NovelToon NovelToon
CEO DINGIN & Istri Kesayangan

CEO DINGIN & Istri Kesayangan

Status: tamat
Genre:Romantis / Contest / Perjodohan / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: yogaa

Seorang putri dari keluarga Malik Kusuma dijodohkan dengan seorang CEO tempat dimana dia bekerja, CEO dingin.

Rayna yang kaget ternyata dijodohkan sama CEO di tempat nya bekerja, begitupun dengan Keanu Austin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 31.MENONTON NEW TITANIC

Love can touch us one time

And last for a lifetime

And never let go till we're gone

Love was when I loved you

One true time I hold to

In my life we'll always go on

~ Celline Dion ~

(Cinta dapat menyentuh kita sekali

dan akan abadi selamanya

dan jangan menyerah hingga kita bersatu

Cinta adalah saat aku mencintaimu

Saat aku benar-benar mendekap mu

Di dalam hidupku kita kan selalu bertahan)

🍀🍀🍀🍀🍀🍀

"Good morning, Beautiful."

Aku menoleh dan mendapati Keanu sedang tersenyum dari balik punggungku.

"Pagi, Sayang," balasku cepat.

Aku sedang mempersiapkan sarapan kami. Setangkup sandwich tuna untukku, salad buah dan sayur seperti biasa untuk Keanu. Nggak lupa roti gandum panggang dengan sedikit olesan selai stroberi kesukaannya dan teh hijau tawar sesudahnya nanti.

Keanu mendekat dan merangkul pinggangku dari belakang. Sebelah tangannya masih sibuk membawa apel ke mulutnya. Sesekali dia menyodorkan buah kemerahan yang telah separuh digigitnya untuk aku kunyah juga. Lalu dia mengecup bibirku dalam-dalam. Bibirnya manis, rasa apel segar.

Seperti yang sudah-sudah, Keanu nggak pernah mudah melepaskan ciumannya. Aku sedang nggak ingin menuruti kemauannya. Jadi aku cubit saja lengannya yang mengurung tubuhku, sampai dia mem berengut manja.

"Come on, Keanu .Hari ini kelas senam pertamaku. Please don't make me late (tolong jangan membuatku terlambat)," pintaku coba mengingatkan. Aku mengerling, membalas tarikan napas panjangnya. Meski terpaksa,

Keanu menurut dan memberi kecupan-kecupan kecil saja untuk mengakhiri gairah pagi harinya.

Oya, untuk mengisi banyak kekosongan waktuku selama tinggal bersama Keanu aku sudah memutuskan untuk ikut senam pilates. Aku sengaja memilih tempat senam di sebuah gym yang nggak begitu jauh dari mansion kami.

Bagaimana pun, aku butuh untuk tetap tampil sehat sekaligus waras berada selalu di dekat Keanu.

"No worries, Babe. (Nggak masalah, Sayang). Asal kamu bahagia," ucapnya seraya tersenyum simpul. "Call me when it's ready, will you?" (Panggil aku kalau sarapannya sudah siap, ya?)

Setelah melihatku membalas senyumnya dan mengangguk, Keanu melenggang kembali ke kamar.

Beberapa saat kemudian, aku melihat ponselnya yang tertinggal di atas meja persiapan, berkedip. Sebuah panggilan dari satu nama yang rasanya telah berabad-abad lamanya nggak pernah kudengar lagi kabarnya, sontak membuat dahi ku berkerut.

"Bryan."

.

Di malam hari

Rayna tengah bersiap-siap dan ada yang tak bisa Rayna lakukan meminta tolong pada Keanu suaminya.

"Sayang, bisa tolong kancing kan ini? Tanganku nggak nyampe," rengek ku setelah putus asa mengancingkan resleting belakang gaun malam yang akan aku pakai.

Kami akan menghadiri acara syukuran salah satu rekan bisnis Keanu.

Katanya dia baru saja membuka semacam sinema baru? Dan entah bagaimana film perdana yang akan tayang di sana adalah -- guess what (coba tebak)-- Yep! Amazingly and surprisingly, it is TITANIC! (Secara mengagumkan dan mengejutkan film itu adalah TITANIC!)

Can you imagine that? (Bisakah kamu bayangkan itu?)

