Ekawati
Luar biasa
Sarah Yuniani
kasihan indra
Sarah Yuniani
jadi indra buat cadangan nih ?? Orin kok nggak teges ya , kok gak bilang kalo dia udah dijodohin
Habibah Hamid
keren
RieyruNa Ernawati: Terimakasih Kak 🤗🤗🤗💕💕
total 1 replies
Habibah Hamid
lanjut
bunda abie
di kira Silvia mau di jambak2 gitu sama Nita 😂
bunda abie
di pukul terus yaa Orin!!??
Dyass Stia Clalu
makasih thor, 😘
RieyruNa Ernawati: Sama-sama Kak, terimakasih juga karena sudah baca ceritaku ya Kak 🥰🥰🥰💕💕💕
total 1 replies
Nina Mardiana
salfok sama foto sampulnya yangzi & lixian, jdikngeun kebaperan mereka
RieyruNa Ernawati: Wah pecinta dracin juga rupanya ya kak, sama dong kak 💕💕😁😁😁
total 1 replies
Regita Regita
menarik..semoga makin banyak yg baca.
RieyruNa Ernawati: Aamiin yaa Allah, terimakasih ya kak atas dukungannya. 💕💕💕
total 1 replies
Abidatiz ZH
menarik...🌹
RieyruNa Ernawati: Terimakasih kakak 🥰🥰🥰
total 1 replies
Yurniati
lanjut thorr,,,,
tetap semangat thorr
Yurniati
lanjut thorr
Liesdiana Malindu
di part ini kok Aq gak suka dgn sikap Orin,,,kok gak tegas gitu. membuat suasana jdi makin panas aja,
Liesdiana Malindu
Ayesh kok kayak anak2 ya, kalau Aq yg jdi Orin sudah kubyat jerah suami kayak gitu.
Liesdiana Malindu
bukanya di cctv sdah jelas Ayesh?
klau jovvanka menyakiti Orin?
Liesdiana Malindu
Berubah2,,,habis 2 thn,,3 thn lgi,,, kemudian berubah lgi jdi 2 thn, yg benar yg mana Thor?
RieyruNa Ernawati: Coba dibaca sekali lagi ya Kak ☺️☺️🥰🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!