Rahul adalah Seorang pemuda tingkat kelas bawah, tidak sengaja memperoleh bokor kecil dan mengubah segalanya.
Ia menguasai jalan kultivasi, pengobatan, teknik abadi yang mengguncang langit dan bumi.
Simak jalan ceritanya, lucu, lugu, penuh trik dan intrik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wang Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perubah Pretty.
Bagian 28.
Efek dari Pil hasil racikannya benar benar luar biasa, melihat wajah Pretty yang bercahaya.
Rahul langsung tahu, bahwa pil setengah jadi hasil racikannya memberikan hasil yang sangat mengejutkannya.
Namun yang lebih girang adalah Pretty itu sendiri, ia melihat pantulan wajahnya di cermin dengan mata berbinar.
Nyaris ia tak percaya dengan apa yang di lihatnya, kulitnya terlihat jauh lebih halus dari biasanya.
Rona putih kemerahan menyala segar di pipinya, seakan kulitnya bisa pecah dengan hembusan angin.
Ia tahu, ini bukanlah wajahnya yang sering ia miliki, kini Pretty bahkan ingin menyentuh sendiri merasakan kelembutan secara langsung.
Kebahagian yang ia rasakan tak terlukiskan, ini semuanya berkat Rahul.
Tanpa pikir panjang ia berlari kearah Rahul dan mencium pemuda itu dan berkata.
Hahaha...Rahul, aku sayang banget sama kamu! Kamu adalah penolongku, kamu hebat banget..Hehe...!" Seru Pretty sambil memeluk tubuh Rahul erat erat.
Wajah Rahul memerah seketika, ini kali kedua dalam hidupnya dua orang gadis yang berbeda mencium bibirnya tanpa aba aba.
Seketika Rahul teringat kepada Kajol, perempuan cantik yang menyelamatkannya dari tengelam di taman pada hari dia mendapatkan Lampu Ajaib.
Dia memberikan nafas buatan walaupun itu demi menyelamatkan Nyawanya. Ciuman itu juga menjadi ciuman pertamanya.
Sementara itu Pretty yang masih memeluk Rahul dan sudah menciumnya, tiba tiba tersadar.
"Ia terlalu terbawa suasana, kenapa ia sampai begitu nekat mencium dan memeluk si brengsek ini?"
"Ya tuhan...Apa yang baru saja ia lakukan!"
Meskipun cuma kecupan ringan saja di bibirnya, tetapi itu adalah ciuman pertamanya selama umurnya masih dua puluh satu tahun ia jaga baik baik.
Rahul yang menyadari pikiran rumit Pretty, ia bersandar di dinding dan berkata dengan nada santai.
"Hey Nona Pretty, kamu yang telah merasakan bibirku dan memelukku. Berarti kamu yang telah mengambil keuntungan dariku"
Namun kalimat polos ini justru memicu reaksi tak terduga.
Mendadak Pretty berkata sesuatu yang membuat Rahul nyaris muntah darah.
"Pretty menangis tersedu sedu sedu..Hiks..Hiks..Hiks..! Rahul kamu brengsek, kamu harus bertanggung jawab padaku, tubuhku ini sudah tak suci lagi!"
"Aku ngak ngapain ngapain kamu, apa yang mesti harus aku tanggung jawab?" Tanya Rahul sedikit bingung.
"Kamu telah mengambil ciuman pertama ku, bibirku sudah tidak perawan lagi. Aku tidak mau hidup lagi!"
Kemudian Pretty ingin menabrak kepalanya kearah dinding, dia sebenarnya tidak benar benar ingin menangis dan menabrakkan kepalanya kearah dinding.
Bahkan dia sendiri tidak mengerti selalu saja ingin berdebat dengan Rahul dan menggodanya.
"Ehh..Ehh, apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Rahul sambil memegang tubuh Pretty.
"Baiklah, ya sudah! Aku mau menikahi kamu, sesuai keinginan kamu, selama kamu mau..Nona kaya, mau kan?"
"Kamu terlalu banyak bermimpi, mana mau aku menikahi kamu dan jatuh cinta sama kamu! Udah ngak usah ngomong aneh aneh. Sekarang kasih aku obat kecantikan lagi, lalu beres urusannya" Mata Pretty berputar putar penuh siasat.
"Huh...!" Rahul mendengus kesal dan berkata.
"Jadi kamu sengaja melakukan itu hanya untuk mendapatkan pil kecantikan lagi, lihat kelakuanmu itu! Cuma obat kecantikan doang, kan kamu tinggal minta saja pasti temanmu ini kasih. Kok pakek ancam dan nakutin aku segala, kan kamu yang selalu ganggu aku"
Wajah pretty memerah karena malu, benar sih apa yang di katakan Rahul, tapi pil kecantikan ini sangat berarti baginya. Siapa sih gadis yang tidak suka kecantikan.