Awalnya aku sempat menolak untuk ikut. Namun karena Keanu terus mengatakan kalau ini film Titanic versi terbaru, aku jadi penasaran juga. Apakah sudah selama itu aku nggak membaca atau menonton infotemen, sampai aku nggak tahu film romantis yang melegenda selama lebih dari dua puluh tahun itu sudah dibuat remake-nya? (remake adalah: film atau serial TV yang dibuat ulang berdasarkan karya pada masa sebelumnya).

Do you really know about that? (Apa kamu tahu tentang itu?)

"Sure. My pleasure (Baiklah. Dengan senang hati)," balas Keanu tersenyum. Dia kemudian mendekat. Alih-alih langsung membantu mengancingkan, tangannya malah menyelusup dan menyentuh punggungku yang terbuka, lalu mengelusnya.

Aku mendelik sewot.

"Keanu , you are not helping me at all (kamu nggak membantuku sama sekali)!" desahku sebal.

Keanu tergelak.

"Kamu makin cantik kalau marah begitu," godanya seraya menarik resleting gaunku ke atas.

"Oh yeah? Kamu nggak akan suka kalo aku marah beneran, Sayang. Believe me. Karena itu artinya, kamu akan tidur sendirian mulai besok dan aku pulang . Thank you very much," ancam ku. Aku memajukan bibir beberapa senti, menoleh padanya sebentar dan melipat kedua tangan di depan dada. Pura-pura ngambek.

Keanu segera mendekap ku dari belakang dan meletakkan dagunya pada bagian antara pundak dan leherku, setelah mengecupnya sekilas.

"Jangan, dong. Aku nggak terbiasa tidur tanpa kamu sekarang." Terdengar suara kekehan genitnya. "Malam ini, kalau semua berjalan lancar, maka kesibukanku selama beberapa hari ini selesai. Aku bisa antar kamu pulang sesuai janjiku. Gimana?" Keanu memberikan penawaran.

Dia terus saja menciumi pundak ku seraya mengeratkan pelukan. Kini dia malah mengayun-ayunkan tubuhku ke kanan dan ke kiri, persis seperti seorang gadis kecil yang sedang bermain dengan boneka barunya.

"Tonight is the night (malam ini adalah malamnya)," bisik nya samar.

"Pardon me? Did you say something? (Maaf? Kamu ngomong sesuatu)?" Aku berpaling dan menangkap binar gugup di matanya.

"Enggak." Keanu mengedikkan bahu dan tersenyum lebar. Dia lalu melepaskan pelukan.

"Kamu sudah siap? Kita berangkat sekarang?"

Aku memeriksa dandanan sebentar lagi di depan cermin. Setelah yakin, aku mengangguk dan membalas senyuman Keanu . "Yuk!"

Keanu terus saja tersenyum memandangiku. Membuatku sedikit risih. Nggak biasanya dia begini. Sepertinya ada hal yang dia sembunyikan, tapi aku nggak punya ide sama sekali apa itu. Apa ini berhubungan dengan panggilan tak terjawab dari Bryan pagi tadi? Entahlah. Aku juga belum sempat menanyakannya.

Saat itu panggilan Bryan aku biarkan saja sampai akhirnya berhenti sendiri.

"What?!" ujar ku akhirnya, jengah.

"Nothing. You just ... gorgeous, Babe. No matter what you wear (Nggak apa-apa. Kamu hanya…. Cantik, Sayang. Apa pun yang kamu kenakan)!" balasnya lalu meraih tanganku dan menyelipkan di antara lengan dan dadanya. Sebelah tangannya dia masukkan ke dalam saku celana.

Keanu kelihatan tampan sekali malam ini. Aku nggak bisa menyangkal pesonanya yang selalu bersinar sejak hari pertama aku mengenalnya hingga saat ini. Namun sejak kami bersama, ketampanannya terlihat jauh lebih paripurna. Dan aku mengagumi semua hal yang dia miliki.

Dengan gaun hitam panjang yang dibelikan

Keanu khusus untukku, aku merasa jauh lebih percaya diri. Berdiri, maupun berjalan di sisinya, selalu membuatku merasa menjadi orang paling bahagia. Bukan karena dia seorang , dia Keanu Alvin Austin-suamiku , orang yang teramat kucintai dan ku yakin sangat mencintaiku.

Keanu membukakan pintu mobil untukku, sebelum dia sendiri memutar dan duduk di belakang kemudi.

