Sequel dari Nikah Muda....
Siapa yang tidak mengenal keluarga konglomerat dan nomor satu yang mendunia..
Alicia Margaretha Erlangga, putri kedua dari pasangan suami Istri, Alvarez Narendra Erlangga dan Nayla Kinanti Aurora, seorang gadis bar - bar yang selalu suka semaunya sendiri, tidak pernah mau mendengarkan orang tua, membuat orang tuanya merasa kesal dengan kelakuan anak keduanya. Sampai akhirnya, mereka memutuskan untuk menikahi Alicia dengan seorang pria bernama Angga Fredy Widiatama, anak dari sahabat baik orang tuanya yang selalu menjadi budak nya di sekolah. Karena paksaan Alicia pun menerima perjodohan itu tetapi suatu hari, saat Alicia mulai membuka hatinya untuk Angga, Ia baru mengetahui bahwa Angga adalah pria yang di cintai oleh adek nya, Ayesha. Tetapi Angga sudah lama mencintai Alicia, jauh sebelum pernikahan mereka terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda Sakhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Bantuan!
Di sebuah ruangan, kamar tidur, ketiga gadis menatap nanar pintu kamar mandi yang berjenis kaca acid frosted glass. Sudah beberapa kali pintu itu terbuka dan tertutup, ketiga gadis yang tak lain adalah Vio, Adel dan Ayu hanya menggelengkan kepala saja melihat Alicia yang bolak balik seperti cacing kepanasan.
Pasalnya, sejak 1 jam yang lalu, saat mereka tiba di rumah Alicia. Gadis itu sudah tampak seperti orang sakit yang memegangi perut nya. Mata mereka menatap bingung pada tumpukan piring bekas berisi makanan.
"Tuh anak kenapa sih dari tadi bolak balik mulu?" Tanya Vio menatap heran Alicia.
"Kebelet kali." Tukas Ayu sambil memakan snack di tangan nya.
"Kebelet apaan yang sampe 10 kali gini?" Vio bingung sendiri.
Sampai pintu kamar mandi terbuka dan menampilkan wajah Alicia yang sangat pucat seperti orang sakit. Ya emang sakit kali ya.
"Aduh! Perut Gue," Alicia merintih sakit, memegangi perut nya, keputusan nya makan semua makanan itu adalah salah total. Ujung - ujung nya semua masuk juga ke dalam Water closed.
Alicia terduduk lemas dj atas ranjang, Ayu yang penasaran ikutan duduk, dia memperhatikan wajah Alicia yang pucet."Lo kalo sakit kenapa manggil kita kesini?"Tanya Ayu bingung. Pasalnya Alicia mengirim pesan di Group chat dan meminta mereka untuk datang ke rumah nya.
"Cerita coba sama kita," Sahut Adel memijit tengkuk Alicia."Kalo Lo punya masalah, cerita aja sama kita."
Alicia tak menjawab, dirinya merasa lemas setelah bolak balik ke kamar mandi. Tenaganya sudah terkuras habis dan harus di isi lagi, tapi jalan saja rasanya kaki mau patah.
"Kali ini, Gue butuh otak Lo semua," Seru Alicia pada akhirnya, meski lemas tapi dia tidak bisa terus seperti ini."Gue mau kalian cari solusi dari masalah Gue."
Ketiganya saling pandang, dan beralih melihat Alicia."Apa dulu masalah Lo?"Tanya Adel di angguki yang lain.
Alicia menghela nafas panjang, dia menceritakan semuanya pada sahabatnya. Kenapa? Alicia sudah lama mengenal Adel, Vio dan Ayu. Mereka adalah orang yang sangat Alicia percaya, bahkan tidak ada rahasia di antara mereka. Awalnya Alicia ingin menyelesaikan masalah ini sendiri. Tapi lihat kondisi nya sekarang, gara - gara tidak memikirkan konsekuensi, Alicia menjadi sakit perut dan berujung bolak balik ke kamar mandi lebih dari 10 kali. Niatnya setelah makan banyak dia mau mogok makan, ujung - ujung nya malah sakit.
Hening!
Semua terpaku mendengar kejujuran Alicia. Mereka kembali saling pandang seperti memikirkan sesuatu, ada yang menggeleng, ada yang mengangguk, ada juga yang memejamkan mata. Ketiganya saling berpikir, otak mereka memutar mencerna kata 'Pernikahan' yang baru saja keluar dari mulut Alicia.
Detik kemudian.
Buhahahahahahaha!
Tawa mereka pecah, baik Vio, Adel dan Ayu. Ketiganya tertawa terpingkal - pingkal. Sudah Alicia duga, ceritanya pasti akan di jadikan lelucon oleh para sahabat nya.
Setelah lelah tertawa, Alicia menatap sinis ketiganya."Udah ketawa nya? Udah puas lihat penderitaan Gue?Kalo udah, bisa sekarang Lo bertiga bantuin Gue?"Tanya Alicia menahan rasa kesal nya.
"Sorry! Sorry!" Ayu mengatupkan tangan, meski bibirnya bergerak ingin kembali tertawa."Tapi ini seriusan, Lo beneran mau di nikahin bulan ini?"
"Iya," Jawab nya malas."Makanya otak Gue lagi gak bisa berpikir nih, Gue butuh pinjeman otak Lo pada, biasanya kalo dalam masalah kaya gini kan otak kalian yang bisa di andalkan."
"Gimana ya?" Semua tampak berpikir, tentu saja mereka tidak mau ikut campur, tapi sebagai sahabat, mereka juga gak rela kalo masa remaja Alicia di renggut karena ikatan pernikahan.
