NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Menikahi tentara
Popularitas:103.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Meragu

     Davira terhenyak mendengar kalimat yang diucapkan Kaffa barusan. Baginya itu sebuah tuduhan dan curiga yang tidak mendasar. Sebab, dia mengantarkan air bening itu dari Bi Dioh.

     "Bi Dioh memberikan ini untuk Kak Kaffa," ucap Davira masih berdiri di depan pintu kamar Kaffa, matanya menunduk ke arah lain, menghindar dari tubuh Kaffa yang telanjang dari pusar ke atas.

     "Kamu pasti sudah tahu harus diletak di mana. Kenapa masih berdiri di situ? Bukankah dulu, tanpa ragu kamu pernah membawa aku tidur dalam satu ranjang yang sama?" sindirnya ketus.

     Dada Davira seperti tersengat listrik, mendadak sesak. Kaffa ternyata kembali mengungkit masa lalu itu. Memang tidak mudah melupakan, tapi kenapa Kaffa kembali mengungkitnya?

     Dugaan Davira betul, ternyata Kaffa memang tidak bisa mencintainya. Tapi kenapa Kaffa mengaku mencarinya sampai dua tahun? Selama itu untuk apa? Karena cinta atau perasaan tidak enak saja melihat mamanya sakit?

     Davira mendongak, sekilas ia menatap Kaffa yang masih ketus.

     "Masuklah, buat apa berdiri di sana?" ujarnya lagi tidak sabar.

     Davira masuk ke dalam kamar. Langkah kakinya pelan seakan kakinya tidak menapak. Gelas itu ia letakkan di atas meja. Kemudian ia kembali menuju pintu.

     "Mau ke mana?" tahan Kaffa serta merta meraih lengan Davira. Dada Davira menimpa tepat di depan dada Kaffa, mereka kini pada posisi saling berhadapan.

     Jantung Davira berdegup kencang, tidak bisa menyembunyikan dari perasaan kagetnya.

     Kaffa tersenyum sinis, dia seolah sedang menertawakan Davira yang terlihat canggung.

     "Vira, mau ke kamar mandi," jawabnya asal. Padahal pintu kamar mandi bukan di luar melainkan di dalam kamar.

     "Kamar mandi di situ, bukan di luar sana," ujar Kaffa, bicara di depan wajah Davira. Wangi sabun dan sampo serta pasta gigi langsung tercium dari sekujur tubuh Kaffa. Tanpa sadar, Davira menyesapnya.

     Kaffa menertawakan sikap Davira yang munafik, tidak seperti dulu yang sengaja menjebaknya. Itulah mengapa Kaffa bersikap sinis. Lagipula, keberadaan Davira bersama Arda, membuat pikiran Kaffa masih negatif terhadap Davira.

     "Lakukan seperti apa yang ingin kamu lakukan dua tahun ke belakang. Saat itu kamu yang jebak aku, kan Vira?" ungkitnya membuat Davira perih.

     Dia memang salah, tapi ketika Kaffa mengungkitnya dengan sinis, hati Davira sakit sekali.

     "Kenapa kamu diam dan tidak menjawab, mulutmu sudah dikunci siapa? Pria di tempat kerjamu itu?" tuduhnya dalam.

     "Jawab, jangan menunduk!" Kaffa meraih dagu Davira, lalu menghadapkan wajahnya tepat menatap wajahnya.

     "Tatap mataku. Lakukan apa yang kamu mau," titahnya tanpa sentuhan kehangatan.

     "Kakak, Vira ...Vira minta maaf tentang malam itu. Itu hanya cara agar Kak Kaffa...."

     "Bisa menjauhi Marini karena Marini terbukti selingkuh, maksudmu." Kaffa memotong ucapan Davira. Davira semakin tertekan. Belum lagi tubuhnya dan tubuh Kaffa benar-benar tidak ada celah. Sehingga debaran jantung itu tidak mampu lagi disembunyikan deburannya.

