NovelToon NovelToon
San Set For Anci

San Set For Anci

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:761
Nilai: 5
Nama Author: little ky

Anne Ciara atau Anci, harus merelakan semua kebahagiaannya karena harus bertunangan dengan cowok yang menjadi sumber luka dalam hidupnya. Tak ada pilihan selain menerima.
Namun suatu hari, seseorang mengulurkan tangannya untuk membantu Anci lepas dari Jerrel Sentosa, tunangannya.
Apakah Anci akan menyambut uluran tangan itu, atau Anci memilih tetep bersama tunangannya?

" Jadi cewek gue.. Lo bakalan terbebas dari Jerrel. " Sankara Pradipta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSFA 31

DOR.. DOR..

PRAAAANGGGG..

Pigura besar yang membingkai foto Hendra Pradipta langsung jatuh ke lantai karena tembakan barusan.

Gemma dan Hendra yang ada di ruangan itu langsung menatap siapa gerangan pelaku penembakan itu. Sungguh sangat mengejutkan saat yang mereka dapati berdiri di ambang pintu dengan tangan kiri yang memegang pistol adalah...

SANKARA PRADIPTA

" Calm, boy.. Jangan sampai kakek kamu jantungan. " Cornelius muncul dari balik punggung Sankara, cucunya.

" Ck.. Pria tua.. " desis Hendra tidak senang saat melihat Cornelius muncul di depannya.

" Begini cara mu mendidik cucu kita? Lihatlah, tak ubahnya seorang preman. Main kasar dan main senjata. " cibir Hendra yang memang sejak dulu tidak suka pada San. Menurutnya San itu selalu membantah dan melawannya.

" Lebih baik aku ajari dia main senjata dan beladiri daripada aku ajari cucu ku menjadi penipu seperti mu dan keturunanmu. Minus Gemma tentunya, karena aku berhasil menyelamatkannya sebelum dia berubah menjadi iblis seperti mu, Hen. " balas Cornelius yang selalu tak mau kalah jika lawannya Hendra Pradipta, besannya sendiri.

Cornelius ambil duduk di sofa yang ada di ruang kerja Hendra. Kaki disilangkan, dan tangan bersendekap di depan dada. Menatap sengit penuh permusuhan pada Hendra.

Hendra menggeram rendah, melihat bagaimana cara Cornelius memprovokasinya. Hendra selalu membenci fakta jika dirinya masih jauh di bawah seorang Cornelius Black.

" Turunkan senjata mu, San.. Lalu bawa papi mu ke rumah sakit sekarang. Nggak lucu kalau papi mu meninggal karena kehabisan darah dilempar asbak. Tidak elit sama sekali, San. " perintah Cornelius. Ada maksud tersendiri dia meminta San pergi. Emosi cucunya masih meletup-letup saat ini.

" Daddy.. " Gemma memberengut mirip anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

" Apa? Bener kan kata daddy. Lihat wajah kamu sudah sepucat itu. Emangnya kamu mau mati trus Na jadi janda dan nikah sama pria dari Stockholm itu. " Cornelius sengaja menggoda menantunya untuk mencairkan suasana tegang di antara mereka.

" Ya ampun daddy.. Nggak lucu ya. " Gemma melotot sebal.

" Cepet San!! Bawa papi mu pergi, opa malas denger drama lanjutan dari papi mu itu. " San mengangguk dan langsung mengajak papinya pergi.

" San.. Tunggu dulu, itu opa sama kakek kamu gimana? " Gemma menahan lengan San yang hendak memapahnya.

" Mereka nggak akan saling bunuh, pi. Udah tua juga. "

Mulut Gemma terbuka lebar lantaran shock jawaban nyleneh dari putranya ini. Kok bisa dengan entengnya San bicara begitu. Dua-duanya kan sama-sama kakeknya. kok nggak ada simpatinya sama sekali.

" Cepet, pi.. Atau mau San panggilin mami biar mami aja yang seret papi ke rumah sakit " ancam San yang selalu sukses kalau sudah membawa-bawa Ethena.

" Ck.. Iya-iya. "

Dengan wajah tak ikhlas bercampur khawatir, Gemma pun pergi dipapah putranya. Beberapa kali Gemma terlihat menengok ke belakang, untuk memastikan kalau kedua pria tua itu belum memulai pertempuran mereka.

Gemma memang aneh, memangnya apa yang bisa dilakukan dua pria tua yang usianya saja sudah menginjak kepala tujuh. Mau adu jotos juga nggak akan terjadi, nafasnya nggak akan sampai malah bisa jadi keduanya sama-sama dijemput malaikat maut.

*****

Begitu Gemma tidak lagi terlihat dan berada di jarak aman yang tidak akan bisa mendengarkan apa yang akan Cornelius katakan. Pembicaraan kedua pria tua inipun di mulai.