"Gue gak tau Lo bakal setuju apa nggak ya," Vio membuka suara."Tapi cuma ini yang tiba - tiba muncul di kepala Gue."Alicia memandang Vio dengan rasa penasaran.
"Apa?Bilang aja! Apapun itu, asalkan bisa menghentikan pernikahan ini, Gue siap!" Balas Alicia yakin.
"Yang penting, jangan lari aja," Tukas Ayu bicara."Lo tau kan kekuasaan Bokap Lo kaya gimana, gak mungkin Lo bisa lari."
"Tenang, Gue juga tau itu," Balas Vio, dia meminta ketiganya untuk mendekat membentuk lingkaran. Vio membisikkan sesuatu tentang rencananya. Semua tercengang mendengar itu. Satu kata buat Vio 'Amazing'.
"Gila! Seriusan, itu rencana Lo." Ayu menutup mulut nya saking tak percaya nya.
"Ya cuma dengan cara itu, Gue gak bisa mikirin hal lain nya." Kata Vio, hanya cara itu saja yang terpikirkan.
"Kalo pun Alicia setuju, dia harus bawa siapa. Sementara Alicia belum nembak target baru." Timpal Adel, semua melirik ke arah Alicia, meminta persetujuan nya.
"Huft," Alicia menghela nafas kasar, mengusap wajahnya."Karena gak ada cara lain, Gue akan pake cara itu. Sebenarnya ada satu orang yang Gue pikirin--"Alicia tak melanjutkan kata - katanya, dia melihat ketiga sahabat nya, menatap dirinya dengan penuh tatapan aneh, bibir membentuk senyuman. Tapi itu sangat mengerikan di mata Alicia.
"Kayanya, Gue tau deh, siapa yang bakal Lo bawa." Ayu menaik turunkan alisnya, mengedipkan mata menggoda Alicia.
"Ya jelas dong, secara mereka itu udah deketnya banget!" Ledek Vio.
"Gue gak deket ya sama Angga," Sanggah Alicia dengan wajah cemberut nya."Lagian dia juga udah punya pacar."
"Rupanya lagi cemburu," Tukas Adel menepuk bahu Alicia tapi dalam hati dia tertawa, begitupun yang lain.
"Hidih, siapa juga yang cemburu. Nggak ya! Gak ada dalam kamus Gue kata cemburu itu." Yakin Alicia, tapi dari hati terdalam malah dongkol saat mengingat adegan pelukan antara Angga dengan gadis yang bahkan dia tidak lihat wajah nya.
"Yakin?" Vio menyenggol bahu Alicia sambil mengedip - ngedip kan mata menggoda.
"Mata Lo sakit," Cetus Alicia kesal."Udah sana, Lo bertiga mendingan pulang."
"Ya gitu, manggil kita kesini cuma pas ada maunya doang, sekalinya masalah selesai, kita di buang bagaikan sebuah barang bekas." Celetuk Adel dengan wajah di tekuk.
"Tapi ngomong - ngomong," Vio menyenggol bahu Alicia sambil tersenyum."Babang ganteng, my love love kemana, kok gak kelihatan."
Alicia rasanya mau muntah mendengar kalimat itu."Bang Leo gak ada di rumah, lagian Lo ngapain sih centil amat, udah di tolak juga."Bukan Alicia tapi Adel yang menjawab.
"Lah, sirik aja Lo! Mending Gue masih berusaha, lah Lo, udah punya pacar malah mepet - mepet kaya lepet." Kesal Vio sekalian meledek.
Adel jelas tidak terima."Ya wajar dong, lagian siapa yang bisa nolak pesona Babang ganteng, apa lagi seganteng Abang Leo. Dan lagi bakal jadi saudara ipar Alicia. Siapa yang bakal nolak?"Adel juga tak mau kalah.
"Gue yang gak mau punya ipar kaya Lo semua," Alicia berkata tanpa ekpresi seking kesal nya. "Lagian percuma Lo goda, tuh muka kulkas gak bakal tertarik sama model kek Lo berdua."
"Dasar gak ada akhlak!" Seru Vio dan Adel bersamaan."Kulkas kalo gak di colokin juga pasti freezer nya bakal mencair. Siapa tau dari kita - kita bisa dapetin Babang ganteng."Kata Adel yang masih membayangkan tubuh Leo berada di dalam kolam renang. Tubuh berototnya yang kotak - kotak.
"Terserah Lo pada deh, tapi kalo sakit hati, awas aja Lo nangis - nangis."Adel dan Vio sama - sama cemberut.
Tok
Tok
Tok
Terdengar suara yang mengetuk pintu kamar Alicia. Alicia tertegun dan beranjak dengan kaki yang masih lemas.
Ceklek.
"Daddy?" Alicia mengerutkan kening, tumben sekali Daddy nya ada di rumah jam segini."Ada apa Dad?"
"Kenapa wajah kamu pucet banget?" Tanya Al memperhatikan wajah anak nya, seperti orang sakit."Kamu sakit?"
Alicia menggeleng cepet."Baru bangun tidur!"Bohong nya."Daddy ada perlu?"
Al menghela nafas pendek."Daddy ada urusan di kantor, kamu tolong jagain Ayesha. Dia baru aja mengalami kecelakaan!"
Mata Alicia langsung membelalak, tubuh nya melemas seketika, jantung nya berdebar sangat kencang."A-ayesha?!"Suaranya tertahan di tenggorokan. Rasa takut yang sempat hilang, perlahan pecah dan kembali masuk. Pikiran akan kembali kehilangan tiba - tiba seperti palu yang mengetuk hatinya, sakit sekali.