NovelToon NovelToon
Obsesiku Tawananku

Obsesiku Tawananku

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Percintaan Konglomerat / Hamil di luar nikah / Fantasi Wanita / Berondong / Playboy
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Meira, gadis muda dari keluarga berantakan, hanya punya satu pelarian dalam hidupnya yaitu Kevin, vokalis tampan berdarah Italia yang digilai jutaan penggemar. Hidup Meira berantakan, kamarnya penuh foto Kevin, pikirannya hanya dipenuhi fantasi.

Ketika Kevin memutuskan me:ninggalkan panggung demi masa depan di Inggris, obsesi Meira berubah menjadi kegilaan. Rasa cinta yang fana menjelma menjadi rencana kelam. Kevin harus tetap miliknya, dengan cara apa pun.

Tapi obsesi selalu menuntut harga yang mahal.
Dan harga itu bisa jadi adalah... nyawa.



Ig: deemar38

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OT 31

Sementara itu, di apartemennya yang mewah tapi hampa, perasaan Meira perlahan mulai mereda, seperti ombak yang surut setelah badai ganas.

Entah karena kelelahan fisik yang menumpuk setelah hari-hari panjang, atau karena ada kekuatan tak terlihat yang menenangkan jiwanya, ia sendiri tak sepenuhnya paham apa yang sedang terjadi di dalam hatinya yang rumit.

Belakangan ini, emosi Meira terasa campur aduk. Kadang marah, kadang sedih, lalu tiba-tiba merasa tidak peduli pada apa pun. Ada saat ia merasa hancur dan kehilangan kepercayaan diri, tapi di lain waktu sempat merasa sedikit bahagia meski hanya sebentar. Semua itu datang silih berganti, membuatnya lelah dan bingung dengan dirinya sendiri.

Sekarang yang tersisa hanya rasa kosong. Ia duduk diam di tempat tidur, menatap langit-langit tanpa tahu harus apa. Rasanya seperti kehilangan arah.

Tanpa banyak pikir, Meira mengambil remote speaker di samping tempat tidur dan menyalakan lagu Kevin. Suaranya yang lembut langsung memenuhi kamar, membawa kenangan-kenangan lama yang membuat dadanya sesak.

Sambil mendengarkan, Meira membuka ponselnya. Timeline media sosialnya penuh dengan berita tentang SilverDawn.

Judul-judul besar bertebaran di mana-mana:

“Skandal SilverDawn: Penangkapan Mendadak!”

“Idola Remaja Terseret Kasus Narkoba!”

Meira menatap layar tak percaya. Kevin orang yang lagunya selalu menemaninya setiap malam sekarang jadi berita utama. Ia menggulir layar lebih cepat, membaca komentar dan spekulasi liar dari warganet.

Ada yang bilang seluruh anggota band terlibat, ada juga yang yakin ini hanya salah paham.

Tangannya gemetar. Ia menggigit bibir, berusaha menenangkan diri. “Nggak mungkin... Kevin nggak kayak gitu,” gumamnya pelan.

Beberapa menit kemudian, muncul pernyataan resmi dari kepolisian.

“Hasil tes urine positif untuk Kenji terkait penggunaan narkoba,” tulis berita itu.

Namun di bawahnya, ada kalimat yang membuat Meira akhirnya menghela napas lega:

“Kevin dan anggota SilverDawn lainnya Riku, Eren, dan Chris terbukti negatif.”

Meira menutup ponsel. Rasa lega memang ada, tapi tetap saja hatinya terasa khawatir. Bagaimana perasaan Kevin sekarang?

_____

Saat konferensi pers kepolisian digelar di aula utama Polres yang penuh sesak, suasana tegang langsung mencair menjadi kejelasan yang ditunggu-tunggu. Di depan deretan mikrofon dan kamera yang berkedip, juru bicara polisi menyampaikan fakta-fakta dengan tegas: hanya Kenji yang terlibat langsung dengan barang terlarang itu, terbukti positif dari hasil tes urine dan bukti-bukti pendukung lainnya. Ia sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka, berdampingan dengan para pengedar yang ditangkap sebelumnya. "Ini murni kasus penyalahgunaan narkotika, dan kami berkomitmen untuk menindak tegas," ujar perwira itu, suaranya bergema di ruangan yang hening sejenak sebelum meledak dengan sorak-sorai wartawan yang merekam.

Penggemar SilverDawn yang mengikuti siaran langsung di media sosial pun menghela napas lega, meski bayang-bayang skandal masih menyelimuti nama grup itu.

Tak lama setelahnya, giliran Anton, sang manajer teguh, beserta personel SilverDawn Kevin, Riku, Eren, dan Chris yang menggelar konferensi pers mereka sendiri di ruang konferensi hotel terdekat.