" Kamu nggak lupa kan, Hen.. Syarat yang aku berikan saat membantu perusahaan keluarga kamu bangkit? " tanya Cornelius memulai pembicaraan serius diantara mereka.

Hendra diam saja tidak memberikan tanggapan. Emosinya masih belum stabil karena Gemma menggagalkan rencananya, ditambah lagi sekarang harus menghadapi Cornelius.

" Kamu berjanji akan memberikan Gemma saham senilai bantuan dari ku, tapi kenyataannya, menantu ku itu hanya memiliki 5% saham di perusahan mu. Aku diam saat itu, aku anggap itu sebagai bakti Gemma pada mu dan aku mendukung itu jadi aku rubah perjanjian kita... Masih ingat nggak? " Cornelius menelengkan kepalanya, lalu tersenyum sinis saat kembali mendapati tidak ada tanggapan dari Hendra.

" Aku terpaksa.. Kau seharusnya tahu kalau posisi ku saat ini diambang jurang. Ini satu-satunya jalan keluar. " setelah lama terdiam, akhirnya Hendra membuka suara.

" Cucu mu bukan hanya San kan.. Sudah aku katakan saat itu, jangan sentuh San atau melibatkannya dalam intrik yang ada di keluarga ini. " Cornelius kembali memberikan peringatan yang mungkin sudah Hendra lupakan.

Hendra melengos, jelas dia ingat ucapan Cornelius padanya waktu itu. Cornelius akan diam saja selama Gemma tidak keberatan. Tapi jika sampai Hendra menarik San dalam urusannya, maka Cornelius tidak akan tinggal diam.

" Gadis itu maunya San.. Kalau dia mau bersama Jerrel, sudah pasti aku akan memasangkan mereka. " gadis disini yang dimaksud Gladys.

" Gadis?? Yakin kamu dia masih gadis? " wajah Cornelius terlihat menyebalkan sekali sekarang.

" Kau hidup lama tapi sama sekali tidak memiliki. kualitas yang baik. Pantas saja kau mudah dibohongi orang-orang itu, Her.. Kau payah. "

" Apa kau bilang? " Herman maju siap memukul Cornelius namun entah dari mana keluarnya, seseorang pria tiba-tiba sudah ada di depannya menghadangnya mendekati Cornelius.

" Sabar pak tua.. Aku ke sini bukan untuk bertarung dengan mu. Cucu ku pasti akan menertawakan ku jika benar aku adu jotos dengan mu sekarang. "

" Pernah dengan musuh dalam selimut berujung ditusuk dari belakang? "

Herman makin tidak tahu kemana arah pembicaraan Cornelius sekarang ini menjurus kemana. Musuh dalam selimut lalu ditusuk dari belakang. Apa maksudnya.

" Terkadang orang yang kau lindungi, atau orang yang ada di sekitar mu lah yang justru benar menjadi musuh mu. Saran ku, Berhati-hatilah. " Cornelius pun pergi, meninggalkan Herman dengan sejuta tanya didalam benaknya.

Herman termenung dalam sunyinya ruang kerja miliknya yang berantakan karena tembakan cucu pertamanya tadi. Cucu yang tak pernah dianggap keberadaannya karena terlahir dari anak haramnya.

Hanya saja, kini tiba-tiba kenangan masa lalu menyeruak keluar begitu saja dan langsung tergambar jelas dalam ingatannya. Tentang dimana dia yang dihampiri seorang anak kecil, yang mengulurkan permen padanya.

" Kakek... Kenapa melamun di sini? " San kecil mendatangi Herman yang saat itu memilih pergi ke taman untuk menenangkan pikirannya yang ruwet karena ulah anak-anaknya.

" Kakek nggak melamun. Hanya ingin menenangkan diri. " San kecil mengangguk-angguk, yang mana membuat kedua pipi bulatnya bergerak mengikuti gerakan kepalanya dan menurut Herman itu sangat lucu.

" Kau sendirian, bocah? " tanya Herman yang akhirnya tidak bisa menganggap angin lalu keberadaan anak laki-laki di sebelahnya.

San kecil menggeleng, " Sama papi dan mami.. Katanya mau ajak aku ketemu kakek ku yang dari papi. " gantian Herman yang mengangguk.

" Ini kakek.. Semoga bisa membuat hati kakek yang galau bisa segera membaik karena permen ini. " San kecil meletakan lima permen buah ke tangan Herman lalu pergi begitu saja.

Herman kini ingat, anak laki-laki itu cucunya. Saking hari itu Herman murka karena putra dan putri kandungnya yang berulah, dan Herman dipaksa untuk mengakui anak haramnya yang terbaik diantara semua keturunannya. Membuat Herman melupakan begitu saja momen pertemuan pertama mereka.

" Ini sebabnya kamu benci kakek ya... San. " gumamnya berbicara sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!