Reinkarnasi kedalam donghua soul land setelah mengalami kecelakaan misterius. sistem menghidupkannya kembali, memberi pilihan apakah ia ingin alur seperti asli atau di rubah sesuka hati, tanpa berpikir dua kali ia langsung memilih untuk merubah alur. menamai dirinya sebagai na jaegyeon. bukan novel terjemahan!!.
"Dewa? omong kosong aku akan jadi kaisar iblis!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natelashura7, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12 kaisar perak biru ah yin
Suara langkah kaki bergema, kaisar biru perak terlihat sedikit gelisah karena merasakan sesuatu mendekat. Pasca kematian dari tang san, Ah yin yang meksipun tidak bisa bicara bertindak seperti membenci tang hao, bahkan melarang tang hao untuk tidak datang kembali. Na jaegyeon masuk melewati dinding air mancur.
"Ah sepertinya aku tersesat" Gumam na jaegyeon sedikit berbohong.
Tujuannya adalah mendapatkan kaisar rumput perak biru, bukan untuk berniat jahat justru untuk merawatnya. Karena tang hao tidak bisa merawat ah yin pasca pertengkaran dan depresi mereka, ditambah sumber daya disini tidak akan cukup untuk membuat ah yin berevolusi kembali ke wujud manusia.
"Oh apa itu kaisar rumput biru perak" ucap na jaegyeon pura-pura terkejut. "Ini baru pertama kali aku melihat tipe roh tumbuhan" Lanjutnya bergumam.
ah yin dalam wujud kaisar rumput biru perak nampak melambai panik. gerakan rumput-rumput panjangnya yang tiba-tiba menegang, seperti sedang berusaha mengusir Na Jaegyeon. Getaran emosional terasa jelas di sekitarnya. Meski tak bisa lagi berbicara dalam bentuk rohnya saat ini, ekspresi perasaannya masih bisa dirasakan oleh mereka yang cukup peka.
Na Jaegyeon menatapnya tanpa niat menyerang sedikit pun. Ia mengangkat kedua tangannya perlahan, memperlihatkan bahwa dirinya tidak membawa ancaman. Three Eyed Golden Lion di pundaknya mengeluarkan dengusan ringan tapi tidak bereaksi agresif.
“Tenanglah" ucap Na Jaegyeon lembut. "Kau pasti bukan kaisar biru perak biasa, bagaimana kalau aku merawat mu. Aku punya hobi memelihara hewan roh" Lanjutnya mengelus kepala three eyed golden Lion.
Na jaegyeon mengambil sesuatu dari inventory sistem itu adalah sebuah potion tingkat menegah. Meksipun tidak akan cukup untuk membuat ah yin kembali berevolusi menjadi manusia, tapi itu cukup untuk membuat ah yin merasakan segar kembali setelah lama tidak memiliki kekuatan roh yang cukup.
Air berwarna hijau dituangkan begitu lembut, awalnya rumput biru perak menegang ketika cairan asing membasahi dirinya, namun kembali rileks saat merasakan kekuatan rohnya sedikit pulih. Kekuatan dari potion tingkat menengah itu menyebar pelan di seluruh jalinan rumputnya, memberi sensasi hangat dan nyaman yang sudah lama tak ia rasakan.
Sudah bertahun-tahun berlalu sejak terakhir kali ia menerima energi murni dari luar, apalagi dari seseorang yang tidak memaksa atau menginginkan balasan. Akar-akar kecil menjulur ke arah Na Jaegyeon, menyentuh telapak tangannya secara perlahan, seperti seseorang yang ragu-ragu tapi mencoba mempercayai lagi. Itu bukan hanya ucapan terima kasih... melainkan juga pengakuan diam-diam bahwa ia menerima keberadaan pria ini.
Three Eyed Golden Lion di bahu Jaegyeon mendengus kecil, tapi kali ini nadanya lebih netral, tidak menunjukkan penolakan terhadap Ah Yin. Bahkan, satu mata emasnya menatap ke arah rumput biru itu seperti memahami bahwa sesama makhluk langka bisa saling mengenali penderitaan yang serupa. Na Jaegyeon berlutut dengan tenang, meletakkan satu tangan ke tanah, membiarkan akarnya bersentuhan.
"Nah biarkan aku membawa mu pulang" ucap na jaegyeon. "Kau punya nama?" Lanjutnya bertanya.
Rumput biru menulis di tanah "ah yin" Itu namanya. Na Jaegyeon menatap tulisan yang muncul di tanah dengan senyuman tipis. Huruf-huruf itu ditulis perlahan. Tangannya masih mengelus daun dari Kaisar perak biru.