Hari ini Keanu bilang akan menyetir sendiri ke tempat pesta. Dia sudah menyuruh supir pribadinya untuk pulang. Katanya, agar dia bisa berakhir pekan dengan keluarganya. Kalau tidak terpaksa sekali,

Keanu memang nggak pernah meminta karyawannya untuk melembur. Bukan karena keberatan membayar uang lemburan, tapi menurut Ke hubungan yang baik dengan keluarga, akan membuat karyawan memiliki tanggung jawab dan lebih produktif dalam melakukan pekerjaan. Dan aku, tentu aja senang banget dan setuju dengan pendapatnya itu.

"Where to, Miss (Mau kemana, Nona)?" ucapnya dengan gaya menirukan Jack - Leonardo DiCaprio dalam film Titanic. Dia berdeham beberapa kali.

"To the stars, my lord (Pergi ke bintang-bintan, tuanku)," balasku mengikuti permainannya seraya terkekeh geli. Kadang-kadang, Keanu memang bisa sereceh ini.

Keanu menoleh padaku lalu tersenyum miring.

"Kamu ... nggak mau menarik ku ke jok belakang?" godanya. Aku menyambut ocehan Keanu dengan cibiran dan pukulan di lengannya. Dia tergelak keras sekali melihatku cemberut.

Perlahan Keanu mulai melajukan kendaraannya.

Semua orang pasti tahu, apa yang kemudian terjadi antara Rose dan Jack, di jok belakang mobil klasik milik Rose di sebuah parkiran mobil di kapal Titanic. Adegan yang mungkin nggak akan pernah dipahami oleh anak dibawah umur, beberapa saat sebelum akhirnya kapal itu karam. Dan aku, tentu aja nggak mau mengorbankan dandanan yang sudah susah payah aku upayakan. Juga dress mahal yang dibelikan Keanu , hanya untuk bergelut main sauna-sauna-an di jok belakang mobil bersamanya!

My goodness!

🍀🍀🍀🍀

Memasuki gedung cinema yang menurut pengakuan Keanu adalah milik Bagus Teja Wijaya, rekan bisnisnya, sempat membuatku terpana. Berbeda dari gedung bioskop pada umum nya yang sering kami kunjungi, tempat yang diberi nama Cineplus ini terlihat sangat spesial. Mungkin private lebih tepatnya.

Pak Bagus mengajak kami berdua sebagai tamu istimewa, berkeliling untuk melihat-lihat.

Aku terpesona dengan desain ruangan yang artistik, tapi tetap nyaman dan hommy. Dimulai dari lobby yang tidak begitu besar, dengan loket pembelian tiket kecil di sebelah kiri dan sebuah konter penjualan refreshment atau makanan kecil di seberangnya.

Keanu ingin membelikan ku popcorn manis pedas seperti biasa. Namun dia urungkan setelah pak Bagus mengatakan bahwa kami juga bisa memesannya di dalam studio. Akan ada karyawan bioskop yang melayani apapun pesanan kami nanti.

Hanya ada dua studio untuk pemutaran film di tempat ini. Kelihatannya ukuran Studio Satu berbeda dengan Studio Dua. Acara penayangan film perdana sepertinya akan diadakan di dalam Studio Satu. Studio Satu tampak lebih besar dan luas, karena di dalamnya terdapat dua ruangan yang dibatasi oleh sekat tebal dan kedap suara. Satu ruangan dibuat menyerupai restoran kecil dengan beberapa meja besar oval berisi sekurangnya enam kursi tiap mejanya. Pak Bagus bilang, di sinilah nantinya jamuan makan malam akan diadakan setelah penayangan film perdana usai. Ruangan bioskop sendiri hanya memuat sekitar seratus kursi.

Setelah puas melihat-lihat, pak Bagus mengantarkan kami berdua kembali ke Studio Satu. Penayangan film Titanic New Version menurut Keanu akan segera dimulai.

Kami memasuki ruangan Studio Satu yang sudah mulai dipenuhi penonton. Lampu teater belum sepenuhnya dimatikan, sehingga kami masih dapat melihat dengan jelas.

Keanu terus menggamit lenganku saat kami melangkah mencari kursi VIP sesuai dengan yang tertera pada tiket yang diserahkan Pak Bagus tadi kepada kami. Sesekali Keanu mengusap jemariku, memberi rasa nyaman, saat dia harus berhenti untuk memperkenalkanku pada koleganya. Tentu saja,sebagai istri Keanu.

Aku mencoba untuk tetap menyambut dengan ramah dan penuh percaya diri. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri, nggak akan menyulitkan Keanu atau menuntutnya lebih dari yang mampu dia berikan padaku.