Ruangan itu sudah dipenuhi wartawan dari berbagai media, lampu sorot menyilaukan, dan udara terasa berat dengan antisipasi. Anton berdiri di depan, membuka sesi dengan pernyataan singkat:

"Kami bersyukur atas kejelasan dari pihak berwenang. SilverDawn tetap solid, dan kami siap melanjutkan karir dengan transparansi penuh."

Tapi, seperti yang diduga, sorotan utama tertuju pada Kevin. Pertanyaan-pertanyaan membanjiri dari segala arah:

"Bagaimana perasaanmu setelah tesnya negatif, Kevin?"

"Apakah ini akan memengaruhi konser dua hari lagi?"

"Ada pesan apa untuk fans yang khawatir?"

Suara-suara itu saling tumpang tindih, menciptakan kekacauan yang membuat Kevin menarik napas dalam.

Kevin duduk di depan kerumunan wartawan dengan senyum tipis yang dipaksakan. Kilatan kamera bertubi-tubi menyilaukan matanya. Suara mikrofon dan pertanyaan yang saling tumpang tindih terdengar seperti dengungan yang melelahkan.

Kepalanya terasa berat, ia baru saja melewati Pertanyaan demi pertanyaan dari polisi yang menginterogasinya selama hampir tiga jam terasa tiada habisnya. Belum lagi giliran para personel lainnya yang juga diperiksa satu per satu, membuat waktu seolah berjalan sangat lambat dan melelahkan.

Ditambah lagi tadi malam tanpa tidur, dipenuhi tekanan dan kecemasan yang tidak seorang pun benar-benar tahu. Di balik wajah tenangnya, ada rasa ingin menyerah ingin hidup sederhana tanpa sorotan, tanpa gosip, tanpa beban sebagai publik figur. Tapi apa boleh buat? Ia sudah terlanjur berada di dunia ini. Dan di dunia ini, setiap senyum, setiap kata, selalu diperhatikan dan ditafsirkan.

Ia menarik napas pelan, mencoba mengatur ritme detak jantungnya. Ketika mikrofon mulai diarahkan ke wajahnya, Kevin tetap bersikap sopan.

Suaranya sedikit serak, tapi nadanya tenang.

“I’m fine... really. Of course, it’s been a tough time for all of us,” katanya, lalu menambahkan dalam bahasa yang terbata, “Tapi.. kami bersyukur hasil tes menunjukkan... kami bersih. Kami... nggak seperti yang banyak orang pikir.”

Wartawan terus menembak pertanyaan.

“Bagaimana perasaan Anda setelah hasil tes keluar?”

“Apakah SilverDawn tetap tampil di konser dua hari lagi?”

“Bagaimana tanggapan Anda terhadap fans yang kecewa?”

Kevin tersenyum tipis, menunduk sebentar, lalu menatap ke arah kamera.

“Honestly, it’s mixed feelings,” ujarnya. “Kami kehilangan seseorang yang penting di band ini, and I’m not gonna lie it hurts. Tapi show must go on. Kami akan tetap tampil, meskipun tanpa Kenji. Kami sedang mencari pemain pengganti sementara, someone who can help us keep the music alive.”

Ia berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan.

“Untuk fans... I know you’re all worried, maybe disappointed. Tapi please, jangan judge too fast. Kami semua manusia, kami juga belajar dari semua ini. Yang penting sekarang, kami ingin fokus pada musik dan buat kalian bisa menikmati...musik kami lagi.”

Nada suaranya jujur, tidak berlebihan. Ia mencoba tersenyum walau matanya tampak letih. Di balik kerumunan kamera, Anton dan Riku hanya bisa saling pandang mereka tahu betapa berat beban yang dipikul Kevin.

Setelah menjawab beberapa pertanyaan lagi, Kevin memberi salam pertanda wawancara ingin ia akhiri.

Begitu wawancara selesai, Kevin menunduk singkat sebagai tanda terima kasih, lalu bersama Anton dan yang lainnya mulai berjalan menuju mobil yang sudah menunggu di depan gedung.

Namun langkah mereka tak pernah benar-benar tenang. Wartawan masih terus mengikuti, berdesakan, mikrofon dan kamera menyorot wajah Kevin tanpa henti.

“Kevin! Satu pertanyaan lagi!”

“Kevin tolong kasih kesempatan kita memberikan beberapa pertanyaan lagi!”

“Kevin, bagaimana dengan rumor baru soal...”

Suara-suara itu bercampur, membentuk kebisingan yang menusuk kepala.

Anton berusaha membuka jalan, Riku dan Chris menahan agar Kevin tak terdorong. Tapi tekanan dari kerumunan semakin besar.