“Ah Yin, ya…” ucap na jaegyeon pelan, mengulangi nama itu dengan penuh rasa hormat. “Nama yang indah. Nama yang hangat" Lanjutnya memuji.
Tangannya mengali akar penuh kaisar perak biru, lalu menaruhnya kedalam pot bunga yang sudah ia siapkan. Ia menepuk ringan pot bunga itu, memastikan semua akar Ah Yin tertata dengan lembut dan tidak terjepit. Tanah di dalam pot telah dicampur dengan nutrisi roh yang ia bawa secara khusus dari sistem inventory.
"Aku tahu ini bukan tempat tinggalmu yang sesungguhnya, Ah Yin" bisik na jaegyeon pelan, “tapi sampai kau cukup kuat untuk memilih sendiri ke mana kau ingin pergi… izinkan aku menjadi pelindungmu sementara waktu" Lanjutnya seperti meminta ma'af.
Ah Yin tidak memberikan penolakan. Justru, helai-helai rumputnya melambai perlahan, lembut seperti angin sore yang menyentuh permukaan danau. Meski tak berbicara, Na Jaegyeon bisa merasakan emosi halus itu. Na Jaegyeon berdiri perlahan, memeluk pot bunga itu dengan kedua tangan. Cahaya dari mata air yang mengalir di dinding memantulkan bayangan samar dirinya dan Ah Yin di permukaan lantai batu. Tanpa berkata-kata lagi, ia berbalik dan mulai melangkah pergi, menyusuri jalur yang tadi ia lewati.
**************
"Aku mengantuk sekali" ucap na jaegyeon. "Tidak tidur selama dua hari" Lanjutnya berucap.
Akademi shrek benar-benar sepi, tidak ada lampu yang menyala dan hanya ada gelap gulita. Three eyed golden Lion di pundak kiri na jaegyeon juga sudah meringkuk, tertidur setelah menemaninya. Penerangan Satu-satunya adalah dari kaisar perak biru di tangannya, ah yin sengaja membuat dirinya bersinar karena tempat ini terasa begitu gelap.
"Na jaegyeon" ucap flender tiba-tiba muncul.
"Apa?" Tanya na jaegyeon datar.
"Sudah kubilang untuk tidak berkeliaran tengah malam menjelang pagi" ucap flender sudah sering melihat perilaku seperti ini. "Tapi Karena kau adalah murid terbaik, tidak apa-apa" Lanjutnya tertawa.
"Dasar pak tua bau tanah" Batin na jaegyeon bergumam.
"Apa yang kau bawa?" Tanya flender melihat pot.
"Hanya tanaman, tempat ini kumuh jadi aku ingin kamar ku sedikit lebih baik" Jawab na jaegyeon sedikit menyindir. "Aku lelah dan aku ingin tidur, jangan ganggu aku" Lanjutnya berjalan pergi.
"Pergilah beristirahat" ujar flender.
Kaki na jaegyeon berjalan menuju kamarnya, melangkah pelan menyusuri lorong batu Akademi Shrek yang dingin dan sunyi. Udara lembap menggantung di sepanjang dinding, dan kerlap-kerlip cahaya dari tubuh Ah Yin yang bersinar lembut membuat bayangan mereka tampak bergerak pelan di sepanjang lorong.
Ketika tiba di depan pintu kamarnya, ia menendang pelan pintu kayu itu dengan lutut kedua tangannya masih memegang pot Ah Yin erat-erat. Pintu berderit pelan terbuka, memperlihatkan ruangan sederhana dengan ranjang sempit, meja kayu, dan jendela kecil yang menghadap ke arah timur. Na Jaegyeon mendesah panjang, meletakkan pot Ah Yin di meja dekat jendela.
“Tempat ini tidak mewah, tapi cukup hangat saat matahari pagi masuk. Kuharap kau menyukai tempat ini ah yin" ucap na jaegyeon tersenyum tipis.
Ia melepas jubah luarnya dan menjatuhkan diri ke atas ranjang. Kasur keras itu seperti surga setelah dua hari tanpa tidur. Three Eyed Golden Lion, masih setengah tertidur, menggumam pelan sebelum menggulung dirinya di lantai dekat ranjang, tepat di bawah meja tempat Ah Yin berada.
"Jangan ganggu dirinya beristirahat" ucap three eyed golden dalam pikiran ah yin.
"Siapa anak ini?" Tanya ah yin.
"Tidak tau, tapi ia memiliki aura kuat dan aku menyukainya" Jawab three eyed golden lion didalam sela-sela tidurnya. "Dia sangat baik pada beberapa hewan roh yang tidak melawannya" Lanjutnya memberitahu.