     Davira membisu. Semua yang Kaffa katakan benar. Dan sepertinya Kaffa memang begitu marah dengan kejadian dua tahun lalu itu.

     "Kak Kaffa bisa batalkan jika Kak Kaffa tidak menginginkan Vira. Semua ini memang salah Vira," akunya dengan suara bergetar.

     Kaffa mengerungkan kening dalam, dia marah. "Setelah dua tahun melakukan jebakan, lalu berhasil kunikahi, kemudian lari dan bersembunyi dengan pria lain. Tapi yang kamu ucapkan seperti barusan, batalkan. Mudah berubah banget pendirian kamu. Kamu bisa permainkan perasaan pria A, lalu pindah pada pria B, dan kembali pada pria A."

     Kaffa menjeda kalimatnya untuk sekedar bernapas. "Jangan-jangan kalimat yang barusan kamu ucapkan, hanya untuk menutupi keadaan kamu sebenarnya. Aku jadi yakin kalau kamu tidak bisa menjaga kehormatanmu selam lari dari rumah," tuduhnya telak.

     Davira tersentak, dia tidak percaya Kaffa bisa melontarkan tudingan itu. Tudingan yang 100 persen tidak mempercayainya.

     Davira berontak seraya berkata, "Kakak salah, Vira tidak serendah itu." Isaknya mulai terdengar, matanya mulai dipenuhi kaca-kaca bening yang siap jatuh.

     "Tidak serendah itu? Lantas dua tahun yang lalu apa yang kamu lakukan. Menjebak aku dengan segelas obat penenang di dalam gelas. Hebat banget, kini kamu katakan kamu tidak serendah itu. Ayo buktikan kalau kamu tidak serendah itu. Kalau terbukti, aku berjanji akan aku berikan seluruh hati jiwa ragaku untukmu."

     Kaffa melepas cengkramannya, setelah ia berkata panjang lebar. Davira kini terbebas dari cengkraman Kaffa, hatinya sangat sedih dengan tuduhan Kaffa.

     "Bukankah kamu mencintai aku seperti yang kamu tulis di buku diarimu itu. Tapi, kenapa tadi kamu katakan batalkan pernikahan itu? Kamu sudah ternoda oleh orang lain?"

     Kembali Kaffa menuduh Davira tidak benar, Davira benar-benar sedih dengan tuduhan itu.

     "Sama sekali tidak benar, Kak. Vira tidak pernah mengkhianati cinta yang Vira patri sejak lama. Jadi, Vira mohon jangan tuduh sekotor itu." Suara Davira bergetar, setelah itu lalu dia keluar dari kamar Kaffa dan berlari menuju kamarnya.

     Kamar yang dulu ia tempati berada di sebrang beranda. Davira membuka pintu kamar dan memasukinya. Dia menjatuhkan tubuhnya lalu menangis di sana.

     Kaffa tidak mengejar, dia sengaja memancing kesungguhan sikap dan ucapan Davira, untuk menilai sejauh mana Davira berkata jujur. Lagipula, Kaffa meragu hanya karena melihat Davira bersama Arda di depan swalayan.

***

     Di tempat berbeda, sehari berlalu, Arda berdiri muram di balkon rumahnya. Ia kepikiran tentang Davira. Arda juga penasaran siapa laki-laki yang berhasil membawa Davira di depan swalayan.

     "Siapa pria itu, benarkah dia suaminya?"

     Arda sedih, ternyata Davira yang dia sukai justru diakui seseorang sebagai istrinya.

     "Mungkin firasat mama ada benarnya. Mama melarang aku berhubungan dengan Davira, karena Davira sudah menikah? Kenapa Davira tidak pernah bercerita?"

     Arda melepas puntung rokok jauh-jauh. Kepalanya mendadak pusing, akibat memikirkan Davira.

     "Takdir belum mau memihak padaku. Kenapa semua harus berakhir seperti ini? Apa aku tidak pantas memiliki pendamping?"