Ternyata hanya ada dua kursi kosong tersisa di deretan kursi VIP. Aku sedikit terkejut saat mendapati Dara dan Mahesa telah lebih dahulu menduduki kursi di sebelah kursi kami berdua.

Keanu nggak cerita kalau mereka juga diundang. Sejujurnya, aku senang sekali mereka berdua ada di sini.

Mahesa dan Dara berdiri menyambut saat melihat kami.

"Hai, Dara . Kalian berdua ternyata sudah duluan, ya?" sapa ku mencium pipi Dara seraya mengedip penuh arti pada Mahesa. "Hmm, Mahesa. Kamu berhutang kejujuran padaku untuk menceritakan hubunganmu dengan wanita cantik ini, ok?"

Mahesa hanya terkekeh pelan menanggapi kata-kataku yang ternyata sukses membuat rona di wajah Dara.

Setelah sedikit bercakap-cakap dengan Dara dan Mahesa, nggak begitu lama kemudian, lampu teater mulai dipadamkan. Keanu menarik dan mengecup lembut jemariku sekilas sebelum dia menarik napas panjang. Dia tampak gugup.

Aku menatapnya keheranan.

"Ada apa? Kita kan hanya nonton another Titanic movie, Keanu. Why you look so nervous (Kita kan hanya nonton film Titanic, Keanu Kenapa kamu terlihat gugup) ?" Aku berbisik, menekankan kalimat another Titanic movie di telinganya.

"Duduk di dekat istri secantik dan seistimewa kamu, siapa pun pasti akan grogi, Babe," balasnya berbisik. Kata-kata rayuan yang sebenarnya sudah terlalu sering aku dengar, namun selalu mampu membuat hatiku membuncah senang.

"Oh come on, Sayang. Kita bahkan sudah tidur sama-sama, kan? Don't be silly (Jangan bodoh)." Aku tersenyum lebar.

"Yes. Dan aku adalah laki-laki yang sangat beruntung...." Dia berdeham kecil.

Sebelum pikiran konyol menguasai dan lebih jauh merusak mood-ku, tayangan tajam dari layar lebar dan audio yang spektakuler mulai menggema, mengisi seantero ruangan bioskop. Ucapan selamat datang dari manajemen perusahaan pak Bagus dan beberapa iklan Cineplus yang muncul, segera membuatku terbawa suasana. Pak Bagus juga memberikan pidato singkat. Di akhir pidatonya, dia mengakui dengan jujur, bahwa pemilihan film perdana yang tayang sore ini di Studio Satu adalah untuk memenuhi permintaan khusus Keanu.

Aku menatap Keanu sekali lagi dengan mata membulat dan senyum lebar, diiringi tawa dan tepuk tangan semua penonton. Keanu hanya menunduk dan menyembunyikan tawa di sela-sela wajah tampannya yang mulai memerah. Aha! Akhirnya aku tahu juga alasan dibalik pemilihan film Titanic untuk penayangan perdana sinema baru ini.

Perhatian kami pun segera teralihkan saat opening scene Titanic mulai diputar.

Sekalipun sudah hampir puluhan kali menyaksikan film romantis legendaris tentang peristiwa yang terjadi kurang lebih satu abad lalu ini, tetapi tetap saja, layar bioskop besar, audio super canggih dan memukau, sanggup memberikan pengalaman menonton yang nggak bisa diabaikan begitu saja.

Adegan demi adegan film yang sudah aku hapal di luar kepala, entah kenapa, kali ini pun tetap membuat mataku tak mampu berpindah ke tempat lain. Mulai dari scene pencarian bangkai kapal dalam upaya menemukan Heart of The Ocean (Jantung Samudra), kalung Rose yang bernilai milyaran.

Hingga dua puluh menit nggak terasa berlalu saat tokoh Rose sang gadis bangsawan dan Jack pelukis miskin yang memenangkan tiket kapal dari permainanan kartu, mulai diperkenalkan.

Aku masih asyik menyaksikan Jack dan sahabatnya Fabricio meneriakkan I am the king of the world (Akulah raja di dunia ini)! saat Keanu tiba-tiba menyenggol lenganku.

"Babe, aku mau ke belakang sebentar," pamitnya. Dia berbisik di telingaku seraya memegangi perutnya.

"Kamu nggak apa-apa, Sayang?" tanyaku sedikit kuatir.

