elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31: Nasihat Cinta Patah Hati dan Kekuatan Pikiran
Setelah pengkhianatan Lord Kaelen, Putri Sofia mengalami patah hati yang mendalam. Meskipun ia berterima kasih kepada Elara karena telah menyelamatkannya dari takdir buruk, ia kini diliputi keraguan tentang cinta dan kejujuran. Sofia mencari Elara, bukan sebagai Permaisuri, tetapi sebagai kakak ipar yang ia kagumi.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Tugas: Memberikan nasihat cinta yang jujur kepada Putri Sofia. Menggunakan 'Bug' untuk menemukan kebutuhan emosional Sofia. Strategi: Terapi Empati Mental.]
Sofia menemui Elara di taman istana yang tenang, di mana Elara sedang menikmati sore hari bersama Padi Hangat I, yang duduk dengan anggun di pangkuannya.
"Elara," kata Sofia, matanya terlihat bengkak. "Aku tidak mengerti. Bagaimana kau dan Rayden bisa begitu yakin satu sama lain? Kaelen terlihat begitu tulus. Aku benar-benar mencintainya, dan ternyata itu semua bohong."
Elara merasakan kesedihan yang tulus dari Sofia. "Oh, gadis malang. Dia benar-benar naif, tetapi hatinya murni. Dia hanya butuh seseorang yang tidak akan membohonginya lagi. Jangan hanya memberinya nasihat klise, Elara. Tanyakan pada Rayden."
Rayden, yang sedang sibuk di ruang kerjanya, tiba-tiba merasakan panggilan mental Elara dan merespons: "Dia butuh kejujuran. Katakan padanya bahwa cinta yang sebenarnya tidak perlu kesempurnaan atau kepalsuan. Itu hanya butuh penerimaan. Dan, Elara, kau harus mengatakan padanya bahwa dia harus mencari pria yang mencintai hobinya yang paling konyol."
Elara mengangguk kecil, memproses saran Rayden. Ia menatap Sofia dengan lembut. "Sofia, Kaelen adalah kebohongan yang sangat indah. Dia sempurna di permukaan, dan itulah masalahnya. Cinta yang nyata itu tidak perlu berpura-pura."
"Tapi bagaimana aku bisa tahu?" tanya Sofia putus asa.
"Kau harus mencari seseorang yang mencintai semua kekonyolanmu. Seseorang yang tahu pikiranmu yang paling memalukan dan masih memilihmu," kata Elara, menyadari betapa ironisnya ini terdengar. "Pikirkan tentang hobimu yang paling aneh, Sofia."
Sofia ragu-ragu. "Aku... aku suka sekali mengoleksi sendok teh antik yang rusak. Itu sangat konyol, dan aku menyembunyikannya dari semua orang."
Elara segera mengirimkan pikiran itu kepada Rayden: "Sendok teh antik yang rusak. Rayden, ini adalah kuncinya. Jika dia menemukan seseorang yang menerima sendok teh rusak, itu adalah kejujuran."
Rayden merespons: "Sendok teh rusak. Aku akan mencarikan calon yang tepat. Tapi kau harus memberitahunya, Sofia harus jujur sejak awal. Tidak ada lagi kepura-puraan anggun."
Elara menatap Sofia. "Lain kali kau bertemu seseorang, jangan bersembunyi. Tunjukkan koleksi sendok teh rusakmu di kencan pertama. Jika dia tidak lari, dan bahkan membantu mencarikan sendok teh yang hilang... itu adalah kejujuran yang kau cari."
Sofia terlihat terkejut, namun kemudian senyum kecil muncul. "Sendok teh di kencan pertama? Itu sangat berani, Elara."
"Itu adalah standar baru untuk cinta di Astrea. Standar kejujuran," kata Elara. "Dan jangan takut untuk jujur tentang perasaanmu. Jika kau marah, katakan. Jika kau berpikir Rayden sombong, aku akan menjadi yang pertama memberitahunya."
Sofia tertawa, tawa pertamanya yang tulus sejak putus. "Kau benar. Aku sangat menyukai caramu mengatakan apa yang kau pikirkan... atau lebih tepatnya, cara Rayden tahu apa yang kau pikirkan."
"Ya. Itu adalah rahasia kekuatan kami," Elara tersenyum.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Misi Sampingan: Berhasil. Memberikan bimbingan emosional kepada NPC kunci. Putri Sofia termotivasi oleh kejujuran.]
Setelah percakapan itu, Sofia mulai perlahan-lahan pulih. Ia bahkan mulai memperlihatkan koleksi sendok teh antiknya kepada beberapa staf kastil yang terpercaya.
Malam harinya, Rayden kembali ke Elara. "Nasihat sendok teh yang bagus, Permaisuri. Aku sudah mulai mencari Baron yang memiliki hobi serupa, atau setidaknya memiliki toleransi yang tinggi terhadap pecah belah."
Elara mencium Rayden. "Kami harus menjaga agar adikmu tidak berakhir dengan Antagonis Tipe C lainnya. Tapi kau harus tahu, aku mencintaimu, bahkan ketika kau memikirkan strategi militer saat aku hanya memikirkan seberapa lezat makan malamnya nanti."
"Dan aku mencintaimu, Permaisuri yang selalu memikirkan makanan dan kucing," balas Rayden.
Rayden kemudian membawa gulungan perkamen yang baru ia kerjakan. "Aku juga punya kejutan untukmu. Aku sedang merancang Dekret Kucing Kerajaan yang secara resmi memberikan Padi Hangat I dana abadi dan hak untuk menghadiri semua pertemuan Dewan Tinggi."
Elara terkesiap. "Rayden! Itu adalah hal yang paling romantis yang pernah kau lakukan!"
"Aku akan menikahinya lagi hanya karena dekret kucing itu! Dia benar-benar Raja yang luar biasa!"
Rayden tertawa, memeluk Elara. "Aku tahu, aku tahu. Dan ya, aku juga memikirkan mahkota baru yang lebih besar untuknya. Karena dia adalah Padi Hangat I, sang pahlawan mental kita."