NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Pengasuh

Kinara terdiam tak bisa bergerak. Ia shock dipeluk seperti itu oleh Aldo. Meski sedang sakit, tarikan tangannya sangat kuat, Kinara tak sempat mengelak. "Aldo tolong bangunlah," bisik nya ditelinga Aldo. Aldo tersadar sepenuhnya setelah mendengar suara Kinara yang begitu dekat ditelinganya. Aldo tersentak melihat tangannya yang memeluk Kinara dengan erat. Meski jantung Kinara berdegup kencang, ia berusaha tenang. Aldo berusaha untuk duduk. "Maaf aku tidak sadar." Kinara hanya mengangguk pelan. "Makanlah dulu, sudah aku buatkan bubur khawatir kamu masuk angin dan tambah demam."

Kinara mengangkat meja ke hadapan Aldo. "Kamu bisa makan sendiri?" Aldo mengangguk. Ia perlahan menyendok bubur dan memakannya. "Malam ini aku tidur di ruang tamu. Aku akan mengontrol suhu tubuhmu memastikan kamu demam lagi atau tidak." Aldo menghentikan suapannya. "Tidak perlu itu akan merepotkanmu," ujar Aldo. "Tidak apa-apa, karena sore tadi badanmu sempat hangat lagi. Setelah aku kompres baru benar-benar turun. Dan sekarang mulai demam lagi. Kalau sampai pagi nanti kamu masih demam sebaiknya kita periksakan ke dokter." Kinara meletakkan tablet Paracetamol di sisi gelas. Aldo mengangguk, "Baiklah".

Ia pergi keluar sambil membawa meja kecil itu setelah Aldo selesai. "Kamu sempat mengigau tadi," ujar Kinara. "Benarkah? Apa aku berkata yang tidak pantas?" Kinara tersenyum dan menggeleng, "Kamu hanya menyebut nama mantanmu. Apa kamu sangat merindukannya?" Kinara merasa penasaran. "Ah kamu mengada ada, untuk apa aku memanggilnya." Kinara hanya mengangkat kedua bahunya lalu pergi meninggalkan Aldo yang melamun. ' Aku memang memimpikannya, tapi dimimpi itu aku bukan merindukannya tapi memanggilnya yang berdiri di pinggir jembatan. Apa maksudnya ya?' benaknya.

Kinara duduk diruang tengah sambil menyiapkan draft wawancara dengan Aldo. Sampai pukul 21.30 Kinara merasa mengantuk, ia membuka kamar Aldo perlahan. Aldo nampak begitu lemah, ia tertidur pulas tapi tubuhnya penuh keringat. Kinara mengambil termometer lagi dan memeriksanya, "39,8° tinggi sekali," gumamnya. Kinara mengambil handuk kompres dan air hangat dan mulai mengompres lagi. Dengan terkantuk-kantuk Kinara berusaha memantau suhu tubuh Aldo hingga sudah tidak demam lagi.

Kinara menyeka keringat Aldo dengan handuk basah dan mengeringkannya. Baju Aldo basah tapi dia bingung harus bagaimana menggantinya. Akhirnya perlahan ia membuka pakaiannya. Untung saja yang ia pakai piyama berkancing depan jadi mudah untuk membukanya. Kinara akhirnya membiar Aldo bertelanjang dada, dan menyelimutinya hingga ke leher. Saat Kinara ingin beranjak tangannya dicengkeram kuat oleh Aldo, "Jangan pergi ku mohon" Kinara tertegun lalu mengibas tangannya didepan mata Aldo. "Apa dia mengigau lagi?" gumamnya lirih. Kinara mencoba membuka jari Aldo satu persatu tali cengkraman itu terlalu kuat. Akhirnya Kinara pasrah ia merebahkan kepalanya disisi ranjang sambil berusaha mencari posisi yang nyaman untuk tidur.

Suara alarm handphone Aldo berbunyi. Aldo terkesiap, dan melihat Kinara yang tertidur disamping ranjangnya. Ia terkejut ternyata tangannya memegang pergelangan tangan Kinara. Ia buru-buru melepaskan tangannya, dan mengambil handphone yang tergeletak disamping bantalnya. Kinara masih tertidur dengan suara alarm yang keras itu. 'Apa dia begadang menjagaku? Tidurnya pulas sekali.' benak Aldo. "Kinar" panggil Aldo lembut. Kinara tak bergeming, "Kinar," panggilnya lagi. Kinara terbangun, mengangkat kepalanya dan menatap Aldo. "Kalau kamu masih mengantuk, tidur lah dikamarmu," ujar Aldo.

Kinara yang setengah sadar berdiri lalu berjalan ke kamarnya meninggalkan Aldo. Aldo terkejut melihat tubuhnya yang bertelanjang dada. Piyamanya ada diujung kasur, handuk kompres juga ada dibawah. "Mungkin semalam aku demam lagi," gumamnya. Ia mencoba berdiri tapi badannya tiba-tiba terhuyung, kepalanya terasa pusing. Ia mencoba duduk lagi ditepi kasur. "Sepertinya aku memang belum sembuh." Aldo menghela nafas. Ia duduk bersandar pada ranjang. Lalu memeriksa pesan di handphone nya. pesan Bastian. Ada juga pesan dari nomer tak dikenal, isi pesannya. Aldo mengcopy nomer itu lalu menyalinnya di aplikasi pencari nama kontak.

