NovelToon NovelToon
Koki Kesayangan Tuan Daniel

Koki Kesayangan Tuan Daniel

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Mafia / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / CEO / Menikah dengan Musuhku / Diam-Diam Cinta
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu_ Melani_sunja

Menjadi seorang koki disebuah restoran ternama di kotanya, merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Ayra. Dia bisa dikenal banyak orang karena keahliannya dalam mengolah masakan.
Akan tetapi kesuksesan karirnya berbanding terbalik dengan kehidupan aslinya yang begitu menyedihkan. Ia selalu dimanfaatkan oleh suami dan mertuanya. Mereka menjadikan Ayra sebagai tulang punggung untuk menghidupi keluarganya.
Hingga suatu hari, ia dipertemukan dengan seorang pria kaya raya bernama Daniel yang terkenal dingin dan kejam. Ayra dipaksa menjadi koki pribadi Daniel dan harus memenuhi selera makan Daniel. Ia dituntut untuk membuat menu masakan yang dapat menggugah selera Daniel. Jika makanan itu tidak enak atau tidak disukai Daniel, maka Ayra akan mendapatkan hukuman.
Bagaimana kah kisah Ayra selanjutnya?
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu_ Melani_sunja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemukan Rayyan

Ayra dan Maya tiba di pasar tradisional yang tak jauh dari rumah Bram.

Begitu sampai, Ayra langsung memilih sayuran, buah dan juga kebutuhan lauk pauk untuk mereka.

"Mangganya seger seger banget May, ya ampun bisa khilaf aku di sini," kata Ayra sambil memilih milih buah mangga.

"Sebenarnya tidak perlu belanja banyak Ra, di belakang rumah kan sudah ada kebun ku dan juga kebutuhan lauk juga. Beli yang diperlukan saja ya!" kata Maya.

"Iya, aku hanya membeli yang di kebun mu tidak ada kok."

Mereka lanjut memilah milah aneka buah yang ada di penjual buah itu.

Ayra mendongak, mengikat rambutnya yang tertepa angin dan selalu menutupi wajahnya.

Saat ia mengikat rambut, tiba tiba ia melihat seorang ibu ibu berbadan gempal, memakai daster batik yang sangat familiar untuk Ayra.

"Eh...! Aku seperti sudah tak asing lagi dengan perempuan itu," gumamnya terus memperhatikan wanita yang tengah memilih cabe merah tak jauh dari tempat ia berdiri.

Tak lama, seorang wanita muda datang menghampiri wanita gempal itu.

"Lah...! itu bukannya adik ipar? Oo...jadi mereka kabur ke sini juga?!"

Maya memperhatikan orang yang diperhatikan Ayra, lalu menepuk lengan Ayra.

"Ayra...! Kamu lihat siapa?"

"Aah...eumm..." Ayra memberikan keranjang pada Maya, ia juga menitipkan tas ponsel padanya.

"Kamu lanjutin belanja nya ya May, beli apa aja yang kita butuhkan, terserah kamu. Uangnya ada di dalam tas ini. Aku mau ada perlu sebentar," kata Ayra sambil memberikan tas padanya.

Maya terlihat kebingungan sambil menerima tas juga keranjang dari Ayra.

"Kamu mau kemana Ra?" tanya Maya bingung.

"Aku pergi sebentar, aku mau mengikuti mereka!" kata Ayra sambil menunjuk ibu mertua dan adik iparnya.

"Tapi siapa mereka? Dan bagaimana kalau kamu nanti nyasar?!"

"Mereka ibu mertua dan adik ipar ku, kamu tenang aja, aku gak akan nyasar! Kamu pulang dulu nanti aku menyusul, aku janji aku gak akan lama."

"Tapi Ra..."

"Sudah sana kamu pulang...! Aku mau kejar mereka, keburu mereka jauh!" kata Ayra sambil berlari mengikuti mertua dan adik iparnya.

Maya menggaruk kepalanya, ia terlihat bingung, namun akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke rumah.

Sementara itu, Ayra diam diam mengikuti ibu mertua dan adik iparnya yang berjalan melewati gang gang kecil di kampung itu.

Ayra sembunyi sembunyi berjalan di belakang mereka agar tidak ketahuan.

Setelah keluar gang, ibu mertuanya berhenti di depan rumah kecil di ujung jalan.

Arya berhenti dan mengawasi mereka dari balik dinding rumah orang yang tak jauh dari rumah mereka.

Terlihat ibu mertuanya menurunkan belanjaannya di bangku yang ada di depan rumah. Sementara adik iparnya masuk terlebih dahulu ke dalam.

Dari arah samping rumah, terlihat Rayyan sedang menarik rambut seorang wanita sambil terus memarahinya.

"Dasar wanita jal*Ng...! Kenapa kamu bisa pulang hanya membawa uang sedikit! Kalau begini kita mau makan apa?!!" teriak Rayyan sambil mendorong wanita itu dengan kuat dan membuat wanita itu terjengkang.

"Ishh...! Kejam sekali dia! Untung saja aku tidak pernah diperlakukan seperti itu!" gumam Ayra.

Wanita itu menangis tersedu-sedu, tubuhnya kurus dan pucat seperti tak terurus sama sekali.

Belum sempat wanita itu bangkit, ibu mertua sudah lebih dahulu melempar pakaian kotor padanya.

"Sana cuci semua pakaian ini? Jangan cuci di rumah! cuci di sungai sana!!" bentaknya.

Wanita itu perlahan memunguti pakaian itu sambil terus menangis.

"Buuugghh..." Rayyan menendang punggung wanita itu dengan kuat.

Ayra sampai tak tega melihatnya, ia menutup wajahnya dan memejam.