***

     Senja menyapa di ufuk kota. Davira sudah memasang senyum yang manis untuk sang mama mertua, yang sejak Davira datang, Bu Daisy kembali kehangatannya. Dan sakitnya terlihat sudah membaik. Bu Daisy tidak

     "Davira sudah menunjukkan rasa kasih sayang dan perhatiannya pada mamamu, Kaffa. Sekarang, tinggal kamu tentukan sikap. Kamu segera nikahi dia secara sah agama maupun negara," saran Pak Daka serius.

     Kaffa menghela napas kasar, dia memang sudah memikirkan itu jauh hari sebelumnya.

     "Aku tahu, Pah. Davira bisa mengembalikan mama seperti semula tanpa harus berobat lama."

     "Lantas, kenapa kamu seperti meragu, Kaff?"

     Kaffa diam, dia tidak bisa menceritakan kenapa dia meragu terhadap Davira. Satu hal yang bisa menjawabnya, selain dirinya dan Davira harus terlibat sebuah hubungan yang lebih dalam dari sekedar perasaan.

1
Ella
bisa² gagal kulia ini davira🤣🤣🤣
Ella
hahahahaha niat bareng² giliran ketahuan main ilang aja tu bu reta🤣🤣🤣
Sur Yanti
buat davira gk takut ya thore sama marini 🙏🙏🙏
semangat 💪💪💪 lanjut up thor
Sari Nilam: Duh marini gayamu ...angkuh sekali belum tahu aja kalau davira calonnya kaffa , kejang2 ntar yang ada. Jadi cewek matre sih gak ,gak setia.
ayo davira lawan marini dengan main cantik
total 1 replies
Marufah Rufah
ngapain tuh si marini sibuk urus Kaffa kok gk urusin cwok slingkuhn mu itu marini
Neng Itay"85"
sejak kapan ya,, Kaffa jadi Yoda🤔🤔
Sholikhah Sholikhah
nama baru atau panggilan kesayangan itu ..... ?
Penapianoh📝
Yoda siapa thor🥴🥴🥴
Nasir: Typo Kak... 🙏
total 1 replies
Jana
lha Yoda lg... 🤭🤭
Nasir: Typo Kak 🙏
total 1 replies
Tini Uje
koq yoda thor..ngantuk yaaaa 😅
Sholikhah Sholikhah
ketemu isteri bawaannya langsung ngegasssss aja tu kaffa
Jana
semangat kak
Nasir: Mksh byk Kak... 🥰
total 1 replies
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus, seru dan bikin penasaran👍👍👍
dewi_nie
tiba2 Kaffa jd romatis mungkin Krn menghirup asap pembakaran bandrek jampi2 vira🤭 trima ajalah yg penting Kaffa GK tensian lagi sama kamu vir..
Nasir: Wkwkwkwkkwk🤭🤭
total 1 replies
Jana
kak othor ini karakter Kaffa apa beneran sekaku itu.. ga ada manis2 nya gitu sama vira 🤭🤣
Nasir: Kaffa sih memang sejak awal karakternya dingin, diceritakan selama menjadi Kakak angkat juga dia karakternya dingin jarang bicar. Nanti deh ya, sedikit dibuat lebih luwes, klo langsung bucin, rasanya enggak natural. 🙏🙏
total 1 replies
Ella
Thor..pengen Sa maki ini si marini 🤭
Nasir: Maki aja Kak gpp. 😄😄😄
total 1 replies
Ella
Jauhkn dari segla hal buruk amin🙏
Nasir: Aamiin...
total 1 replies
Sabaku No Gaara
mantav Arda
Sabaku No Gaara
buat kaffa jera sejera²nya kak...
gedek bayikk
Sabaku No Gaara
iiihhh...mauknya ini si Kaffa...
buat Vira pergi lagi ...biar nyaho kak
dewi_nie
davira harus jelasin ke Kaff jgn ada ditutupin lagi.buat Kaffa jd bucin sama davira..thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!