NovelToon NovelToon
Air Mata Istri Yang Diabaikan

Air Mata Istri Yang Diabaikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: fadelisa dedeh setyowati

Ratna yang tidak bisa hamil menjebak suaminya sendiri untuk tidur dengan seorang wanita yang tak lain adalah adik tirinya.

ia ingin balas dendam dengan adik tirinya yang telah merenggut kebahagiaannya.

akankah Ratna berhasil? atau malah dia yang semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fadelisa dedeh setyowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Air Mata Istri Yang Diabaikan 31

Hari ini Andini berencana ke rumah orang tuanya, ia sudah rindu dengan masakan rumah. Sebelum ke rumah Andini sudah menelepon ibunya dan meminta di buatkan ayam goreng kremes kegemarannya. Tentu saja ibunya dengan senang hati akan memasakkan untuk putri semata wayangnya itu.

Awalnya Andini tidak ingin mengajak Bagas, karena ia yakin Bagas tidak akan mau. Tapi pagi itu selesai sarapan Bagas bertanya apa ia tidak rindu rumah, sudah 2 minggu lamanya Andini tidak mengunjungi orang tuanya.

Ditanya seperti itu Andini langsung mengiyakan. Rencana selesai USG ia akan berkunjung ke rumah orang tuanya.

Ratna meminta Bagas untuk menemani Andini USG supaya Bagas tahu apa yang harus ia lakukan dan persiapkan sebagai seorang suami dan karena Ratna yang meminta Bagas tidak bisa menolak.

Bagas dan Andini memeriksakan kandungannya di salah satu rumah sakit yang ada di jalan Adi Sucipto. Andini berharap kandungannya sehat dan baik-baik saja.

Selama dua bulan ini Andini tidak merasakan banyak ngidam – atau belum? Tapi ia merasa sangat sensitif akhir-akhir ini terutama soal Bagas. Tapi Andini tidak bisa berbuat banyak. Ia harus kuat demi anak yang di kandungnya.

Beruntung Ratna bersedia membantunya dan terus mendukungnya.

Ratna mengusulkan agar Andini melakukan USG di rumah sakit dan dokter hasil rekomendasi teman-temannya. Karena sudah pasti dokternya profesional dan terpercaya. Andini pun mengangguk setuju.

Tak lama Bagas dan Andini menuju rumah sakit yang di rekomendasikan Ratna dan memilih dokter yang juga di usulkan Ratna.

Sambil menunggu antrean Andini mencoba sesekali mengajak Bagas bicara meskipun jawabannya  hanya berputar antara ya dan tidak dan itu membuat Andini lelah dan memilih untuk diam.

Setelah beberapa saat menunggu nama Andini di panggil untuk masuk ruang USG. Bagas juga ikut karena ia penasaran seperti apa hasil USG-nya

Ruang periksa terasa tenang dengan lampunya yang agak redup. Mesin USG menyala dengan suara khasnya. Andini berbaring di atas tempat tidur periksa, sesekali tangannya meremas ujung bajunya yang menutupi perutnya. Antara gugup tapi juga bersemangat, di sampingnya ada dokter Maya – seorang dokter yang berpengalaman yang siap melakukan pemeriksaan.

Dokter Maya tersenyum hangat, “Baik Ibu Andini, kita mulai pemeriksaan USG ya, usianya sekarang kira-kira delapan minggu, betul?”

Andini mengangguk pelan, “Betul dok, rasanya masih nggak percaya saya dok. Bahwa ada kehidupan di dalam perut saya,”

“Wajar sekali merasa begitu Bu, hal yang normal. Baik, saya oleskan gel dulu ya di perutku ibu. Ini agak dingin ya bu jadi jangan kaget,” ucap dokter Maya ramah.

Andini sedikit meringis kemudian tertawa kecil, “Ternyata dingin sekali gel-nya dok,”

Dokter Maya hanya tersenyum lembut, kemudian tangan dokter Maya menggerakkan probe USG secara perlahan, “Nah kita lihat sama-sama di layar. Ini kantung kehamilan Ibu Andini. Ukurannya sesuai dengan usia kehamilan dua bulan,”

“Ya ampun dok, itu anak saya? Kecil sekali,” ucap Andini antara senang dan terharu.

Bagas yang penasaran ikut melihat lebih dekat, dokter Maya menunjuk layar.

“Ini Pak Bagas, kantungnya sudah terlihat ya, dan di sini terlihat calon janinnya. Coba dengar ... saya nyalakan suaranya ya,”

Terdengar suara detak jantung kecil melalui alat, cepat dan teratur.

“Dok, itu ... jantungnya? Cepat sekali detaknya,” tanya Andini sambil menutup mulut karena terharu.

“Benar bu, detak jantung bayi memang lebih cepat dari orang dewasa dan ini tandanya bagus sekali. Artinya janin berkembang dengan baik,” ucap dokter Maya menjelaskan.