"Jahat sekali mas Rayyan! Aku akan beri tahu Bram kalau mereka tinggal disini. Pasti setelah itu, mereka akan segera diringkus!"

"Tunggu saja ya!" imbuh Ayra lagi.

Ia berbalik, namun tak di sangka, di hadapannya, sudah ada seekor anjing yang sejak tadi menunggunya.

"Hah...! Mampus aku!" ujarnya lirih.

Anjing itu terus menatapnya garang, lidahnya menjulur meneteskan air liur.

"Santai...! jangan panik...! jangan ganggu aku ya...! Huss pergi sana?" ujarnya sambil perlahan menggeser posisi berdirinya.

"Guk...guk...!" anjing itu bersuara dan siap untuk menerkam Ayra.

Rayyan dan ibunya menoleh, memperhatikan anjing yang menggonggong di balik dinding.

"Guk...guk...guk...!" Anjing itu terus menggonggong, membuat Ayra menjadi panik dan berlari sekuat tenaga.

"Aaa... toloooong...!" teriak Ayra sambil berlari keluar dari gang.

"Siapa itu Bu?!" tanya Rayyan memperhatikan Ayra yang berlari dikejar anjing.

"Ibu tidak tahu! saudara tetangga mungkin?!"

"Tapi sepertinya, aku sudah tidak asing, rambut dan postur tubuhnya seperti Ayra!" ucap Rayyan.

Ibunya mengibas tangannya ke wajah Rayyan yang terus memperhatikan Ayra yang hampir hilang diujung gang.

"Mana mungkin ada Ayra di sini?! Kamu saja yang terlalu memikirkan dia, jadi terus terbayang bayang."

"Wajar saja kalau kamu masih terus memikirkan Ayra. Ayra itu menantuku yang paling baik, dia mencukupi semua kebutuhan kami, pintar memasak dan juga tidak pernah melawan seperti kamu...!!" hardik ibu Rayyan pada istri baru Rayyan yang masih duduk ditanah.

"Bu...! Tunggu di sini! Aku kan coba mengejar wanita itu, aku yakin sekali dia adalah Ayra," kata Rayyan lalu berlari mengejar Ayra.

***

Sementara itu, Di rumahnya, terlihat Bram telah kembali. Ia duduk menghadap Daniel dan menyerahkan beberapa berkas.

"Ada kabar baik tuan!"

"Apa Bram?"

"Aku sudah menghubungi pengacara senior dari nyonya Arum, dan dia bersedia untuk datang kemari tuan, aku juga telah menyiapkan beberapa berkas untuk pengalihan perusahaan yang sah."

Daniel memeriksa semua berkas itu, ia tersenyum lalu menepuk bahu Bram.

"Kamu sangat bisa diandalkan Bram."

"Terimakasih tuan. Aku juga telah menyebar video tuan Steven ketika di club malam itu, hasilnya, banyak perusahaan besar yang menarik sahamnya kembali. Kata anak buahku, saat ini dia sedang perjalanan pulang, aku yakin sekali dia sangat panik."

"Kamu benar Bram. Setelah aku berhasil menemukan Rayyan, aku akan menjebloskan dia ke penjara dan menjadikannya gembel!!"

"Iya tuan. Tuan tenang saja, orang orang ku tengah berusaha mencari keberadaan Rayyan."

Daniel menoleh menatap Bram, ia kembali menepuk bahunya.

"Sesuai janji ku Bram, jika kamu berhasil, kamu akan ku beri sebagian besar hartaku!" ucapnya. Namun Bram justru berdiri memperhatikan Maya yang berjalan sendiri sambil membawa keranjang belanjaan.

Daniel ikut menoleh menatapnya.

Maya yang semula menunduk, mendongak menatap Bram kemudian beralih menatap Daniel, lalu ia melewati mereka menuju dapur.

Bram segera menarik lengannya dengan kasar.

"Maya...! Kenapa kamu pulang sendiri? Di mana Ayra?!" tanyanya dengan nada sedikit keras.

Sambil sedikit meringis, Maya meletakkan bawaannya dan melepaskan cengkraman tangan Bram.

"Dia masih di pasar Bram! Dia meminta ku untuk pulang terlebih dahulu," jawab Maya.

"Dasar ceroboh!!! Kenapa kamu biarkan dia sendiri?!! dia tidak tahu jalan sini! Kalau sampai dia sampai kenapa kenapa bagaimana?!!" maki Bram, membuat Maya menjadi ketakutan.

Bram merogoh ponselnya lalu mencoba untuk menghubungi Ayra. Namun ponsel justru Ayra berdering di dalam tas yang Maya pakai.

"Maafin aku Bram! Dia memaksaku untuk pulang dahulu karena dia ingin mengikuti mertuanya. dia juga memberi kan semua tas ini padaku, termasuk ponselnya!" kata Maya sambil terisak-isak.

"Mertua???" Bram dan Daniel saling berpandangan.

"Artinya dia melihat ibunya Rayyan di sini Bram! Kalau begitu ayo kita cari dia!" kata Daniel, ia meraih jas lalu keluar di susul oleh Bram.

Bram mengumpulkan anak buahnya, lalu segera memberi perintah untuk menyebar mencari keberadaan Ayra disekitar pasar.

Di dalam mobil, Daniel menyiapkan senjata api yang ia simpan, lalu menyelipkan dibelakang jas nya.

Bram masuk kedalam mobil, ia juga menyiapkan senjatanya lalu buru buru pergi mancari keberadaan Ayra.

1
Devan Wijaya
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
eli♤♡♡
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Makasih banget thor!
✨♡vane♡✨
Banjir air mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!