Kania indira putri dipaksa menikah dengan anak Majikan yang sedang patah hati.
Padahal ia tahu sejak Awal bertemu Aran sangat membenci dirinya.
Dia kerap menjadi ajang pelampiasan kekasalan Aran.
Tapi apa hendak di kata karena hutang dan balas Budi Kania harus menerima takdir menjadi istri Seorang Aran Maheswara yang dingin dan angkuhnya tidak ketulungan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lara hati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 30
Cup..
Bibir kenyal milik Aran mendarat berlanjut dengan usapan lembut di kepala.
Tanpa melihat Kania kembali, pria itu langsung masuk dalam kendaraannya.
Lee menyusulnya setelah sempat melirik Kania sekilas dengan sorot mata kesal.
Panas...
Kania mengusapnya pelan.
Pipinya terasa memanas, Namun Anehnya hatinya justru menghangat.
Ada desiran halus yang menjalar hingga dada Kania sedikit sesak, karena bahagia.
Di hela nya nafas untuk menetralisir rasa yang semakin membuncah di hati yang bergejolak bahkan hingga mobil itu semakin jauh bergerak menghilang di balik gerbang.
" Nona...anda kenapa?"
Kania berpaling mendapati pelayan Ana menatapnya penuh kecemasan.
" Wajahmu memerah, Nona demam?"
" Sudahlah Juliana, jangan berlebihan. panggil saja aku seperti biasa. tidak perlu embel- embel.."
sahut Kania berjalan mendahului Ana.
" Tunggu! tapi Nia, kenapa wajahmu merah begitu?".menjejeri langkah Kania
Ana masih merasa penasaran.
" Tidak apa- apa..aku hanya sedikit kepanasan.."
Kania menyembunyikan senyum bahagia.
Siapa yang mengira Pipinya di cium Aran.
Ah....!
Kania berniat tidak akan mencucinya selama sebulan.
Entah kenapa sejak Aran menciumnya tadi malam dada Kania selalu menghangat saat berada di dekatnya.
Namun tentunya dia tidak boleh berharap lebih dari lelaki tampan itu.
Keadaan rumah mewah itu begitu lenggang dan sepi, Setiap orang di sibukan oleh aktivitas masing- masing.
Kania benar- benar merasa bosan,
Biasanya di jam- jama begini dia di sibukkan dengan seabrek pekerjaan.
Saling menggoda dan tertawa bebas dengan kedua sahabatnya,
Tapi tampaknya keduanya saat ini sedang berusaha menjaga jarak dengannya.
Status Kania sebagai istri Aran pasti membuat mereka segan bercanda tawa seperti dulu.
Kania masuk kamar hanya untuk bermalas- malasan dengan bermain Phonsel.
" Nona..ibu Anda berkunjung..." Salah satu pelayan memanggil Kania.
Mendengar Ibunya datang Kania langsung berlari masuk dan memghampiri Bi Sumi.
Bi Sumi datang bersama Maimunah.
"Ibu apa kabar? senang rasanya ibu mau berkunjung.. Nia kangen..."sambil memeluk bi sini erat.
"Kabar ibu Baik, sayang...ibu juga kangen padamu..." balas Bi Sumi
Kania lalu melirik pada gadis muda yang ikut datang bersama Bi Sumi
" Kenalkan, dia Maimunah. Pelayan yang di kirim Tuan Sanjaya menemani Ibu"
" Tapi, Kata ibu pelayannya sebaya Ibu..kok masih muda?"
Teringat perkataan ibu beberapa waktu lalu.
" Iya. Awalnya memang. Tapi Ibu Rosna sakit.. dan anak- anaknya meminta beliau untuk istirahat total di rumah. Maimunah adalah pengganti Bu Rosna."
Kania mengangguk dan melempar senyum ramah pada Maimunah.
" Terima kasih karena mau menjaga Ibu.." Kata Kania tulus
" Sama- sama Nona.." Sambut Muna sopan.
Diam- diam dia merasa kagum karena Kania bisa seberuntung itu menjadi menantu orang kaya. Di tambah suaminya sangat tampan.
" putri ibu beruntung sekali, mendapatkan suami kaya dan tinggal di rumah gedong" kata Rosana.
Kania hanya tersenyum kecil, andai Risna tahu Kania tidak seberuntung itu.
suaminya itu memang kaya dan tampan tapi jiwa dan hatinya bukan milik Kania.
"Ibu ingin bertemu Tuan dan nyonya Sanjaya, Nia.."...
" baik Bu Kania oanggilkan Ini duduk dulu, tapi Papa sedang tudaj rumah sat ini beliau sedang bekerja bersama Aran."
Nyonya Sanjaya gegas menghampiri Bu Sumi.
mereka cukup lama mengobrol bahkan terus saja menggoda Kania Kania untuk seger memiliki momongan.
Gadis itu tersipu namun merasa bingung harus menjelaskan pada kedua wanita paruh baya itu.
bahwa dirinya dan Aran tak pernah tidur satu ranjang bahkan Aran menolak menyentuh Kania..
' kami harus bersikap lebih Agresif sayang. kamu sebenarnya jauh lebih cantik dan lebih baik dari Silvia, hanya saja Aran belum menyadarinya. mata hatinya masih tertutupi oleh kecantikan lahiriah Silvia. Sebenarnya Silvia itu tak sebaik kelihatan."
Kania kembali mengiyakan mwskioun hati kecilnya menolak mengakui perkataan Nyonya Sanjaya.
t
Bagi Kania, dirinya memang tak pantas di sandingkan. dengan Silvia.
selain putri bangsawan gadis itu jauh lebih cantik dan berpendidikan.
wajar jika Aran masih menggolainya.
Bila Aran kelak ingin melepaskan pernikahan ini Kania juga tudak keberatan.
tapi kecupan Aranasih membekas di hati Kania.
bila mengingatnya hati Kania kembali menghangat.
Lanjut thor
Lanjut thor
Semangat thor