"Hehehe...Kamu masih punya berapa? Jual ke aku semuanya, ya!" Mohon Pretty sambil tertawa senang.
Iya melihat peluang bisnis yang sangat besar dari obat kecantikan ini. Iya sangat yakin bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar.
"Rahul menyipitkan matanya dan bertanya, menurutmu berapa harga satu butir pil kecantikan ini?"
Mendengar pertanyaan Rahul, pretty berhenti bercanda dan dia langsung paham kemana arah pembicaraan Rahul.
"Pil Kecantikan, nama yang sangat bagus, efeknya juga sangat luar biasa, kalau di bagi dalam dan luar, pil itu bisa terjual tiga puluh ribu satu butir bahkan bisa lebih kalau di lihat dari hasilnya yang sungguh ajaib!"
Setelah itu Pretty bertanya lagi.
"Rahul, kamu yang bikin sendiri obat itu kan? Aku yang pertama kali coba, ya!"
"Ehemmm...Itu resep dari guru lamaku, aku cuma meraciknya untuk mendapatkan uang dan memulai bisnis"
'Dan baru jadi hari ini aku racik, kebetulan kamu datang. Itu murni kebetulan!" Kata Rahul sambil tersenyum santai.
"Sudahlah, ngak usah di pikirkan, anggap aku sebagai kelinci percobaan mu. Karena khasiat obatmu sungguh ajaib. Itu tidak masalah!"
Rahul termenung membayangkan dalam hatinya, bahwa dia akan kaya. Menghitung biaya keluar dan biaya pendapatannya, obat racikannya ini pasti akan mengemparkan.
"Rahul! Rahul! Hey, Rahul!"
"Ah, ada apa..Ada apa?" Tanya Rahul yang baru tersadar dari lamunannya.
Pretty melototinya dan berkata.
"Dasar budek, aku panggil tiga kali, kamu melamun, ya?"
Ehemmm...Rahul yang tengah gembira tidak mempermasalahkan omelan Pretty.
Sudah...Sudah, Jawab dengan jujur.
"Kamu bisa bikin banyak Pil kecantikan kan? Aku tau tujuan kamu bikin pil kecantikan ini, pasti cari duit. Ya, kan?"
Mata Pretty berbinar binar.
"Bikin banyak belum bisa, karena keterbatasan bahan yang mahal dan prosesnya yang sangat rumit. Mungkin paling banyak tiga puluh ribu pil dalam sebulan"
Pretty bertanya "Rahul bagaimana kalau aku ajukan proses kerjasama atas nama keluarga Singh?"
"Kami akan penuhi semua kebutuhanmu, setelah aku pulang, aku akan membahas masalah ini dengan keluarga!"
"Kapan kamu akan memulainya dan Aku sudah kamu jadikan kelinci percobaan, kamu ngak boleh nolak. Aku akan membenci kamu seumur hidupku!"
Rahul tersenyum dan sangat percaya pada Pretty, dia tahu bagaimana dengan sifat dan hati pretty.
"Oke, aku kasih kekamu satu botol kecil ini, asal cocok kita kerjasama!"
"Janji, ya! Aku sangat percaya sama kamu, jangan bohongin aku. Aku pulang dulu, ya. Besok aku kabarin!" Pretty berkata dan terlihat matanya sangat berseri seri.
Rahul menatap kearah Pretty dan berkata.
"Aku ini lelaki sejati, mana pernah aku ingkar janji, apa lagi membohongi perempuan secantik kamu. Ngak pernah kan?"
"Kalau begitu beri aku beberapa pil lagi buat aku tunjukkan ke keluarga!"
"Oke, baiklah...!"
Lalu Rahul mulai memasukkan beberapa pi kecantikan kedalam botol kecil bekas yang ia cuci bersih dan kemudian memberikan kepada Pretty.
Setelah itu Pretty pun cepat cepat pergi meninggalkan rumah sewa milik Rahul.
Sementara Rahul yang tengah berlatih di dalam kamarnya, Pretty langsung menuju ke gedung perusahaan Ayahnya Daleb Singh.
Di dalam kantor gedung perusahan Singh.
Kepala keluarga Singh yang sudah berusia lima puluhan lebih. Iya sedang mendengarkan hasil laporan penjualan dari direktur departemen penjualan. Wajahnya makin mengerut.
Iya mengerutkan keningnya, betapa tidak. Perusahannya selama beberapa tahun ini semakin menurun kualitas penjualan.
Bahkan hampir di semua kota kota lainnya, ini semua membuatnya semakin tambah pusing.
Serma direktur penjualan juga pusing. Kulit wajahnya semakin kering dan pecah pecah akibat karena stres. Dia sudah memikirkan banyak cara, tapi tetap sama saja.
Tiba tiba terdengar suara pintu kantor di dobrak keras dan suara riang terdengar.
Saksikan kisah jalan cerita ini pada episode selanjutnya Bersambung ke bagian 29.