Mata Andini berkaca-kaca dan berpaling pada Bagas, “Anak kita sehat mas,”

Bagas yang berada di samping Andini tanpa sadar menggenggam tangan Andini, “Iya Din,”

“Terima kasih dok, saya lega sekali mendengarnya,” kata Andini pada dokter Maya.

“Sama-sama Bu Andini. Yang penting sekarang jaga pola makan, cukup istirahat dan rutin kontrol ya, vitaminnya jangan lupa diminum. Kita pantau sama-sama perkembangan si kecil ya bu,” ucap dokter Maya mengakhiri sesi USG.

Setelah selesai USG Bagas dan Andini masih mengantre untuk menebus beberapa vitamin yang harus di konsumsi Andini. Saat mengantre Bagas sesekali melirik Andini yang terlihat sumringah wajahnya, wanita itu tampak senang mengelus perut bawahnya. Bagas tahu Andini sedang bahagia karena janinnya sehat dan berkembang dengan baik.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya vitaminnya mereka tebus dan kemudian pergi ke rumah orang tua Andini.

Sesampainya di sana Ayah dan Ibu Andini sudah menunggu di teras rumah, menanti keduanya.

Andini yang turun terlebih dahulu segera mencium punggung tangan Ayahnya dan memeluk ibunya dengan erat sambil bercerita bahwa hasil USG-nya bagus.

Ibu Andini yang mendengarnya sangat senang dan mengajak Andini juga Bagas untuk masuk ke rumah.

Saat semuanya duduk masing-masing memancarkan senyum lega. Di ruang tamu Ibu Andini menyajikan teh manis hangat dan pisang goreng.

“Jadi hasilnya sehat ya nduk?” tanya Ibu Andini penasaran.

“Iya Bu, bayinya sehat. Dokter bilang jantungnya sudah berdetak,” ucap Andini dengan raut wajah gembira yang tak dapat disembunyikan.

“Cucu pertama kita Yah, sehat ....” kata Ibu Andini sambil berpaling ke suaminya.

“Iya bu, cucu pertama kita sehat-sehat saja,” balas Ayah Andini menggenggam tangan istrinya.

“Selamat ya nduk, nak Bagas,” ucap Ibu Andini kepada keduanya.

Bagas hanya mengangguk kecil.

“Titip Andini dan bayinya ya le,” ujar Ayah Andini kepada Bagas, “Tolong dijaga kehamilannya.”

“Betul, apalagi ini baru dua bulan. Tolong diperhatikan ya nak Bagas,”

“Iya Bu, pasti saya akan memperhatikan Andini dan bayinya.” Jawab Bagas mencoba menenangkan hati Ayah dan Ibu Andini.

“Ibu jadi tenang mendengarnya, jaga diri baik-baik ya nduk, jangan terlalu capek. Semoga semuanya lancar sampai lahiran,” ujar Ibu Andini sambil mengelus perut Andini perlahan.

“Makan dulu yuk, ibu udah masak ayam kremes sama sambel terasi, enak hlo nak Bagas,” ajak Ibu Andini pada semua anggota keluarganya.

Lalu keempatnya makan bersama seperti keluarga yang tengah berbahagia. Acara makan siang itu dipenuhi dengan nasehat dan wejangan untuk Bagas dan Andini dan di sela dengan percakapan yang mengundang tawa bahagia.

Andini merasa sangat bersyukur hari ini. Dia juga merasa bahagia karena Bagas mau menemaninya USG dan ke rumah orang tuanya.

Selesai makan, Bagas dan Andini pamit mau melanjutkan pekerjaan karena tadi keduanya minta izin datang tengah hari dengan alasan Andini akan USG.

Ayah dan Ibu Andini melepas keduanya dengan hati yang senang.

Sambil mencuci piring Ibu Andini tak henti-hentinya mengucap syukur karena Andini dan bayinya sehat.

“Syukur ya Yah, Andini dan calon bayinya sehat-sehat.”

“Iya bu, syukur ya. Semoga semuanya lancar,”

“Kabar anakmu gimana? Udah hamil belum, ko ga ada kabar, jangan-jangan mandul,” ucap Ibu Andini agak sinis.

“Sudah bu jangan di bahas,” ucap Ayah Andini dengan sabar.

“Kasihan ya belum hamil juga. Yah semoga ga mandul aja. Ahh pokoknya ibu seneng Andini dan janinnya sehat,”

“Iya bu iya ....” ujar Ayah Andini supaya istrinya teralihkan percakapannya.

Setelah istrinya selesai mencuci piring, Ayah Andini termenung, “Gimana kabarmu, nduk?” ucap Ayah Andini lirih.

1
Cookies
air mata istri yg diabaikan, andini yach
fadeliu: betul ka .. dia istri yang di abaikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!