"Nope." Keanu tersenyum. Dia mengusap jemariku lembut. "Jangan kuatir. Aku nggak apa-apa. Cuma perlu ke rest room sebentar. I'll be back soon (Aku segera kembali)."

Keanu berdiri, dan setelah menggenggam tanganku sebentar dia merunduk dan berjalan ke arah pintu masuk. Aku menatapnya sampai menghilang di balik pintu dan mulai menikmati film lagi.

Aku lihat, Dara dan Mahesa sedikit pun nggak terganggu dengan kepergian Keanu . Tentu saja, Titanic memang selalu asyik ditonton bila bersama pasangan.

Lima belas menit berlalu, Keanu belum kembali juga.

Meski mulai bertanya-tanya apa yang dilakukannya di rest room selama itu, aku tetap tidak melepaskan mataku pada pertemuan Jack dan Rose untuk pertama kalinya. Saat itu Rose yang frustasi dengan kehidupan monoton sebagai bangsawan yang serba diatur, berniat menceburkan dirinya ke laut. Untung lah Jack berhasil membujuknya untuk mengurungkan niatnya.

Di sanalah mereka kemudian

berkenalan. Sebuah perkenalan yang sangat unik menurutku. Membuatku jadi teringat pada pertemuan pertamaku dengan Keanu.

Aku terkekeh diam-diam.

Saat Rose mungkin sangat berterima kasih pada Jack sejak perkenalan pertamanya, maka aku sebaliknya.

Tapi setelah lebih jauh mengenalnya, kini aku merasa sangat beruntung memilikinya. Astaga! Kurasa aku nggak perlu mengulangnya. Kamu pasti sudah tahu ceritaku, kan?

Sudah lebih dua puluh lima menit sejak Keanu meninggalkan tempat duduknya di sisiku.

Kemana dia?

Kenapa masih belum ada tanda-tanda dia akan kembali juga?

Aku mulai gelisah. Namun tetap berusaha terlihat tenang. Nggak ada hal buruk yang akan terjadi padanya. Keanu hanya ke rest room. Bisa saja dia bertemu seorang kenalan yang kemudian mengajaknya mengobrol sampai lupa waktu, kan?

Mencoba menekan perasaan takut yang mendadak muncul, aku malah teringat kembali pada mimpiku beberapa waktu lalu. Mimpi yang begitu menakutkan. Mimpi yang terasa sangat nyata bagiku. Mimpi yang aku sama sekali nggak ingin menjadi kenyataan dalam hidupku.

Mimpi kehilangan satu-satunya orang yang paling aku inginkan di dunia ini!

Door... Keanu tiba-tiba mengejutkanku, aku melihat nya kesal.

Yang nggak mau nunggu lama atau mau ikuti mulai dari awal, bisa meluncur.

Enjoy reading and happy waiting!😘

Ketjoep basah😉😉

Muaacch muaachh💋💋

1
Ririn Nursisminingsih
thor ceritanya bagus tpi kok diualang2 terus jdi ndak jelass
Ririn Nursisminingsih
thor baguss ceritanya cumanya nulisnya namanya jg salah2 melulu katanya papa rayna pengusaha kok jadi pengacara jga jadi bingung bacanya
Galuh Setya
maaf thor bingung bacanya soalnya kebalik terus
Agis Hayati
alurnya membingungkan.gk sesuai sama awal cerita
Dealova Dea
maaf ya Thor... ceritanya bagus bngt ..cuma yg ganggu itu namanya sering berubah.. rayna Jihan Keanu Alvin 🤦🤦🤦🤦✌️✌️✌️✌️
Sugiarti
mantap
aning yuniati
semoga bnr omgan ibu tadi yg dipsr
aning yuniati
malunya Rahna
aning yuniati
rasain kamu...
aning yuniati
kasian,kasian km Ellea
aning yuniati
kan sepsg suami istri wajib kan
aning yuniati
lanjut thor
aning yuniati
Bucin,bucin sendiri jadinya...
aning yuniati
semangat untuk bacanya thor
Sari Comel Comel
semoga aja seru ceritanya😉
Bakau Wiama
knp nmnya berubah trs?!
Bakau Wiama
jihan siapa sih??
Bakau Wiama
thor klo blh jgn di ulang2
Sitihajar Marsaoly
reyna terlalu berlebihan,
Clara Agintha W
Rayna jihan Yasmin arjun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!