Nama yang muncul adalah Kamelia. 'Dari mana dia mendapatkan kontakku?' benak Aldo. Aldo baru tersadar pesan itu terkirim ke nomer kerjanya yang tercantum dikartu namanya. Bukan di nomer pribadi. 'Bisa jadi dia mencari kontakku pada teman komunitas dan mitra kerjasamanya.' Ia mengabaikan pesan itu. Hanya membalas pesan Bastian, balasnya. Suara alarm dari handphone Kinara berbunyi, lalu tiba-tiba mati. Kinara menghampiri Aldo, "Bagaimana kondisimu?" tanyanya. "Seperti katamu, sepertinya aku harus ke dokter," jawabnya. Kinara memeriksa suhu Aldo dengan termometer, Kinara mengangguk "37,5° sebentar aku bersiap aku bawa kamu ke IGD."

Tanpa menunggu respon Aldo Kinara berbalik menuju kamarnya. Aldo hanya bisa pasrah karena dia sendiri tidak mampu berdiri tidak mungkin ia bisa ke rumah sakit sendiri. Tampak terdengar suara Kinara yang sedang menelpon seseorang. Ia ke kamar Aldo dengan pakaian lebih rapi dan segar. "Maaf aku buka lemarimu ya, aku ambil baju baru. Semalam kamu benar-benar berkeringat." Aldo mengangguk. Kinara menghampirinya dan membantunya memakai kaos baru. Mereka sempat bertemu mata. Kinara lalu mengambil tisu basah dari tas selempang nya. "Bersihkan wajahmu dengan ini." Aldo mengambil tisu basah dari tangan Kinara.

Kinara memesan taksi dan memapah Aldo perlahan, membantunya mengenakan jaket dan sendal. Tak lama, taksi yang mereka tunggu datang. Setelah membantu Aldo masuk ke dalam taksi, Kinara ikut masuk dan mobil melaju dijalan.

10 menit perjalanan, mereka sampai dirumah sakit terdekat. Kinara membantu Aldo keluar dari taksi dan memapahnya ke ruang IGD. perawat menyambut mereka. "Mba, bisa daftarkan suaminya ke bagian administrasi didepan ya, " ujar perawat itu. Kinara ingin mengkoreksi, tapi perawat itu buru-buru pergi mengambil alat periksa. Kinara akhirnya pasrah dan menuju ruangan yang ditunjuk. Untung saja ia sempat membawa handphone dan dompet Aldo memeriksa kartu tanda pengenal dan menyerahkan pada petugas. "Suaminya daftar dibagian apa mba?" tanya petugas. "IGD," jawab Kinara singkat. Ia sudah tak berdaya untuk komplain.

Kinara kembali ke ruang IGD setelah selesai pendaftaran. Ia duduk didepan meja dokter jaga, "Mba ini suaminya perlu diambil darah, kalau dilihat dari gejala yang dijelaskan sepertinya ada kemungkinan types tapi perlu dipastikan lagi." Kinara hanya mengangguk mengerti, "Mba bisa tunggu dulu di ruang tindakannya. Darah tadi sudah diambil. Kalau sudah ada hasil lab baru di putuskan harus rawat inap atau tidak." Kinara mengangguk lagi lalu ke ranjang Aldo. "Kamu punya kerabat disini?" tanya Kinara. "Aku punya tante di sini, tapi sebaiknya tidak perlu di beritahu, paling aku cuma kelelahan." Kinara hanya terdiam. "Baiklah kita tunggu saja hasil labnya, biar dokter jelaskan situasimu." Aldo mengangguk.

"Kamu tidak ke kantor?" Kinara Menggeleng, "Aku sudah mengajukan ijin melalui telpon. Nanti aku juga urus administrasinya setelah sudah ada kepastian." Aldo mengangguk, "Maaf merepotkanmu." Kinara hanya tersenyum. 'Seandainya dia setuju menghubungi keluarganya, aku tidak perlu sampai harus ijin kantor,' benak kinara. "Apa tadi malam aku mengigau lagi?" Kinara menatap Aldo, "Kamu tahu kamu menahan tanganku semalaman? kamu juga bilang "Jangan pergi". Entah apa yang kamu mimpikan, badanku jadi sakit semua karena harus tidur dengan posisi tidak nyaman seperti itu." Kinara sengaja membuat Aldo merasa berhutang budi padanya. "Maafkan, aku benar-benar merepotkanmu." Aldo menunduk malu.

Dokter menghampiri mereka, "Hasil labnya sudah keluar, positif gejala types tapi tidak terlalu parah. Bisa dirawat dirumah tapi tolong pastikan makanannya yang sehat, tidak stress, dan banyak istirahat." Aldo mengangguk, "Ini resep obatnya, bisa ditebus di apotik. Pastikan jam minum obatnya sesuai dengan arahan apoteker. Suaminya mungkin masih sangat lemas tapi demamnya mungkin akan segera turun." jelas dokter lagi. Kinara mengangguk lalu mengucapkan terima kasih.

Dokter kembali ke meja kerjanya. Aldo ternganga mendengar panggilan dokter untuknya tadi. "Kenapa? harusnya aku yang protes. Kamu tunggu sebentar, aku tebus obat dan ke kasir dulu," ujar kinara meninggalkan Aldo yang tertegun dengan ucapan Kinara.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!