Kilatan kamera, suara teriakan, dan panas matahari yang menusuk membuat pandangan Kevin mulai buram.

Ia sempat mencoba tersenyum. Senyum tipis yang nyaris tak terbentuk.

“Guys... I’m fine,” katanya pelan, tapi suaranya makin lemah.

Langkahnya goyah. Anton yang berjalan di samping langsung menoleh.

“Kev?”

Belum sempat ada yang menahan, tubuh Kevin tiba-tiba limbung dan jatuh ke depan. Mikrofon wartawan terhempas, kamera bergeser. Riku dan Eren sigap menangkapnya sebelum membentur lantai.

“Kevin! Bro, bangun!” seru Riku panik.

Suasana langsung kacau. Suara teriakan wartawan berubah menjadi hiruk-pikuk.

Anton segera memberi isyarat kepada petugas keamanan untuk menyingkirkan kerumunan.

“Semua mundur! Please, kasih jalan!”

Tubuh Kevin tampak lemas, wajahnya pucat. Napasnya tersengal pelan, keringat menetes di pelipisnya.

Ia benar-benar kelelahan bukan hanya secara fisik, tapi juga mental. Tekanan, tuduhan, dan sorotan publik akhirnya membuatnya tumbang.

Dalam perjalanan, Anton menatap Kevin yang masih tak sadarkan diri di pangkuannya.

“Kamu udah terlalu capek, Kev,” gumamnya lirih. “Tapi kita nggak bakal biarin lo jatuh sendirian.”

Mobil pun melaju cepat meninggalkan kerumunan, sementara di belakang, wartawan masih berusaha merekam setiap detik kejadian itu.

1
Aksara_Dee
seakan dia yang diajak masuk ya🤣
Aksara_Dee
iya emang ih, pernyataan cinta di saat jadi temenan iyu lbh asik kayak racun mematikan, jd illfeel.
Aksara_Dee
agak susah terwujud sih kayaknya kalau sama Kevin, Mey.
musti pake bodyguard berapa banyak 😅
D. A. Rara
buset Kevin cute bngt Thor😍
Dee: Aku sendiri jg gemez liat visualnya😆
total 1 replies
D. A. Rara
Meira udah diluar batas kewajaran, aku takut Kevin kenapa2 Thor🫣
Dee: Kevin bakalan terjerat, krn Kevin terlalu baik
total 1 replies
Aksara_Dee
kelakuan manager! yg penting rating dan cuan
Aksara_Dee: lama-lama Anton yg ambisi tenar
total 2 replies
Aksara_Dee
mey? melambung ya mei 🤔
Dee: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Aksara_Dee
ketika itu dia belum tahu harga susu yang mahal dan popok yang wajib ada di daftar belanja bulanan.

dia pikir punya anak banyak ngak mumed 😅
Aksara_Dee: royalti lagunya juga bs buat dana pensiun 😅
total 2 replies
Aksara_Dee
jika tidak ada telinga yang mendengarkan keluh kesahmu, ada kertas kosong yang selalu teduh menjadi media mengukir lukamu, Mei.
Aksara_Dee: aku ngerti 😉
total 2 replies
D. A. Rara
kak up nya yg bnyk donk
Dee: Cari mood yg tepat, Kak
total 1 replies
D. A. Rara
Ini sih udah ngk bener, Kevin kamu harus hati²
Dee: Iya, udah mulai posesifnya, padahal bukan siapa2
total 1 replies
Aksara_Dee
eehh jangan yaa
Dee: Hihi..😁
total 1 replies
Aksara_Dee
repot kalau beda keyakinan gini 🥺
Dee: Always thinking the worst,
total 1 replies
Aksara_Dee
ntar tak bayangin dulu ya, suaranya siapa ini
Dee: Nggak terinspirasi dari siapa2 kok, cuma hasil menghaluku aja. Tapi mungkin secara nggak sadar kebawa suasana dari film2 bertema obsesi yg pernah aku tonton 😅
total 5 replies
Aksara_Dee
nah bener tuh, kevin bisa illfeel
Aksara_Dee
Aseekk... jika duit bicara begini nih 🤭
Dee: Betul itu Kak
total 9 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dee: Wah, makasih ya Kak Randa Kencana. Senang banget kamu suka. Tungguin lanjutannya ya
total 1 replies
D. A. Rara
lampu kuning Kevin udah mulai ngerasa kepemilikan ini😱
Dee: Bener banget, Kak
total 1 replies
Aksara_Dee
agak-agak emang Lora ini
Dee: Iya, kena penyakit mental
total 1 replies
Aksara_Dee
warning Kev... tiatii
Aksara_Dee: yap betul. dan itu nggak mudah
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!